TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Banjir Bandang Sungai Landak Bahorok Dianggap Terbesar Sejak 1970-an

4 desa rujak diterjang banjir

Banjir bandang di kawasan Landak River, Langkat, Rabu (18/11/2020) (Dok.IDN Times/istimewa)

Langkat, IDN Times – Peristiwa banjir bandang yang melanda Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara, tepatnya di lokasi wisata Sungai Landak. Dan bencana alam banjir bandang kali ini merupakan yang terbesar sejak tahun 70-an.

“Dari keterangan orangtua terdahulu yang masih hidup, ini merupakan peristiwa banjir bandang terbesar. Peristiwa banjir bandang serupa sempat terjadi tahun 1970 lalu. Namun tidak sebesar ini dampaknya,” kata Kepala Desa Timbang Jaya Eriadi, ketika dihubungi via selularnya, Rabu (18/11/2020).

Peristiwa ini dianggap salah satu bencana besar yang gak kalah besar dari banjir bandang pada tahun 2003 di kawasan wisata Bukit Lawang. Kala itu menewaskan hingga 200 orang. 

1. Air bercampur lumpur dan kayu meninggi hingga 10 meter

Banjir bandang di kawasan Landak River, Langkat, Rabu (18/11/2020) (Dok.IDN Times/istimewa)

Jika dilihat dari dampak yang terjadi akibat banjir bandang kali ini, menurut dia, hampir sama dengan banjir bandang yang memporak porandakan Wisata Alam Bukit Lawang tahun 2003 itu. Bedanya kali ini tidak ada korban jiwa.

“Dari keterangan warga yang sempat menyaksikan, peristiwa terjadi sekitar pukul 10 malam hingga 12 dinihari. Ketinggian air diperkirakan mencapai 10 meter bercampur dengan lumpur dan kayu serta bebatuan,” terang dia.

Baca Juga: Ini 17 Daerah di Sumut dengan Potensi Bahaya Longsor Tinggi

2. Kondisi air berangsur pulih, petugas masih bersiaga di lokasi

Banjir bandang di kawasan Landak River, Langkat, Rabu (18/11/2020) (Dok.IDN Times/istimewa)

Dijelaskannya, air baru mulai menurun sekitar pukul 02.00 dinihari dan mulai menuju normal. Namun kondisi air yang mulanya jernih masih terlihat keruh akibat banjir bandang.

“Kita masih mendata keseluruhan kerusakan yang ditimbulkan. Dari data sementara memang jembatan gantung yang selama ini untuk penyeberangan dari sebuah desa dan lokasi wisata serta menuju ladang warga hilang terbawa arus sungai. Ada juga beberapa hewan ternak yang hilang,” sebut dia.

“Tidak ada rumah warga yang rusak, hanya warung-warung di lokasi wisata dan penginapan yang dibuat warga yang rusak. Untuk korban jiwa tidak ada dan kami dibantu BPBD dan TNI serta Polri, masih bersiaga disekitar lokasi guna membantu warga membersihkan puing-puing,” tambah dia.      

3. Kayu terangkat hingga akarnya dan terbawa derasnya arus sungai

ANTARA FOTO/Mohamad Hamzah

Disinggung adakah kemungkinan banjir bandang terjadi akibat pembalakan liar di kaki gunung yag mengakibatkan banjir bandang. Dirinya langsung menepis hal itu, dan mengatakan ini murni dampak bencana alam akibacurah hujan yang cukup dera beberapa minggu ini.

Sehingga terjadi erosi dan mengakibatka penumpukan materil seperti kayu dan material lainya dikaki gunung.

“Kalau yang saya lihat dari sisa-sisa kerusakan yang ditimbulkan. Ini murni akibat erosi dikaki gunung, buktinya kayu yang terbawa arus air yang sangat besar. Kayu itu tercabut hingga akar-akarnya (uratnya). Jadi bisa dipastikan kayu yang terbawa arus bukan akibat pembalatan liar atau kayu gelondongan,” sebut dia.

Baca Juga: Wisata Landak River di Bahorok Hancur Diterjang Banjir Bandang

Berita Terkini Lainnya