7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumah

#IDNTimesLife Bikin suasana yang asyik untuk belajar

Anak-anak punya dorongan alami untuk belajar. Ini terlihat dari rasa ingin tahunya yang selalu besar. Akan tetapi, kadang justru orangtua yang tanpa sadar kurang mendukung anak bahkan mematikan semangat belajarnya.

Nanti jika anak sulit sekali disuruh belajar, kita hanya menyalahkan bahkan menyebutnya pemalas. Padahal, anak-anak terbentuk oleh cara orangtua dalam mengasuhnya selama di rumah. Supaya semangat menimba ilmu terus terjaga hingga anak dewasa, tujuh hal berikut wajib diterapkan.

1. Orangtua juga wajib mencintai ilmu pengetahuan

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi membaca (pexels.com/cottonbro studio)

Kebiasaan anak akan sangat dipengaruhi oleh kebiasaan orangtua. Melalui pengamatan, anak meniru apa saja yang selalu dilakukan orangtua. Termasuk kesukaan belajar dengan membaca buku di rumah.

Maka dari itu, sebagai orangtua, kita wajib menunjukkan ketertarikan yang tinggi akan ilmu pengetahuan. Jangan hanya menuntut anak untuk rajin belajar, tetapi kita sendiri sudah tidak pernah melakukannya. Dengan alasan sibuk bekerja sekalipun, kita mesti tetap memperlihatkan rasa haus akan pengetahuan.

Meski kita tak lagi menempuh pendidikan formal, jadikan membaca sebagai bagian dari rutinitas kita. Belanja buku bersama anak perlu menjadi kegiatan di akhir pekan atau minimal sebulan sekali sekalian buat menyetok bacaan. Kalau kita sendiri gak suka belajar, kita juga kurang mampu membangkitkan motivasi belajar dalam diri anak.

2. Menetapkan jam belajar di rumah

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi anak belajar (pexels.com/Ron Lach)

Anak perlu didisiplinkan dalam segala hal, tak terkecuali dalam belajar. Jangan harap anak akan dengan sendirinya mau belajar setiap hari. Buat aturan di rumah supaya anak belajar dengan fokus minimal 2 jam setiap hari.

Artinya, selama 2 jam itu ia tidak boleh melakukan kegiatan selain belajar. Televisi harus dimatikan dan jauhkan anak dari gadget yang tak membantu proses belajarnya. Di jam belajar anak orangtua dapat mendampinginya, sama-sama membaca, atau melakukan pekerjaan yang belum selesai.

Jam belajar ini tetap berlaku sekalipun anak sedang tidak ada PR atau ulangan. Isi waktu belajarnya dengan membaca baik bab pelajaran yang sudah maupun belum diajarkan di sekolah. Dengan sering membaca materi pelajarannya, anak tak akan kesulitan buat mengingatnya.

Baca Juga: 4 Hal Seru yang Bisa Kamu Lakukan saat Liburan Sekolah

3. Menyediakan beragam buku di rumah

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi anak dan buku (pexels.com/olia danilevich)

Walaupun gadget juga dapat digunakan untuk belajar, buku tetap yang utama. Perhatian anak tidak akan mudah terpecah ketika membaca buku. Lain dengan bila anak menggunakan gadget yang terhubung dengan internet.

Waktu belajarnya mungkin sangat sedikit dibandingkan dengan waktu untuk anak mengakses berbagai konten. Cegah anak bosan membaca dengan menyediakan bacaan yang beragam. Walaupun anak masih SD misalnya, bisa saja ia lebih tertarik dengan buku sejarah ketimbang dongeng.

Sebaliknya, anak juga dapat bosan apabila hanya ada buku-buku nonfiksi di rumah. Bebaskan anak buat memilih sendiri buku bacaannya selama isinya aman dari pornografi dan kekerasan. Ketika berbelanja buku, beri anak kesempatan untuk memilih sendiri sebagiannya.

4. Menetapkan jenjang pendidikan minimal untuk diraih

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi wisuda (pexels.com/Denniz Futalan)

Sebagai orangtua, kita gak boleh terlalu takut tidak akan mampu menyekolahkan anak. Optimisme anak terbangun melalui optimisme orangtua. Kita harus selalu yakin bahwa biaya masih bisa dicari.

Kalau bukan sepenuhnya biaya dari kita, ada beasiswa atau mengajukan permohonan keringanan biaya untuk keluarga yang layak menerimanya. Jangan ragu dalam menetapkan jenjang pendidikan minimal untuk anak-anak. Contohnya, anak-anak paling tidak harus menjadi sarjana.

Sejak dini beri tahu anak bahwa kelak ia harus berkuliah. Masa sekolahnya masih panjang, tetapi itu bukan proses yang membosankan bila anak telah menemukan kesenangan dalam belajar. Dengan memberitahukan standar minimal pendidikan yang mesti dicapai, anak sudah punya arah buat dituju.

Ini bukan mimpi yang muluk bagi siapa pun. Anak perlu tahu titik start dan finish dalam pendidikan formalnya agar mudah baginya membayangkan perjalanannya nanti bergerak dari mana ke mana. Tidak ada kata terlalu dini untuk membicarakan tentang masa depan dengan anak asalkan cara penyampaiannya cukup mudah dimengerti.

5. Mendukung minat anak

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi belajar musik (pexels.com/MART PRODUCTION)

Anak bakal lebih antusias dalam belajar kalau berkaitan dengan minatnya. Sementara itu, bidang yang kurang disukai akan membuat prestasinya cenderung rendah. Kita gak boleh terjebak dalam pandangan seolah-olah belajar hanyalah tentang berbagai mata pelajaran di sekolah.

Bidang-bidang lain yang menarik bagi anak juga perlu mendapat perhatian. Kian tinggi ketertarikan anak, kian besar juga energi yang mampu dikerahkannya buat mempelajarinya. Ini meningkatkan kemungkinan keberhasilannya.

Kalau minat anak terdengar asing, tugas kita sebagai orangtua untuk mencari tahu lebih banyak. Bukan cepat-cepat melarangnya dan memaksakan minat atau pendapat pribadi. Anak yang hendak menjalani proses belajar perlu merasa enjoy agar hasilnya maksimal.

6. Belajar tidak hanya untuk mencari nilai

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi ayah dan anak (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Jika belajar hanya menjadi cara untuk mendapatkan nilai bagus, anak tidak akan merasakan keasyikan dalam kegiatan tersebut. Begitu nilai di sekolah kurang memuaskan, kekecewaan tak hanya dirasakan oleh anak melainkan juga orangtua. Oleh sebab itu, pandangan kita mengenai ukuran keberhasilan anak dalam proses belajarnya juga mesti diperluas.

Keberhasilan anak gak cuma diukur dari nilai-nilai mata pelajarannya. Ia cukup mampu memahami pelajaran dan memiliki kebiasaan baik belajar pun telah menjadi tanda keberhasilannya. Tujuan belajar kudu diperluas menjadi terus menambah ilmu untuk diri sendiri sambil mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Anak didorong guna memberikan kemampuan terbaiknya dalam belajar, tetapi gak perlu down jika nilainya belum sesuai dengan harapan. Arahkan anak biar lebih fokus pada pertambahan ilmunya. Jika anak belajar cuma buat mengejar nilai, nanti dia malah suka menyontek.

7. Jangan menjawab pertanyaan anak dengan asal-asalan apalagi membentak

7 Tips Menciptakan Semangat Belajar di Rumahilustrasi keluarga (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Orangtua gak harus tahu jawaban dari setiap pertanyaan anak. Akui saja bila terkadang kita pun kesulitan dalam menjawabnya. Turunkan gengsi kita sebagai orang dewasa dan mengajak anak bersama-sama mencari jawabannya.

Kita juga gak boleh mudah kehilangan kesabaran ketika anak mengulang-ulang sebuah pertanyaan atau bertanya ini itu. Bertanya menunjukkan keingintahuan anak dan ia mengandalkan kita sebagai pemberi informasi. Gunakan kepercayaan yang diberikan anak ini dengan sebaik mungkin.

Selelah apa pun kita dalam menjawabnya, ingatkan saja bahwa tadi anak sudah menanyakannya. Ulangi lagi jawabannya biar satu pengetahuan kian menancap dalam memorinya. Hindari membentak atau menyebut anak cerewet sebab dia bisa menjadi takut bertanya lagi tentang apa pun.

Semangat belajar anak memang tidak bisa selalu stabil. Pasti ada kalanya naik atau turun, misalnya saat anak berhadapan dengan materi-materi yang sulit atau masih dalam proses adaptasi dengan pengajarnya. Kita hanya perlu menjaga semangat itu supaya tak pernah padam sepenuhnya dan anak menemukan rasa senang dalam belajar.

Baca Juga: 5 Tips Belajar Otodidak agar Impianmu Tercapai!

Marliana Kuswanti Photo Community Writer Marliana Kuswanti

Esais, cerpenis, novelis. Senang membaca dan menulis karena membaca adalah cara lain bermeditasi sedangkan menulis adalah cara lain berbicara.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya