Koperasi Sarop Do Molana, Sulap Palet Kayu Bekas Jadi Barang Berharga
Koperasi bikin furnitur dari palet kayu bekas
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tapanuli Selatan, IDN Times - Setiap bulan PT Agincourt Resources pengelola Tambang Emas Martabe memiliki ratusan lembar pallet atau palet kayu bekas dari pengiriman barang ekspedisi. Sekilas palet yang tidak terpakai ini dianggap sebagai limbah atau sampah dari Tambang.
Namun Koperasi Sarop Do Molana punya sudut pandang berbeda. Palet kayu bekas disulap menjadi barang berharga. Mulai dari serbuk kayu atau sawdust, furnitur rumah tangga, rak bunga, dan lain sebagainya.
Yuk intip apa yang dilakukan Koperasi Sarop Do Molana dengan palet bekas ini:
Baca Juga: Potret Operasi Katarak Gratis di RS Bhayangkara Batangtoru Tapsel
1. Koperasi Sarop Do Mulana awalnya adalah Comapro
Julfikri Harahap, Sekretaris Koperasi Sarop Do Molana Desa Sumuran, Kecamatan Batangtoru, Tapanuli Selatan bercerita dulunya ia dan rekan-rekannya hanya mengelola limbah sampah dari pasar Batangtoru. Saat itu masih di bawah naungan komunitas Comapro (Komunitas Mandiri dan Produktif) yang dibentuk oleh sekelompok pemuda-pemudi di Kelurahan Wek II, Kecamatan Batangtoru.
Pada tahun 2016, PT Agincourt Resources (PTAR) memperkenalkan produk kompos dan akuaponik sebagai media usaha Comapro dengan memanfaatkan sampah warga dan Pasar Batangtoru.
Namun pada tahun 2017, Comapro bertransformasi menjadi Koperasi Sarop Do Mulana (SDM). Kegiatan utamanya mengolah palet bekas pemakaian Tambang Emas Martabe menjadi sawdust, furnitur rumah tangga, dan pernak-pernik lainnya.
PTAR membantu Koperasi ini dengan membangun beberapa fasilitas seperti workshop, alat pertukangan, dan mesin pencacah. Fasilitas ini digunakan untuk mengolah sampah palet dari PTAR menjadi produk turunan seperti furnitur, sawdust dan produk kerajinan lainnya.
Julfikri melihat begitu banyak hal yang bisa dibuat dari palet bekas ini. Mereka akhirnya membeli palet bekas tersebut dengan harga murah. Kini koperasi memasok sekitar 4 ton sawdust ke PTAR setiap bulan.
Baca Juga: Ubah Sampah Jadi Emas, Tika Raih Penghargaan Martabe Innovation Award