Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis Laundry

“Stop Dreaming, Start Doing!”

Kesibukan menjadi presenter di televisi, telah cukup menyita waktu Intan Hardja.

Sebagai ibu tunggal dengan dua anak laki-laki berusia 3 dan 10 tahun, Intan ingin bisa punya lebih banyak waktu untuk buah hatinya.

Untuk itu, ia pun mulai mengurangi intensitasnya sebagai entertainer dan terjun menjadi pebisnis.

Beragam bisnis telah ia geluti, mulai dari bisnis sewa alat vacuum cleaner untuk debu dan tungau, franchise laundry dan ekstensi bulu mata.

Berikut kisah perjuangan Intan Hardja.

1. Jadi presenter televisi tanpa mengenyam pendidikan kuliah

Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis LaundryIDN Times/Istimewa

Intan Hardja menekuni dunia entertainment sejak usianya 19 tahun. Lulus dari SMA, Intan mencoba peruntungan menjadi presenter dengan mengikuti audisi di DAAI TV. “Waktu itu programnya Bumiku Satu yang mengangkat isu lingkungan. Dari situlah aku mulai menjadi presenter dan terus berlanjut ke program-program televisi lain seperti Intens di RCTI, dan Premier League di MNC TV,” kenang Intan.

Untuk menjadi presenter di televisi, Intan memang tidak pernah mengenyam pendidikan universitas. Namun, di SMA-nya Intan termasuk murid berprestasi. Ia sering menjuarai kompetisi debat bahasa Inggris hingga tingkat nasional. Prestasi itu jugalah yang membuatnya terbiasa tampil di depan umum.

Baca Juga: Bukan Cuma Keren, Ini 5 Manfaat Belajar Panahan untuk Si Buah Hati

2. Kredit alat penyedot tungau untuk disewakan

Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis LaundryIDN Times/Istimewa

Sejak anak keduanya lahir, Intan mulai merasa semakin kehilangan banyak waktu untuk anak-anak dan untuk diri sendiri jika terus menjalani aktivitas di industri hiburan. Akhirnya dengan berbagai pertimbangan ia pun memutuskan untuk memulai usaha sendiri demi punya banyak waktu untuk anak-anak.

Anak pertamanya mengidap alergi terhadap debu. Untuk lebih menjaga kebersihan rumahnya dari debu, Intan pun membeli alat vacuum cleaner untuk debu dan tungau, seharga Rp46 juta yang ia beli dengan cara kredit.

Karena banyak ibu-ibu yang juga mengalami hal yang sama, yaitu anaknya sering batuk atau pilek karena debu, Intan pun menyewakan alat tersebut ke teman-temannya. Dari situ, berdirilah bisnis Clean Today yang fokus pada layanan sedot tungau dan cuci furnitur.

3. Memilih 'jalan pintas' bisnis laundry dengan membuka franchise laundry

Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis LaundryIDN Times/Istimewa

Karena sudah mengawali bisnis di bidang jasa layanan kebersihan, Intan pun ingin melebarkan sayapnya dengan memiliki bisnis laundry pakaian yang baru saja buka di bulan April 2019 ini.   

Hanya saja menurutnya kalau ia membuat laundry dengan brand sendiri, tentu ada banyak hal yang harus ia pelajari. Memilih franchise laundry baginya adalah cara cepat untuk memulai usaha laundry.

“Aku nggak mau pusing, dan nggak mau buang-buang waktu untuk pelajari semuanya sendiri, makanya aku langsung pilihnya franchise laundry. Di Indonesia itu belum ada brand yang ikonik untuk laundry kiloan, jadi aku pilih yang memang punya nilai lebih dan berbeda dari franchise laundry lainnya, yaitu Cleanlite Laundry. Aku pilih Cleanlite karena kepincut dengan training dan garansi klien B2B (Business to Business) yang ditawarkan.” ujar Intan.

4. Berjuang sebagai single parent untuk dua buah hatinya

Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis LaundryIDN Times/Istimewa

Selain punya bisnis Cleanlite Laundry, Intan juga membuka bisnis kecantikan yaitu ekstensi bulu mata di tempat yang sama. Untuk kedua bisnis barunya ini, Intan menggelontorkan modal sekitar 350 juta Rupiah.  

Sebelumnya, ia mengalami dua tahun membangun bisnis Clean Today dengan cukup berdarah-darah. Ia pun pernah mengalami masalah dari mulai sulitnya menemukan karyawan dengan hasil kerja seperti yang ia mau, tidak sanggup menggaji karyawan, serta pengeluaran yang selalu lebih besar dari pemasukan.

Ada kalanya semua masalah itu membuat ia merasa ingin menutup saja bisnisnya.

“Baru di tahun kedua aku mulai bangkit lagi karena mulai menyadari keputusan-keputusan kurang tepat yang pernah aku buat sebelumnya,” ujarnya.

Sebagai ibu tunggal yang memiliki dua anak yang masih kecil, Intan perlu pintar-pintar membagi waktu secara efisien, agar anak-anaknya bisa terurus dengan baik dan bisnisnya juga tetap berjalan.

“Ada saat-saat di mana aku ngerasa berhasil sebagai pebisnis, tapi gagal sebagai ibu. Ngerasa nggak punya banyak waktu buat anak-anak. Aku sadar betul aku nggak bisa 100 persen untuk anak-anak. Tapi, yang penting niat aku lurus. Aku jalanin bisnis sebagai bentuk tanggung jawab ke anak-anak. Aku selalu berusaha untuk melakukan yang terbaik di setiap peranan aku. Kita nggak akan bisa sempurna di tiap peran, tapi kita bisa selalu melakukan yang terbaik yang kita bisa. Aku ingin menjadi ibu yang bisa membuat anak-anakku bertumbuh dengan perasaan bahagia,” ujar Intan.

Sementara sebagai pebisnis, Intan hanya ingin menjalankan bisnis yang bisa memberi manfaat dan solusi untuk masyarakat.

“Aku berharap suatu hari nanti, Cleanlite Laundry bisa jadi brand laundry yang jadi tolak ukur kualitas untuk cuci kiloan, dan tumbuh menjadi brand yang ikonik untuk bisnis laundry di Indonesia,” ungkapnya.

5. Pesan untuk Kartini masa kini di Indonesia: “Stop Dreaming, Start Doing!”

Jadi Single Parent Mandiri, Intan Hardja Kini Berbisnis LaundryIDN Times/Istimewa

Melihat jatuh-bangunnya ia membangun bisnis serta kendalanya sebagai pebisnis perempuan, Intan berpesan, kepada perempuan-perempuan Indonesia, untuk mulailah melakukan sesuatu dan jangan hanya bermimpi.

“Stop dreaming, start doing. Dengan terus berbuat, pasti akan terbuka pintu-pintu di depan jalanmu. Ketika kita berbisnis, sangat mungkin kita nggak dapat respek yang sama seperti ketika laki-laki yang berbisnis. Kendala kita sebagai perempuan bisa jadi memang lebih banyak, baik secara mental dan materiil. Walaupun mungkin kapasitas dan kemampuan kita itu kecil dan sedikit, bukan berarti kita nggak bisa membawa manfaat untuk banyak orang,” pungkas Intan.

Baca Juga: Hannah Al Rashid, Tak Pernah Menyerah Perjuangkan Keadilan Perempuan

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya