Pengelola Tambang Emas Martabe, PT Agincourt Resources (PTAR), menginisiasi Deklarasi Stop Buang Air Besar Sembarangan (BABS) di Tapsel (Dok. IDN Times)
Mewakili Bupati Tapanuli Selatan, Pj. Sekretaris Daerah Tapanuli Selatan, M. Frananda, memberikan apresiasi atas kolaborasi PTAR dengan berbagai pihak sehingga Program Stop BABS dapat terwujud di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
“Mimpi saya dulu di setiap sungai ada tulisan ‘Sungai Bukan MCK’ agar sungai tidak hanya indah, tapi juga membuat masyarakat sehat, karena perilaku BABS bisa mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak dan memunculkan masalah kesehatan lainnya. Karena itu saya menilai Program Stop BABS ini sangat luar biasa dan kami berharap program ini berkelanjutan,” kata Frananda.
Ia juga berharap Program Stop BABS ditularkan ke 13 kecamatan lain di Tapanuli Selatan, dengan durasi kesiapan Stop BABS per kecamatan lebih cepat karena bisa mencontoh keberhasilan implementasi program di Batangtoru dan Muara Batangtoru.
Program Stop BABS sangat dibutuhkan di Tapanuli Selatan. Mengacu pada data Dinas Kesehatan Sumatra Utara, pada 2016 Kabupaten Tapanuli Selatan berada di urutan ke-11 terbawah dari 33 kabupaten/kota dalam hal kepemilikan jamban. Tak heran, cukup mudah mendapati warga membuang hajatnya di sembarang tempat, seperti di kebun, sawah, sungai, dan lahan terbuka lainnya.
Padahal, kebiasaan buruk BABS dapat menimbulkan masalah kesehatan dan risiko penyakit seperti diare, cacingan, dan tipes. Tiga penyakit ini merupakan penyakit terbanyak akibat faktor sanitasi yang terdata di Puskesmas Batangtoru dan Muara Batangtoru.
Selain Stop BABS, program kesehatan lain yang menjadi fokus PTAR yakni penyediaan layanan dokter spesialis ginekolog, pediatri, dan penyakit dalam di Puskesmas Batangtoru serta pemberian obat gratis atas resep dokter dan donasi peralatan penunjang pelayanan dokter spesialis. Pada tahun 2021 saja sebanyak 3.311 pasien mendapatkan pelayanan dari dokter spesialis yang disediakan PTAR.