4 Tradisi Jelang Bulan Ramadan yang Biasa Dilakukan di Medan
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bulan suci Ramadan akan tiba dalam hampir satu pekan ke depan. Seluruh umat Islam di dunia termasuk di Indonesia akan menyambut datang nya bulan penuh berkah ini.
Terdapat beragam tradisi dan kegiatan-kegiatan menarik yang dilakukan secara turun-temurun termasuk di Sumatra Utara khususnya Kota Medan. Ada tradisi apa saja sih di Medan? Yuk simak!
1. Ziarah Kubur
Ziarah kubur merupakan salah satu tradisi yang banyak dilakukan oleh umat Islam jelang memasuki bulan suci Ramadan. Tujuannya untuk mengingat kematian, akhirat, memberikan salam kepada ahli kubur serta mendoakan mereka atau memohonkan ampun untuk mereka
Meski masih dalam kondisi pandemi Covid-19, terpantau di Taman Pemakaman Umum (TPU) muslim Jalan Halat sejumlah masyarakat masih antusias melalukan ziarah kubur ke makam kerabat mereka, Rabu (23/3/2022).
2. Mandi Pangir
Mandi pangir dilakukan untuk menyambut datangnya bulan Ramadan. Mandi pangir merupakan tradisi yang sudah diwariskan dari turun temurun. Kegiatan mandi pangir dengan menggunakan wewangian berupa daun pandan, daun jeruk purut, serei, pinang mayang dan daun lainnya. Cara mandi pangir yaitu dengan merebus pangir. Setelah itu, air rebusannya digunakan untuk mandi.
Tradisi ini bertujuan untuk meninggalkan dosa masa lalu dan mulai mempersiapkan diri untuk hidup yang baru di bulan suci Ramadan. Biasanya mandi pangir dilakukan sehari sebelum hari Ramadan dan dilakukan beramai-ramai di tempat pemandian. Tetapi sekarang sudah banyak masyarakat yang melakukan mandi pangir dirumah masing masing.
3. Pawai Obor
Pawai obor merupakan kegiatan arak-arakan sambil membawa obor bambu yang menyala. Tradisi ini sering dilakukan di malam sebelum menyambut bulan suci Ramadan dengan tujuan untuk menumbuhkan rasa antusias masyarakat dalam menyambut bulan penuh berkah ini.
Tradisi pawai obor juga sering menjadi sarana untuk memperkuat tali silaturahmi dan kebersamaan dalam masyarakat. Masyarakat yang turut ambil bagian dalam menyemarakkan tradisi pawai obor ini akan beramai-rama berjalan kaki dengan ratusan obor yang menyala sambal melantukan salawat.
4. Tradisi Punggahan
Punggahan sendiri berasal dari kata Munggah (bahasa jawa) yang berarti naik. Maksudnya bahwa memasuki bulan Ramadan perlu disambut dengan iman yang harus lebih ditingkatkan lagi.
Biasanya punggahan ini dilakukan dirumah dengan mengundang tetangga sekitar dan kyai untuk memimpin pembacaan tahlil dan doa, atau bisa juga dilakukan di masjid atau musala. Bertujuan untuk mengingatkan para umat muslim bahwa Ramadan akan tiba, dan juga mengirim doa pada orang orang yang telah meninggal dunia.
Hidangan yang harus ada saat punggahan yaitu nasi kluban, bubur nasi dan menu wajib pada tumpeng ada apem, pisang dan ketan.
Dari beberapa tradisi tersebut diketahui betapa kaya kearifan lokal di Sumatera Utara. Selamat menyambut bulan suci Ramadan.
Baca Juga: Ternyata Mengajari Anak Berpuasa Gak Sulit, Simak Nih 5 Caranya