Plt Kepala Bappeda Dorong Investasi Hijau Lebih Berkualitas di Sumut
Hasmirizal Lubis dukung acara Konsultasi Publik Dokumen SIAP
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Plt Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Sumut (Bappeda Sumut), Hasmirizal Lubis membeberkan realisasi penanaman modal di Sumut pada Triwulan II Tahun 2022 meningkat sebesar Rp9.664 Miliar dibandingkan triwulan II tahun lalu sebesar Rp7. 592 miliar. Artinya terjadi peningkatan 27,30 persen secara Year-of-Year.
Juga terjadi peningkatan 1,51 persen secara Quartal-of-Quartal (QoQ) dengan sektor paling tinggi pada sektor pertambangan sebesar Rp3.802 miliar.
Menurutnya, Yield (keuntungan berupa bunga atau deviden dari sebuah investasi) selama ini 60 persen berdasarkan konsumsi.
"Kita berusaha menggeser investasi ini ke arah yang lebih berkualitas. Kita ingin mendorong semua investasi ini betul-betul yang peduli pada lingkungan," ujar Hasmirizal saat membuka acara Konsultasi Publik Dokumen Rencana Aksi Investasi Berkelanjutan (Sustainable Investment Action Plan - SIAP) Sumut di Santika Dyandra Hotel, Kamis (29/9/2022).
Menurutnya saat ini pemerintah Sumut telah merampungkan dokumen rencana pertumbuhan ekonomi hijau (Green Growth Plan-GPP) yang menegaskan peran yang signifikan dari seluruh sektor termasuk sektor investasi yang berkelanjutan investasi hijau.
CSR juga dibutuhkan untuk mendorong kehidupan yang berkualitas, namun tidak boleh mengabaikan kesinambungan kehidupan kita dan kelestarian lingkungan.
Baca Juga: Sawit Berkelanjutan Dari Hulu Ke Hilir, Hutan Terjaga Petani Sejahtera
1. Sumut jadi pilot project untuk investasi hijau yang berkualitas
Hasmirizal mengakui perkembangan pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari peran industrialisasi. BPS menunjukkan persentase sektor industri terhadap pertumbuhan ekonomi di Sumut itu sebesar 19,59 persen, tertinggi kedua setelah sektor pertanian.
Kehadiran kawasan industri juga dapat memberikan dampak besar kepada perubahan iklim berupa pencemaran udara, tanah, air yang diakibatkan emisi gas rumah kaca, serta gas polutan karbon dioksida (CO2) yang saat ini menjadi isu penting dalam lingkup global. Pengolahan limbah yang tidak tepat dapat menyebabkan pencemaran lingkungan.
"Saya baca dari media, ada Kebocoran gas satu perusahaan karena ketidaksiapan, ini lah hal-hal yang membutuhkan perhatian kita. Saya berharap teman-teman yang hadir hari ini memberikan masukan, yang butuh investasi jangan melupakan kelestarian lingkungan," ungkapnya.
Bappeda Sumut mencatat Gross Domestic Product (GDP) secara signifikan seluruh sektor harus didorong menuju investasi hijau yang berkelanjutan. Karena berkaitan dengan aspek sosial, lingkungan yang baik, ini dikenal dengan investasi berdampak. Menjadi pencapaian utama untuk investasi hijau.
Menurutnya investasi ini akan memberikan kesempatan yang luas, membuka peluang tenaga kerja di Sumut. Investasi ini akan memberikan multiplayer effect.
"Acara kita hari ini merupakan rangkaian proses penyusunan konsep penyusunan dari segi investasi. Sehingga nanti dalam implementasinya bisa menerapkan konsep investasi hijau ini. Semoga kita semua bisa berpikir, bertindak, dan berbuat lebih baik. Bukan untuk hari ini, tapi untuk generasi yang lebih baik. Jadinya Sumut ini jadi pilot project untuk investasi hijau yang berkualitas," jelasnya.
Ia juga berterima kasih pada Coalition for Sustainable Livelihoods (CSL) yang menggelar acara ini.
"Ini merupakan proses yang harus kita lakukan dalam satu tahapan, yaitu konsultasi publik. Khusus untuk dokumen SIAP ini tentu kami sangat memberikan apresiasi. Karena yang mendorong kita saat ini adalah investasi yang berkualitas," tegasnya.
Baca Juga: Millennial Rela Bayar Lebih Mahal Demi Kelestarian Bumi