Diskusi Swara Hanna Pagiet: Perempuan Jangan Merasa Sendirian
Perempuan Medan diharapkan lebih tangguh dan berdaya saing
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Swara Hanna Pagiet bersama Kafka menggelar diskusi bersama dengan perempuan-perempuan Kota Medan di bidang profesinya masing-masing. Diskusi ini bertema PUAN, proyeksi untuk masa depan dengan sub tema "Perempuan Tangguh dan Berdaya Saing". Diskusi berlokasi di Jalan Dr Mansyur III no.1 A, Kafka Coffee and Eatery, Kamis (9/3/2023) malam.
Hanna dari Swara Hanna Pagiet mengatakan acara ini dibuat guna menambah semangat dengan menjadikan sistem pendukung (support system) untuk semua perempuan.
“Kita butuh ruang diskusi untuk berbagi pengetahuan atau informasi agar tidak merasa sendirian. Kita bisa sama-sama berkarya mau apapun itu kegiatannya dan saling mendukung,” kata Hanna pada IDN Times.
Hanna mengatakan setiap perempuan pastinya memiliki mimpi di setiap diri masing-masing-masing dengan caranya sendiri.
“Kalau aku selalu berpesan ya lebih mencintai diri sendiri dan kejar mimpinya jangan dibunuh mimpinya. Sering sekali perempuan ketika mengejar mimpinya ada masalah jadi ditinggal mulai dari finansial, keluarga, omongan orang lain dan segala macam. Yang penting kita percaya dengan yang kita lakukan ya lakukan saja gak ada alasan lah,” jelas penyanyi solo bergenre pop balada ini.
Adapun narasumber yang mengisi diskusi yakni Diana Saragih sebagai penulis film, Lusty Malau selaku pegiat isu feminisme, Sheila Mahal sebagai musisi, Jade Granier selaku Direktur Alliance Francaise Medan, Eka Dalanta sebagai penulis, dan Mafa Yulie sebagai fotografer serta moderator Avena Matondang.
Baca Juga: Socialpreneur ala Hanna Keraf: Live In di Daerah Sangat Penting
1. Di mata penulis perempuan, sejak dulu narasi sastra banyak didominasi oleh laki-laki
Dalam diskusi ini, salah satu narasumber bernama Eka Dalanta mengatakan bahwa sejak dulu narasi sastra masih banyak didominasi oleh laki-laki dikarenakan dari banyaknya faktor sebab akibat tersebut.
“Ngomongi sastra tapi satu karya sastra saya selalu berpikir untuk bisa membuatnya dari spektif perempuan,” ujarnya sebagai penulis.
Sementara, Jade Granier selaku Direktur Alliance Francaise Medan mengatakan dirinya sangat senang bisa langsung berdiskusi dengan perempuan Indonsia khususnya Kota Medan yang memberi inspirasi.
Baca Juga: Masuki Fase Gugur Daun, Produksi Karet di Sumut Menurun