TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ini Manfaat Kegiatan Belajar di Luar Kelas untuk Siswa

Menolang program pembentukan sekolah ramah anak

IDN Times/Handoko

Binjai, IDN Times - Segenap lembaga pendidikan negeri dan swasta di Kota Binjai, mulai dari tingkat PAUD, TK, SD, hingga SMP, secara serentak melaksanakan kegiatan sehari belajar di luar kelas terhadap seluruh siswanya, Kamis (7/11). Kegiatan penopang program pembentukan sekolah ramah anak tersebut diselenggarakan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Binjai.

Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati Hari Anak Universal 2019, yang jatuh pada 20 November mendatang.

1. Belajar di luar kelas tingkatkan kemampuan anak

IDN Times/Handoko

Dalam keterangannya kepada wartawan, Lina menyatakan, kegiatan sehari belajar di luar kelas dilaksanakan sesuai Instruksi (Plt) Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Binjai Nomor: 800-4595, tanggal 29 Oktober 2019.

Tidak hanya di Kota Binjai, kegiatan yang terfokus pada upaya peningkatan kemampuan sensomotorik dan psikomotorik anak tersebut, dilaksanakan pula sebagian besar lembaga pendidikan yang ada di Indonesia.

"Kegiatan ini sendiri dimaksudkan agar anak-anak menjalani proses belajar mengajar secara lebih santai, mengingat setiap tahapannya diselingi dengan permaianan dan kegiatan-kegiatan edukasi lainnya," ungkap Lina.

2. Dimaksudkan membentuk sekolah ramah anak

IDN Times/Handoko

Secara khusus Lina menyebut, kegiatan sehari belajar di luar kelas dilaksanakan dengan maksud membentuk lembaga pendidikan dengan kategori sekolah ramah anak. Tujuannya sendiri tidak lain untuk merealisasikan program Binjai kota layak anak.

Dalam hal ini, katanya, pelaksanaan kegiatan tersebut diharapkan mampu mendorong pembentukan sekolah-sekolah ramah anak di Kota Binjai, serta meningkatkan kesadaran pengelola lembaga pendidikan untuk melindungi dan memenuhi hak anak.

"Secara kebetulan, sebelum kegiatan ini terlaksana, di Kota Binjai sendiri baru ada sebanyak 25 lembaga pendidikan dengan kategori sekolah ramah anak. Sehingga melalui kegiatan, kita berharap jumlahnya terus bertambah," tukasnya.

3. Durasi kegiatan berlangsung tiga jam

IDN Times/Handoko

Menurut Lina, dalam pelaksanaan kegiatan sehari belajar di luar kelas, pihak sekolah diinstruksikan untuk melaksanakan seluruh teknis, tahapan, dan metode pembelajaran siswa, sesuai petunjuk pelaksanaan Dinas Pendidikan Pemerintah Kota Binjai.

Dimana menurutnya, kegiatan tersebut dilaksanakan dalam durasi selama tiga jam, dimulai sejak pukul 07.00 hingga 10.00 wib.

Tahapan acaranya sendiri diawali dengan penyambutan siswa saat masuk sekolah, upacara bendera, senam, sarapan, dan bermain bersama, pelatihan evakuasi bencana, deklarasi dan pelantikan tim sekolah ramah anak, hingga resepsi penutupan acara.

"Pasca penutupan acara, tentunya giliran lembaga pendidikan yang menentukan kegiatan lainnya. Mereka tentu bebas memilih, apakah siswanya dipulang, atau kembali melanjutkan proses belajar-mengajar secara normal," jelasnya.

Baca Juga: Dua Siswi Disiram Air Keras saat Pulang Sekolah, Berikut Kronologinya

4. LPA Binjai apresiasi kebijakan Pemerintah

IDN Times/Handoko

Terpisah, Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kota Binjai, Rahmad Fadli Sirait, mengaku terkesan dengan pelaksanaan seluruh tahapan kegiatan sehari belajar di luar kelas yang dilakukan siswa dan guru.

Dia juga mengapresiasi kebijakan Pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Pendidikan Republik Indonesia, yang berupaya mengembangkan konsep sekolah ramah anak, sebagai salah satu indikator kota layak anak.

"Saya kira kegiatan seperti ini baik dan sangat positif bagi anak, terutama untuk membangun intelektualitas dan kreatifitas mereka," ungkapnya usai meninjau kegiatan edukasional itu di Yayasan Perguruan Kristen Methodist Indonesia (PKMI) Kota Binjai.

5. Delapan konsep sekolah ramah anak

(Ilustrasi aktivitas di sekolah) IDN Times/Feny Maulia Agustin

Lebih jauh Rahmad menyatakan, suatu lembaga pendidikan dapat dikategorikan sekolah ramah anak jika dia mampu memenuhi delapan konsep pokok, yakni bersih, aman, ramah, indah, inklusif, sehat, asri, dan nyaman.

"Sayangnya, meski ada banyak sekolah telah mengklaim lembaganya sebagai sekolah ramah anak, namun faktanya mereka belum mampu menerapkan sebagian besar konsep tadi," serunya, didampingi Sekretaris LPA Kota Binjai, Rahimin Sembiring.

6. Sekolah ramah anak ditentukan enam indikator

IDN Times/Handoko

Di sisi lain Rahmad mengaku, ada enam indikator utama suatu lembaga pendidikan patut dikategorikan sebagai sekolah ramah anak.

Pertama, katanya, sekolah itu harus nol kekerasan, kecelakaan, dan diskriminasi terhadap anak. Kedua, sekolah telah mampu menerapkan standar pelayanan pendidikan minimal nasional.

Ketiga, metode pembelajaran tidak memberatkan siswa, baik secara fisik maupun psikologis. Keempat, tersedianya sarana-sarana pendukung yang mendukung pemenuhan kebutuhkan anak.

Kelima, suatu sekolah telah memiliki jalur evakuasi terhadap terjadinya bencana dan zona amam sekolah. Kelima, memiliki kualitas tenaga pendidik mumpuni, yang diimbangi dengan bekal pola pikir, sikap, dan perilaku yang baik.

"Jika seluruh indikator tersebut mampu dipenuhi secara utuh oleh suatu lembaga pendidikan, saya optimis program ini akan mampu mendorong pembentukan sekolah-sekolah ramah anak di Kota Binjai," timpalnya.

Baca Juga: Miris, Bu Guru Honorer di Buleleng Paksa Siswinya Threesome

Berita Terkini Lainnya