75 Ribu Orang Teken Petisi Usut Kematian Anjing Canon
Anjing tersebut mati saat dibawa Satpol PP dari Pulau Banyak
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Kasus kematian anjing bernama Canon saat dipindahkan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Aceh Singkil dari Pulau Banyak menyita perhatian. Kasus ini viral setelah akun instagram @rosayeoh mengunggah narasi kematian Canon yang cukup menyayat hati, 21 Oktober 2021.
Teranyar, pemilik anjing membuat petisi di Change.org menuntut keadilan atas kematian sang anjing. Petisi ini sudah diteken 75 ribu orang sampai Senin (25/10/2021) sore.
Dalam petisi tersebut disebutkan dugaan pembunuhan Canon, oleh Satpol PP Aceh Singkil dengan alasan menerapkan wisata halal berdasar pada Surat Edaran No.556.4/110 mulai 5 November 2021.
"Canon seekor anjing yang dekat dengan manusia dan anak-anak, sementara Kepala Satpol PP menyatakan Canon sering mengejar orang, sementara video membuktikan pemilik merantai Canon ketika ditinggal di depan warungnya. Video membuktikan kekasaran Satpol PP yang menggunakan kayu menghajar Canon yang ketakutan. Setelah berhasil melumpuhkan Canon, Satpol PP membawanya dalam karung, dan ketika pemilik menjemput Canon setelah menerima kabar Canon dibawa Satpol PP, ternyata Canon sudah meninggal. Terapkan KUHP Pasal 302 dan semua pasal terkait penyiksaan hewan peliharaan," demikian isi petisi di change.org.
Baca Juga: 8 Ciri-Ciri Anjing Sakit, Butuh Pertolongan Dokter!
1. Berawal saat pemilik anjing mengunggah cerita di akun instagramnya soal anjingnya yang mati
Kejadian ini berawal saat akun Rosayeoh yang merupakan pemilik anjing mengunggah postingan foto anjing berwarna hitam. Dalam postingan tersebut ia menyebut Canon bersama satu lagi anjing miliknya dibawa Satpol PP untuk dipindahkan dengan alasan meresahkan dan mendukung wisata halal.
"Namaku Canon. Aku tinggal di Pulau Banyak, Aceh. Aku adalah anjing yang sangat pintar dan ramah, juga sangat bersahabat dengan SEMUA manusia yang datang mengunjungi tempat tinggalku. Aku dengar pemerintah Indonesia akan membangun dan mempromosikan daerah tempat tinggalku. Semoga dengan begitu daerahku bisa menjadi terkenal di mata dunia.
Hari ini seperti biasanya aku duduk di tepi pantai sambil menunggu kepulangan tuanku. Dari jauh aku melihat ada segerombolan orang berseragam yang datang ke arahku. Aku berdiri dan menyambut mereka dengan melambaikan ekorku, aku mau menyapa mereka. Namun salah satu dari mereka mencoba menangkapku. Temannya membawa ranting panjang dan mencoba menundukkanku. Ya ampun, apa yang terjadi? Mengapa berprilaku kasar kepadaku? Apa salahku?
Aku dimasukkan ke keranjang kecil dan mereka membawaku pergi. Sempit sekali keranjangnya. Aku mencoba mengeluarkan kepalaku dari keranjang itu. Dan ketika aku berhasil, aku malah dimasukkan kedalam karung terpal dan diikat. Ya Tuhan, aku ga bisa bernapas. Tolong aku! Apa sebenarnya yang terjadi? Kenapa aku di tangkap? Aku mau dibawa kemana?
Tidak ada yang perduli dengan rintihanku. Tidak ada yg perduli dengan tangisanku. Aku mulai lemas, aku ga bisa bernapas. Sesaat semua gelap....
Ketika aku merasa aku bisa bernapas lagi, aku buka mataku. Aku melihat tubuhku terbujur kaku di dalam keranjang, yang masih digotong oleh orang-orang tak bertanggung jawab itu. Ragaku sudah meninggalkan tubuhku.
Oh Tuhan, aku disiksa sampai mati oleh orang-orang yang tadinya mau aku ajak berteman. Apa salahku? Mengapa menyiksaku sampai mati?
Aku belum bertemu dengan tuanku. Dia tidak tau aku ditangkap dan dibawa pergi, apalagi disiksa sampai mati. Seandainya dia ada di sini pasti aku akan diselamatkannya.
Maafkan aku Kak, aku ga sempat mengucapkan selamat tinggal. Kakak jangan sedih ya, aku sudah berada di tempat indah, tempat yang ga ada orang jahatnya. Bantu aku cari keadilan ya Kak, aku ga mau mati sia-sia. Semoga Tuhan membalas perbuatan orang-orang jahat itu. #RIPCanon." Demikian isi postingan akun tersebut.
Baca Juga: 7 Fakta Unik Pug, Salah Satu Ras Anjing Tertua di Dunia