Pentingnya Memupuk Toleransi Masyarakat di Dunia Digital
Ada empat kategori kecakapan yang perlu dikuasai
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Tengah, IDN Times - Sebagai umat beragama kita tidak bisa menghindari dunia maya. Salah satu tantangan toleransi masyarakat di dunia digital adalah Kurangnya kontrol.
Kepala Kantor Agama Kabupaten Tapanuli, Rasidin Barasa menjelaskan pemerintah sebagai pihak yang berwenang dalam memastikan segala sesuatunya berjalan dengan baik dalam berbangsa dan bernegara khususnya yang menguasai hajat hidup orang banyak sering kewalahan dalam mengawasi atau mengontrol perkembangan teknologi digital.
“Lalu sarannya yaitu kita harus bisa menyaring informasi atau berita yang berada di media digital,” ungkapnya saat menjadi pembicara pada Webinar Literasi Digital di Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara bertajuk “Membangun Toleransi Masyarakat di Dunia Digital” beberapa waktu lalu.
Baca Juga: Juara MasterChef Indonesia, 10 Pesona Jesselyn Berbaju Chef
1. Jejak digital bisa menjadi sumber terjadinya hal-hal buruk
Analis Kebijakan Setjen DPD RI, Edrida Pulungan, menjelaskan jejak digital ini tentunya menjadi salah satu bagian penting di dunia maya. Karena jejak digital bisa menjadi sumber terjadinya hal-hal buruk, seperti perundungan, pornografi, cyber bullying, hoaks, hingga penipuan digital.
“Warisan terbaik dalam literasi adalah berkarya dan berprestasi dalam literasi,” katanya.
Dosen dan Praktisi, Doni Yusri mengatakan menjadi good netizen yaitu selalu klarifikasi atau tabayyun lalu bersikap kritis terhadap konten berita, harus tahu siapa yang menyebarkan, apa motivasinya, tidak mudah terpapar berita bohong, objektif dalam penilaian kebencian dan kecintaan tidak berlebihan Bersikap tidak adil.
Baca Juga: Pak Wali Kota, Tolong Jangan Gusur Lapangan Bola Anak-anak Kami