TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kenali Penyakit Menular dari Hewan Kurban dan Cara Mencegahnya

Periksa hewan kurban lewat metode antemortem dan postmortem

Pengecekan kesehatan sapi (IDN Times/Handoko)

Binjai, IDN Times - Menjelang Hari Raya Iduladha 1443 Hijriah, volume penjualan hewan ternak jenis sapi, lembu, kerbau, domba, dan kambing, tentunya mengalami lonjakan cukup signifikan dibandingkan pada hari normal. Hal tersebut dianggap wajar menyusul peningkatan kebutuhan hewan kurban oleh masyarakat.

Pemerintah Kota Binjai pun turut mengimbau masyarakat agar senantiasa mewaspadai kemungkinan infeksi penyakit menular dari sapi, lembu, kerbau, domba, dan kambing kurban kepada manusia.

Baca Juga: Bacaan Doa dan Tata Cara Penyembelihan Hewan Kurban saat Idul Adha 

1. Mengenal penyakit zoonosis yang ditularkan hewan kepada manusia

IDN Times/Handoko

Demi mengantisipasi kemungkinan terjadinya infeksi penyakit menular dari hewan kepada manusia, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pemerintah Kota Binjai melaksanakan program pencegahan zoonosis.

Zoonosis sendiri merupakan infeksi penyakit yang ditularkan di antara hewan vertebrata kepada manusia, ataupun sebaliknya. Zoonosis memang telah lama menjadi perhatian khusus pakar medis, trutama terkait epidemiologi, mekanisme transmisi penyakit dari hewan ke manusia, diagnosis, pencegahan, serta pengendaliannya.

2. Cara pencegahaan Zoonosis

IDN Times/Handoko

Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Binjai, Agustawan Karnajaya, mengaku, pencegahan zoonosis dilakukan dengan melakukan pemeriksaan kesehatan dan kelayakan hewan kurbanke seluruh agen penjualan sapi, lembu, kerbau, domba, dan kambing di Kota Binjai.

Selain itu, pihaknya pun turut melakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat dan panitia pelaksana kurban, terkait tips memilih hewan kurban, penanganan dan proses penyembelihan yang baik dan benar, serta tata cara pengemasan dan pembersihan daging.

"Tujuannya agar masyarakat merasa aman dan nyaman," terang Agus, didampingi Kepala Bidang Peternakan, drh Jefri Helmi, dan Kepala Seksi Kesehatan Hewan, drh Sofyan Arifin usai pemeriksaan kesehatan dan kelayakan sapi kurban pada salah satu agen penjualan di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Tunggurono, Kecamatan Binjai Timur.

3. Periksa hewan kurban lewat metode antemortem dan postmortem

Lebih jauh Agus menjelaskan, pemeriksaan kesehatan dan kelayakan hewan kurban yang dilaksanakan pihaknya tidak hanya dilakukan melalui pemeriksaan secara kasat mata. Tetapi menerapkan dua metode medis, yakni antemortem dan postmortem.

Metode antemorem di sini dapat diartikan sebagai teknis pemeriksaan hewan kurban dengan mempelajari dan menganalisis riwayat kesehatan dan kondisi fisik hewan, serta kelayakan daging kurban, pada saat hewan tersebut dalam kondisi hidup.

Sedangkan metode postmortem merupakan teknis pemeriksaan hewan kurban dengan mempelajari dan menganalisis kondisi kesehatan hewan dan kelayakan daging kurban, pada saat hewan tersebut telah mati disembelih.

"Metode antemortem khusus kita terapkan di tingkat agen dan lokasi peternakan, yang dimulai satu pekan menjelang Hari Raya Idul Adha. Sedangkan metode postmortem difokuskan di masjid-masjid atau lokasi penyembelihan hewan kurban, yang dilakukan pada hari H," katanya.

Dengan demikian, lanjut Agus. Upaya tersebut diharapkan mampu menjamin daging kurban yang dikonsumsi masyarakat benar-benar aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH), serta terbebas dari infeksi penyakit menular, seperti antraks, cacing hati, serta tuberkulosis (TBC) dari lembu dan sapi.

4. Panitia kurban harus selektif memilih hewan kurban yang akan disembelih

Secara khusus Agus turut meminta masyarakat yang tergabung dalam panitia pelaksana kurban, agar selektif dalam memilih hewan kurban yang akan disembelih, serta memastikan proses penyembelihan sudah tepat dan benar, serta memahami teknis pengemasan dan pembersihan daging.

Dalam hal ini, katanya. Panitia pelaksana ibadah kurban dituntut cermat dan teliti untuk memastikan hewan kurban yang akan disembelih telah cukup umur, tidak kurus, sehat dan tidak cacat, serta mengantongi sertifikat layak konsumsi dari lembaga berkompeten.

"Jika seluruh persyaratan tadi sudah terpenuhi, maka pastikan perlakuan dan proses penyembelihan hewan kurban dilaksanakan dengan benar dan sesuai syariat Islam. Jangan biarkan hewan kurban sakit atau stres sebelum disembelih," jelas Agus.

Baca Juga: 3 Cara Memilih Hewan Kurban untuk Iduladha, Perhatikan Syariat Ya!

Berita Terkini Lainnya