Mengenal Tuan MH Manullang, Calon Pahlawan Nasional dari Sumut
Menentang kolonialisme khususnya di Tanah Batak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Beberapa waktu lalu LPPM Unimed gelar webinar bertemakan “Tuan MH Manullang: Dari Pahlawan Kemerdekaan menuju Calon Pahlawan Nasional”, melalui Zoom Meeting dan Streaming Youtube.
Dalam kegiatan itu tampil sebagai narasumber yakni Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd (Guru Besar Universitas Negeri Medan), Prof. Dr. Asvi Warman Adam (Sejarahwan LIPI Jakarta), Prof. Dr. Dorodjatun Kuntjoro Jakti (Menteri Koordinator Perekonomian pada Kabinet Gotong Royong, Sejarahwan Ekonomi, Jakarta), Drs. Joko Irianto, M.Si (Direktur Kepahlawanan, Keperintisan dan Restorasi Sosial Kementerian Sosial RI Jakarta), dan Dr. Rosmaida Sinaga. M.Hum (Sejarahwan Universitas Negeri Medan).
Dimoderatori Dr. Erond Litno Damanik, M.Si, Dosen Universitas Negeri Medan, kegiatan Diawali dengan menyanyikan Lagu Indonesia Raya dan selanjutnya Dr. Syamsul Gultom, S.KM. M.Kes, Rektor Universitas Negeri Medan, membuka kegiatan dengan memberikan kata sambutan.
Dalam kegiatan ini, LPPM Universitas Negeri Medan tahun 2021 mengajukan Tuan MH Manullang sebagai calon pahlawan nasional dari Sumatera Utara.
Sebelumnya, usulan Unimed tentang calon pahlawan nasional yakni Gubernur Sumatera Utara pertama Mr.S.M Amin, telah ditetapkan Presiden RI Joko Widodo sebagai pahlawan Nasional dari Sumatera Utara tahun 2020.
Siapa sebernya MH Manullang dan apa perannya di masa kemerdekaan dulu? Yuk Simak
Baca Juga: Jangan Lupakan Sejarah! Ini 12 Sosok Pahlawan Nasional dari Sumut
1. Perintis kemerdekaan tahun 1967 dalam menentang kolonialisme, khususnya di Tanah Batak
Tuan MH Manullang sebelumnya sudah diakui pemerintah sebagai perintis kemerdekaan tahun 1967 dalam menentang kolonialisme, khususnya di tanah Batak. Berdasar kajian sejarah lebih lanjut, mengingat perjuangan besar Tuan MH Manullang bagi Nusa dan Bangsa, koordinator Pusat Studi Humaniora LPPM Unimed akan mengajukannya menjadi pahlawan nasional.
Tuan MH Manullang dilahirkan di Tarutung pada tanggal 20 Desember 1887 dan meninggal di Jakarta pada tanggal 20 April 1979. Beliau adalah pejuang yang sejak tahun 1906 konsisten menentang kolonialisme di tanah Batak, baik melalui media (pers) yang didirikannya (Sinondang Baru, Soara Batak) maupun lewat organisasi Huria Kristen Batak (HKB) tahun 1917.
Riwayat hidup beserta buku buku tentang perjuangan Tuan MH Manullang sudah disusun Kordinator Pusat Studi Humaniora LPPM Unimed termasuk diantaranya berupa buku dokumentasi Pers 1920-1922 tentang Perlawanan Agraria Tuan MH Manullang, buku dokumentasi Perjuangan Pers Tuan Manullang serta berbagai pendapat akademik tentang sosok Tuan MH Manullang. Informasi lain tentang Tuan MH Manullang dapat dilihat di Web yang telah dibuat yakni : tuanmanullang. com. Buku kajian tentang Tuan MH Manullang sebelumnya telah disusun oleh Dr. PDT Sihombing tahun 1979.
Guru Besar Universitas Negeri Medan Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. mengungkapkan Mangihut Mangaradja Hezekiel Manullang layak menjadi pahlawan nasional. Hal itu mengingat sekitar 1 abad lalu, pahlawan perintis kemerdekaan yang biasa dikenal Tuan Manullang itu telah menjadi inspirator pendidikan kebangsaan di negeri ini.
“Tahun 1910 Tuan MH Manullang telah merumuskan dengan baik apa itu “pendidikan”, hampir 100 tahun sebelum UU Sisdiknas,” jelas Syawal saat tampil sebagai salah satu narasumber pada seminar yang bertemakan “Tuan M.H. Manullang: Dari Pahlawan Kemerdekaan menuju Calon Pahlawan Nasional".
"Meski tidak dapat dikatakan secara eksplisit bahwa tujuan pendidikan nasional yang dituangkan pada UU Sisdiknas diilhami oleh pemikiran Tuan MH Manullang, tetapi paling tidak diketahui bahwa jauh sebelum UU Sisdknas dirumuskan pada 2003, Tuan MH Manullang telah merumuskan dengan baik, apa itu “Pendidikan”, tepatnya pada tahun 1910. “Isi atau konten pendidikan, pemikiran, perjuangan, ketokohan, kepemimpinan, kegigihan dan konsistensi Tuan MH Manullang adalah inspirasi yang energitik bagi Pendidikan Kebangsaan Indonesia,” tambah Prof Syawal.
Baca Juga: [BREAKING] 5 Orang Diduga Anggota DPRD Labura Ditangkap saat Dugem