Penjaga Hutan, Delima Silalahi Terima Goldman Environmental Prize 2023

Pejuang lingkungan asal Sumut ini terima penghargaan di SF

Medan, IDN Times- Delima Silalahi (46) pejuang lingkungan dari Sumatra Utara, Indonesia menerima anugerah dari Goldman Environment Prize 2023. Ini merupakan penghargaan pertama di dunia bagi aktivis lingkungan di tingkat akar rumput yang diberikan setiap tahun kepada pahlawan lingkungan dari enam benua.

Delima Silalahi merupakan direktur eksekutif Kelompok Studi dan Pengembangan Prakarsa Masyarakat (KSPPM), suatu organisasi nonpemerintah yang berdedikasi untuk perlindungan hutan adat di Sumatra Utara. 

Berkat kampanye khusus yang dilakukan Delima, bersama komunitas masyarakat adat di Tano Batak, pada bulan Februrari 2023, pemerintah akhirnya memberikan hak pengelolaan sah atas 7.213 ha hutan adat kepada enam kelompok masyarakat Tano Batak.

“Saya sangat gembira walaupun saya sadar bahwa ini bukanlah perjuangan saya sendiri. Ini adalah kemenangan buat gerakan Masyarakat Adat di Indonesia," kata Delima Silalahi dalam keterangan tertulis yang diterima IDN Times, Selasa (25/4/2023). 

"Perjuangan hak atas tanah, hak atas identitas kita itu tidak turun dari langit. Itu diperjuangkan. Kita tidak sedang melanggar hukum. Ada konstitusi yang menjamin perjuangan kita. Negara tidak akan memberikannya begitu saja kepada kita,” sambungnya.

1. Atas perjuangannya, Delima bersama Gerakan masyarakat sipil di Sumatra Utara berhasil merebut kembali hutan adat

Penjaga Hutan, Delima Silalahi Terima Goldman Environmental Prize 2023Delima Silalahi (Photo: Edward Tigor for the Goldman Environmental Prize)

Atas perjuangannya, Delima bersama Gerakan masyarakat sipil di Sumatra Utara berhasil merebut kembali lahan ini dari perusahaan pulp dan kertas yang telah mengubah sebagiannya menjadi hutan tanaman industri eukaliptus yang bukan merupakan tanaman asli dan dikembangkan secara monokultur.

Keenam komunitas masyarakat adat yang mendapatkan pengakuan tersebut berkomitmen melestarikan hutan adatnya. Enam kelompok masyarakat adat ini memiliki program pemulihan kawasan hutan adat mereka dengan mulai menanam kembali spesies hutan asli, termasuk pohon kemenyan.

Di antaranya, komunitas masyarakat adat Pandumaan Sipituhuta, Nagasaribu Onan Harbangan, Bius Huta Ginjang, Janji Maria, Simenak-menak dan Tornauli Aek Godang Adiankoting.

Delima dan KSPPM mendukung masyarakat untuk menanam kembali dan merestorasi ekosistem, sekaligus meningkatkan tutupan pohon hutan dan ketahanan iklim alami. 

Meski dihadapkan dengan industri paling berkuasa di Sumatra Utara, Delima dan komunitas masyarakat adat berhasil mendapatkan hak pengelolaan sah atas hutan adat masyarakat. Ini kemenangan bagi ketahanan iklim, keanekaragaman hayati, dan hak Masyarakat Adat.

Baca Juga: Sejak Hari Kedua Lebaran, Pergerakan Warga ke Sabang Naik 300 Persen

2. Selain Delima, ada juga beberapa tokoh dari Indonesia yang pernah mendapat penghargaan ini

Penjaga Hutan, Delima Silalahi Terima Goldman Environmental Prize 2023Delima Silalahi (Photo: Edward Tigor for the Goldman Environmental Prize)

Selain Delima, ada juga beberapa tokoh dari Indonesia yang pernah mendapat penghargaan ini. Mereka adalah Loir Botor Dingit (1997),Yosepha Alomang (2001), Yuyun Ismawati (2009), Prigi Arisandi (2011), Aleta Baun (2013), dan Rudi Putra (2014). 

Goldman Environmental Prize dirintis di San Francisco pada tahun 1989 oleh pemuka masyarakat dan filantropis Richard dan Rhoda Goldman. Selama 34 tahun, yayasan ini telah menorehkan dampak yang teramat besar pada planet ini.

Hingga kini, Goldman Environmental Prize telah memberi penghargaan kepada 219 pemenang, termasuk 98 perempuan di 95 negara. Sebagian besar pemenang ini kemudian menempati posisi pejabat pemerintah, kepala negara, pemimpin NGO, dan penerima Nobel.

“Kini, ketika dunia menyadari krisis lingkungan akut, seperti perubahan iklim, ekstraksi bahan bakar fosil, dan pencemaran udara dan air, kita makin sadar akan hubungan kita satu sama lain dan terhadap semua kehidupan di planet,” kata John Goldman, Presiden Goldman Environmental Foundation.

“Aktivis akar rumput di Malawi yang tengah melawan pencemaran plastik di negaranya, terhubung dengan kita, begitu pun sebaliknya. Ia mengajari cara melakukannya di tempat tinggal kita. Pekerjaan ini, dan kehidupan kita, semuanya saling terkait," ujarnya.

3. Penyerahan anugerah dilakukan secara langsung di Opera House San Francisco

Penjaga Hutan, Delima Silalahi Terima Goldman Environmental Prize 2023Delima Silalahi (Photo: Edward Tigor for the Goldman Environmental Prize)

Penyerahan Anugerah akan dirayakan dalam seremoni langsung di Opera House San Francisco pada 24 April, pukul 05:30 PM PDT atau 25 April, pukul 07.30 WIB. Ini merupakan seremoni langsung (tatap muka) pertama sejak 2019.

Seremoni ini akan dipandu oleh pendiri Outdoor Afro, Rue Mapp, beserta musisi tamu Aloe Blacc. Acara ini akan disiarkan langsung di kanal YouTube Goldman Environmental Prize.

Seremoni kedua akan diselenggarakan di Eisenhower Theater yang berlokasi di John F. Kennedy Center for the Performing Arts, Washington, DC, pada 26 April 2023, pukul 7:00 PM EDT. Seremoni ini akan dipandu oleh jurnalis pemenang Anugerah Pulitzer, dengan sambutan khusus oleh Nancy Pelosi, Mantan Ketua DPR AS.

Baca Juga: Satu Warga Tewas, BKSDA Pasang Kadang Jebak untuk Harimau

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya