Protes DPR dan Polisi, Massa Bakar Ban di Perempatan Jalan SM Raja Medan

- Massa aksi bakar ban di perempatan Jalan Medan, kecewa dengan DPR dan polisi
- Masyarakat sipil dan beberapa kampus gelar aksi tengah jalan SM Raja, memblokade jalan dengan membakar ban. Polisi mengatur arus lalu lintas.
- Koordinator Aksi, Alwan, menyebutkan tujuh tuntutan massa aksi termasuk bubarkan DPR, evaluasi institusi kepolisian, dan penolakan upah murah buruh.
Medan, IDN Times - Massa aksi yang terdiri dari masyarakat sipil dan gabungan beberapa kampus menggelar aksi di tengah Jalan SM Raja Medan simpang Pelangi, Senin (1/9/2025). Mereka sempat memblokade jalan dengan membakar ban di perempatan.
Arus lalu lintas di Jalan SM Raja sempat macet, namun kemudian polisi mengatur arus lalu lintas. Nantinya, massa aksi akan bertolak menuju ke pusat Kota Medan bergabung dengan aliansi lain.
Ban yang dibakar di tengah perempatan disebut Koordinator Aksi, Alwan, menjadi api kemarahan yang berkobar dan membakar habis semua arogansi. Kemarahan mereka disebut bukan kali pertama, alih-alih kemarahan yang sudah lama dirawat terus-menerus.
"Di tengah kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat, anggota DPR RI justru menikmati kemewahan dari pajak yang dipungut dari rakyat, mereka diberi penghasilan milyaran rupiah perbulan. Bergemilang kemewahan dan fasilitas lengkap. Mereka diberi tunjangan rumah sedangkan ribuan rakyat harus tinggal di emperan toko. Mereka diberi fasilites mobil mewah padahal para buruh harus bekerja seharian untuk bayar ongkos. Mereka diberi tunjangan dinas ka luar negeri padahal guru honorer digaji 3 bulan sekali," kata Alwan kepada IDN Times, Senin (1/9/2025) siang.
Kemarahan massa aksi memuncak kala menyebutkan bahwa kebijakan yang dibuat pemerintah selama ini hanya menguntungkan rezim. Apalagi ketika bentrok di Jakarta, seorang driver Ojol bernama Affan Kurniawan tewas dilindas mobil Baracuda milik rantis Brimob.
"Kami punya tujuh tuntutan. Yang pertama bubarkan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), bubarkan partai politik, dan bentuk Dewan Rakyat! Lalu batalkan semua kenaikan pajak untuk rakyat, alihkan lepada kebutuhan dasar rakyat deperti pendidikan dan kesehatan. Ketiga, lakukan evaluasi dan reformasi menyeluruh do Institusi Kepolisian agar menjadi lembaga yang professional, akuntabel, demokratis dan bebas dari penjalahgunaan kekuasaan. Usut tuntas pelindas Affan dan adili seluruh aparat keamanan yang menyebabkan kematian Affan," beber Alwan.
Tak hanya itu, massa aksi juga menggaungkan penolakan merrka terhadap upah murah buruh dan menuntut pemerintah memberikan kesejahteraan bagi kelas pekerja. Hal ini juga menyangkut soal segala bentuk perampasan ruang hidup rakyat.
"Hentikan brutalitas kepolisian dan segera bebaskan seluruh demonstran yang ditahan sacara sewenang-wenang di setiap daerah. terakhir, tolak multifungsi TNI, cabut UU TNI Nomor 2 Tahun 2025!" tegasnya.
Pukul 12.30 WIB massa aksi ramai-ramai menaiki angkutan kota menuju Pos Bloc. Di sana mereka melakukan aksi secara terpusat.
"Selain itu, kami juga menolak upaya pecah belah yang dilakukan oleh negara saat ini. Musuh bersama kita bukan sesama rakyat, musuh itu adalah pemerintah itu sendiri yang membuat kemarahan di berbagai daerah bergejolak," pungkasnya.