Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wakil Wali Kota Batam yang juga menjabat Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra saat berkunjung ke Pulau Rempang (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)
Wakil Wali Kota Batam yang juga menjabat Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra saat berkunjung ke Pulau Rempang (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Batam, IDN Times - Wakil Wali Kota Batam yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Li Claudia Chandra meminta masyarakat Pulau Rempang tidak menyambut kedatangannya dengan spanduk penolakan terhadap Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City.

Pada Sabtu (29/3/2025) Pukul 15.15 WIB, Li Claudia mendampingi Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara dan Wali Kota Batam yang juga Kepala BP Batam, Amsakar Achmad, dalam kunjungan ke Kampung Tua Pasir Merah, Sembulang, Pulau Rempang. Kunjungan tersebut bertujuan menyerap aspirasi masyarakat yang hingga kini masih menolak proses relokasi PSN di tahap pertama.

Ratusan masyarakat menyambut kedatangan rombongan dengan membentangkan spanduk penolakan PSN. Melihat hal itu, Li Claudia beberapa kali meminta agar spanduk-spanduk yang mayoritas dibentangkan oleh ibu-ibu diturunkan.

"Ditutup saja, Bu. Tidak usah pakai spanduk seperti ini," kata Li Claudia. Namun, permintaan itu tidak digubris masyarakat.

1. Menteri Transmigrasi temui masyarakat yang menolak di relokasi

Menteri Transmigrasi Muhammad Iftitah Sulaiman Suryanagara saat temui warga Pulau Rempang yang masih menolak di relokasi (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Setibanya di Kampung Tua Pasir Merah, Pulau Rempang, Menteri Iftitah langsung meninjau beberapa titik yang telah dipatok sebagai bagian dari kampung tua Pasir Merah dan berdialog terbuka dengan masyarakat. Dialog tersebut dimoderatori oleh Amsakar Achmad.

Dalam pertemuan itu, Menteri Iftitah menegaskan, transmigrasi bukan program pemindahan paksa, tetapi bersifat sukarela sesuai dengan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009.

"Kalau saya memaksa Bapak-Ibu sekalian, saya bisa masuk penjara karena melanggar undang-undang. Oleh karena itu, saya datang untuk mendengar, memahami, dan mencari solusi terbaik," kata Iftitah.

Ia menambahkan, kebijakan transmigrasi di era Presiden Prabowo bukan sekadar pemindahan penduduk, melainkan pembangunan ekonomi di kawasan transmigrasi agar kekayaan alam dinikmati oleh masyarakat, bukan oleh pihak asing.

"Kawasan ini belum ditetapkan sebagai wilayah transmigrasi. Kedatangan saya masih dalam tahap sosialisasi," ungkapnya.

2. Li Claudia Chandra ancam penghentian program Pemko Batam

Wakil Wali Kota dan juga Wakil Kepala BP Batam, Li Claudia Chandra saat berdialoh dengan masyarakat Pulau Rempang (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Dalam diskusi yang berlangsung pada Pukul 16.30 WIB, Li Claudia menegaskan bahwa program transmigrasi bersifat sukarela. Namun, ia kembali menyoroti penggunaan spanduk penolakan oleh masyarakat.

"Sebenarnya anak bu Li pun mau ikut, tapi emak-emak pegang spanduk begini, kami nggak mau relokasi, kami gak transmigrasi, anak bu Li ketakutan, gak berani masuk. Jadi bapak ibu saya minta tolong tidak semua kepala daerah atau dari kementerian masuk mau gusur bapak ibu, kami datang ini mau silaturahmi, mau mengucapkan terima kasih karena bapak ibu sudah memilih bu Li dan pak Amsakar kemarin," kata Li Claudia.

"Tadi kata pak menteri, transmigrasi itu bagi yang mau, kalau emak-emak rasa tidak mau, ya sudah tidak apa apa, tetapi tidak usah teriak-teriak, malu mak. Besok-besok kalau bu Li datang lagi sama pak Amsakar, sama pak menteri, nyambut bu Li jangan bawa ini ya (menunjuk spanduk penolakan)," tegas Li Claudia. Pernyataan itu langsung disambut masyarakat dengan seruan bahwa mereka akan tetap membawa spanduk sebagai bentuk protes.

"Oh ya sudah, kalau tetap dibawa, bu Li gak mau ke sini, nanti program bu Li gak sampai sini, biarin aja. Gpp ya?," ungkap Li Claudia. Hal itu disambut riuh teriakan masyarakat, "Kami masyarakat adat tetap menolak," tegas masyarakat.

"Ok kalau gitu pak Wali Kota, untuk di sini, kita gak perlu ke sini pak wali, jadi seragam sekolah untuk anak SD SMP gak perlu sampai sini, insentif untuk latihan emak-emak yang tiap bulan tidak usah juga," lanjut Li Claudia. Hal itu kembali disambut teriakan masyarakat setempat "yang penting tidak digusur," tegas masyarakat.

Salah satu perwakilan masyarakat Sembulang Hulu, Miswadi menegaskan, mereka akan tetap membawa spanduk penolakan hingga pemerintah memberikan legalitas atas lahan kampung-kampung tua di Pulau Rempang.

"Akui identitas kami dulu, baru kita bicara," tegasnya.

Meski diskusi berlangsung alot, tidak terjadi pertikaian. Rombongan Menteri Iftitah meninggalkan Kampung Tua Pasir Merah pada pukul 17.15 WIB setelah sebelumnya melakukan peninjauan area pelabuhan di Kampung Tua Pasir Merah, Pulau Rempang.

Di Lokasi yang berbeda, pada Pukul 19.15 WIB, upaya konfirmasi ulang turut dilakukan IDN Times kepada Li Claudia Chandra. Dalam kesempatan doorstop di kawasan jembatan penghubung Pulau Rempang dan Pulau Setokok, Li Claudia mengubah pernyataannya. Ia menegaskan bahwa program pemerintah tetap akan berjalan di Pulau Rempang.

"Untuk masyarakat Rempang yang saya cintai, khususnya emak-emak dan anak-anak saya, tadi saya bercanda ya, program tetap turun loh untuk emak-emak dan anak-anakku, i love you," ungkap Li Claudia.

3. Program transmigrasi lokal di Pulau Rempang

Rumah relokasi warga yang terdampak PSN Rempang Eco-City di kawasan Tanjung Banon, Pulau Rempang (IDN Times/Putra Gema Pamungkas)

Sebelumnya, Menteri Iftitah menjelaskan bahwa Kementerian Transmigrasi akan menjadikan Rempang sebagai kawasan prioritas untuk program transmigrasi.

Ia menilai, Pulau Rempang memiliki potensi sumber daya alam, seperti pasir silika yang dapat dimanfaatkan untuk panel surya dan semikonduktor sebagai bahan baku ponsel serta komputer.

Menurutnya, Batam, Rempang, dan Galang merupakan etalase Indonesia yang telah lama dinantikan perkembangannya.

"Kita sudah bertahun-tahun menunggu Batam melaju pesat. Namun, kita masih melihat Batam tertinggal 60 tahun dari Singapura," ungkap Iftitah.

Editorial Team