TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Konflik Tanah di Jalan Selambo, 3 Rumah dan 1 Kantor Rusak Parah 

Masyarakat dan pihak pengembang lahan diduga saling serang

Kapolrestabes Medan Kombes Pol Teddy Marbun (IDN Times/Eko Agus Herianto)

Deli Serdang, IDN Times - Konflik agraria yang terjadi di Jalan Selambo Desa Amplas, Percut Seituan, memakan korban, Senin (16/9/2024). Setidaknya ada 1 korban yang mengalami luka-luka dan beberapa rumah mengalami kerusakan berat.  

Konflik yang terjadi tepat di wilayah tanah garapan eks PTPN 2 itu ditengarai karena masalah tanah. Bahkan di tempat yang sama ada 7 angkutan umum yang juga dirusak oleh sekelompok anak muda.

1. Saling berebut tanah jadi pemicu konflik yang terjadi di Selambo

Konflik agraria yang terjadi memantik atensi Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Teddy Marbun. Ia mendapatkan laporan dari masyarakat bahwa di tempat tersebut sejumlah kelompok masyarakat melakukan pengerusakan rumah kepala dusun.

"Latar belakang adalah saling berebut lahan tanah antara PT dengan kelompok Forum (Forum Perumahan dan Pemukiman Bersama Selambo Sejahtera) yang diinisiator oleh OB. Dia yang mengajak masyarakat yang bukan warga Selambo ini menggarap kurang lebih 200 hektare (lahan)," kata Kombes Pol Teddy, Rabu (18/9/2024).

Kelompok masyarakat tersebut dikatakan Teddy berjumlah 2.000 orang. Mereka juga konon diminta tagihan uang administasi kurang lebih Rp500 ribu dan diyakinkan diberi tanah garapan seluas 10 x 20 meter.

"Atas dasar ini, forum melakukan upaya menguasai lahan. Ada informasi kelompok ini menggarap lahan yang sebelumnya dikuasai PT dan merusak tembok menggunakan alat berat," lanjutnya.

2. Perusahaan pengembang diduga membayar geng motor untuk menghancurkan kantor forum masyarakat, begitu pula dengan forum maayarakat yang balik menyerang rumah Kepala Dusun

Sementara itu Teddy menjelaskan bahwa pemicu konflik di Jalan Selambo semakin keruh saat pihak perusahaan diduga menggerakkan kelompok geng motor untuk melakukakan upaya pengerusakan kantor forum masyarakat.

"Kemarin Polisi melakukan upaya pengamanan supaya tidak terjadi konflik antara kelompok PT BGD (Bangun Graha Deli) dengan masyarakat. Kemarin sempat terjadi beberapa kejadian. Pertama bahwa kelompok dari geng motor yang diinikan (dikerahkan) oleh PT. BGD dengan membawa geng motor Neleng, melakukan pengerusakan terhadap kantor forum bersama ini dan melakukan beberapa pembakaran sepeda motor," kata Teddy.

Serangan geng motor Neleng itu disebut Teddy menimbulkan isu bahwa yang menggerakkan mereka adalah kepala dusunnya sendiri (Dusun III A Desa Amplas). Sehingga kelompok masyarakat tersebut melakukan upaya balas dendam dengan mengerahkan kelompok geng motor dari mereka yang bernama KAMI. 

"KAMI melakukan pengerusakan. Pertama melakukan pengerusakan dan pelemparan terhadap rumah Kepala Dusun 3 Desa Amplas bernama Ayub, kemudian juga melakukan pengerusakan rumah di tempat lain yaitu rumah Hendro Simamora di jalan teratai tanah garapan dusun 3. Mereka juga melakukan pengerusakan di rumah Salim Sinambela," kata Kapolrestabes Medan.

Di tempat Salim Sinambela, kelompok tersebut melakukan pengaiayaan terhadap anaknya (RS). Ia mengalami luka di tangan sebelah kiri dan telinga dan kini sedang dirawat di rumah sakit.

3. Kapolrestabes Medan: jangan terpengaruh dengan iming-iming bahwa ada tanah murah di tanah garapan

Kelompok Forum Perumahan dan Pemukiman Bersama Selambo Sejahtera dikatakan Kapolrestabes Medan juga merusak sebuah sepeda motor. Pihak kepolisian berjanji akan memproses kejadian yang dilakukan beberapa orang tersebut. 

"Baik oknum geng motor, oknum forum, dan lainnya (akan kita proses). Kita tidak mentolerir adanya tindak pengerusakan dan penganiayaan. Oleh karena itu kita semua turun ke sini untuk mengamankan dari hari Senin sampai sekarang," kata Teddy.

Polisi di Jalan Selambo bersiaga dengan menurunkan personelnya untuk berjaga. Di Jalan Selambo disiapkan 1 pleton, dan di lahan tanah garapan juga disiapkan 1 pleton. Hal ini dikatakannya agar masyarakat tidak mengganggu arus kelancaran bagi masyarakat yang mau melintasi jalanan.

"Sudah dilakukan upaya persuasif supaya permasalahan tanah garapan ini harus dibahas secara bersama-sama. Kami akan memanggil pemerintahan daerah Deli Serdang, Camat, dan kita rembukan bersama. Dan kita mengimbau agar tidak terpengaruh dan terprovokasi terutama pada masyarakat yang tergabung dalam Forum, agar tak terpengaruh dengan iming-iming bahwa ada tanah murah di tanah garapan," lanjutnya.

Verified Writer

Eko Agus Herianto

Bagian dari IDN Times regional Sumut, menggemari dunia kesusastraan dan kesenian.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya