TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Dekan FISIP USU: Keberhasilan Konsolidasi Demokrasi Ditentukan Elit

"Setiap kompetisi ada pihak yang kalah dan menang"

Ilustrasi politik. (Unspalsh/Maarten van den Heuvel)

Medan, IDN Times - Keberhasilan konsolidasi demokrasi dalam suatu negara sangat dipengaruhi oleh perspetif elit. Cepat atau lambat maupun berhasil atau gagal proses sebuah konsolidasi demokrasi ditentukan oleh para elit politik di negara tersebut.

Pernyataan ini disampaikan Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU) Muryanto Amin saat membuka kegiatan Kuliah Umum Sosiologi FISIP USU bertema Sosiologi Elit dalam Perspektif Politik, Selasa (5/1).

"Konsolidasi demokrasi bisa cepat dan lambat, bahkan bisa berhasil atau gagal, sangat dipengaruhi perspektif elit," sebut Muryanto dalam kegiatan yang digelar melalui Zoom tersebut.

1. Teori elit menjadi teori yang selalu menarik digunakan untuk melihat interaksi sesama manusia

Unsplash/Deva Darshan

Muryanto memaparkan teori elit menjadi teori yang selalu menarik digunakan untuk melihat interaksi sesama manusia. Bahkan lanjut Sekjen Fordekiss itu, teori elit semakin menarik jika dilihat dalam konteks kekuasaan.

"Bukan hanya di negara yang baru menerapkan demokrasi, namun negara yang telah mapan demokrasinya, teori elit menghasilkan temuan dengan pola baru yang beragam," tambah Mury.

Baca Juga: Dekan FISIP USU: Kelancaran Vaksinasi COVID-19 Butuh Dukungan Warga

Berita Terkini Lainnya