Deli Serdang, IDN Times - Pengungsi Rohingya pada 30 Desember 2023 tepatnya pukul 23.00 WIB menepi di wilayah Desa Karang Gading, Deli Serdang, Sumatera Utara. Sebelumnya diberitakan di Desa Kwala Besar, Secanggang, Langkat.
Kini jumlah pasti pengungsi Rohingya telah didata. Sebanyak 155 orang yang terdiri dari kalangan umur ini untuk sementara waktu ditampung di camp pengungsian dekat Mercusuar Desa Karang Gading, tepatnya berbatasan dengan Desa Kwala Besar, Secanggang, Langkat.
Kepala Desa Karang Gading, Agus Sanjaya, memberikan konfirmasi bahwa benar para pengungsi Rohingya menepi di desa yang dipimpinnya.
"Benar, mereka menepi di Desa Karang Gading untuk saat ini dan sudah didata bahwa jumlah mereka total sekitar 155 orang, " kata Agus kepada IDN Times, Minggu (31/12/2023).
Agus menjelaskan jika pihak Desa Karang Gading sudah memberi bantuan berupa makanan, obat-obatan, petugas kesehatan, sampai bantuan penerangan.
"Sudah ada personel TNI, polisi, pihak Desa Karang Gading, serta Kepala Dusun yang menjaga mereka sekarang," lanjut Agus.
Agus menyebutkan bahwa segala upaya telah pihaknya lakukan untuk menampung etnis Rohingya sementara waktu. Hal itu disebutnya sebagai upaya mengedepankan nilai kemanusiaan.
"Sebenarnya pemerintahan desa tidak sanggup untuk menampungnya dalam waktu yang lama. Karena kuantitas mereka juga sungguh besar. Kami sedikit merasa kewalahan, tapi karena kemanusiaan akan kami bantu juga dan akan kami sediakan semua logistik dan kebutuhan-kebutuhan lain," kata Agus.
Dirinya juga membeberkan jika untuk batas waktu belum ada mereka tentukan sampai kapan etnis Rohingya bisa ditampung.
"Kami juga akan berembuk dulu mengenai posisi mereka kepada Kecamatan dan elemen yang terkait. Karena kami belum bisa mengambil langkah yang strategis selain membantu mereka terlebih dahulu, " kata orang nomor satu di Desa Karang Gading ini.
Di samping penerimaan oleh pihaknya, Agus juga menemukan pandangan-pandangan dari masyarakatnya terkait kedatangan etnis Rohingya.
"Masyarakat sini untuk sementara waktu menerima keberadaan Rohingya, tapi kalau misalnya untuk menerima dengan leluasa alias bermukim dengan waktu yang cukup lama, sebagian masyarakat merasa keberatan," pungkasnya.