TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Ziarah Kubur Jelang Ramadan, Jangan Salah Niat dan Tujuan Guys!

Keliru jika puasa tidak afdal sebelum ziarah

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times – Tempat Pemakaman Umum (TPU) Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan, yang diperuntukkan untuk korban COVID-19 lebih ramai dari hari biasa, Rabu (22/3/2023). Para pengunjung melakukan kebiasaan ziarah menjelang Ramadan.

Namun jumlah pengunjung tidak seperti di pemakaman umum Muslim lainnya. Pantauan mulai pukul 15.30 WIB hingga 17.30 WIB, peziarah silih berganti berdatangan. Berdoa untuk sanak keluarga dan kerabat yang lebih dulu pergi karena pandemik yang sempat mengganas di negeri ini.

Selain peziarah dari Kota Medan ada juga yang datang dari luar kota. Seperti Rohim yang datang dari Kota Binjai yang sengaja datang untuk berziarah ke makam keluarganya.

“Tadi datang sama keluarga juga. Jadi memang berziarah ini rutin kami lakukan setiap Ramadan. Kebetulan ada yang dimakamkan di sini juga, jadi kami datang ke sini. Setelah ini ke makam keluarga yang lainnya,” katanya.

Bagi Rohim, tujuannya berziarah adalah untuk mendoakan sanak keluarga dan kerabat yang lebih dulu meninggalkan mereka. Mendoakan supaya almarhum bisa diterima dan diberikan tempat terbaik di sisi Allah Subhanahu Wa Ta'ala.

“Gak ada niat lain. Kita datang untuk berdoa dan melepas kerinduan kepada orang yang lebih dulu pergi,” kata Rohim.

Lantas seperti apa hukum berziarah dalam Islam. Apalagi dilakukan menjelang Ramadan dan menjadi kebiasaan masyarakat.

Simak nih ulasan dari Sekretaris Majelis Ulama Kota Medan Muhammad Syukri Albani Nasution. Supaya kita lebih paham, apa sih sebenarnya makna berziarah itu.

Baca Juga: Cerita Jukir Makam dan Pedagang Bunga Raih Rezeki Jelang Ramadan

1. Keliru jika beranggapan berziarah jelang Ramadan bikin puasa lebih afdal

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Di tengah masyarakat sering kali beredar anggapan jika ziarah sebelum Ramadan akan membuat ibadah puasa semakin afdal. Ternyata itu keliru guys.

Menurut Syukri, kekeliruan itu karena memaknai berziarah sebagai pengultusan terhadap sesuatu.  “Menghubungkan tidak berziarah dan membuat puasa tidak afdal itu membuat menjadi bathil atau Haram,” kata Syukri kepada IDN Times, Rabu (22/3/2023).

Selain itu, sering kali kita mendengar bahwa ziarah jelang Ramadan untuk menghibur arwah orang yang sudah meninggal menjelang Ramadan. Itu, kata Syukri juga kekeliruan yang justru membuat ziarah menjadi haram.

2. Jangan pernah minta orang yang sudah meninggal mendoakan kita yah

Suasana ziarah kubur di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Khusus COVID-19, Simalingkar B, Kecamatan Medan Tuntungan, Kota Medan, Rabu (22/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Seringkali ziarah kubur dimaknai sebagai kesempatan meminta doa dari arwah leluhur atau sanak keluarga. Duh, ini keliru berat guys.

Kata Syukur, ini adalah kekeliruan orientasi dan niat berziarah. Kata Syukur, tidak ada lagi hubungan integratif antara orang yang masih hidup dengan yang sudah meninggal.

“Makanya bahkan siapapun yang berziarah ke makam Rasulullah sekali pun, dia bukan minta doa dari Rasul. Harusnya, kita mengucapkam salam, dan berdoa kepada Allah atas kemuliaan Rasulullah. Itu yang harus diluruskan,” ungkapnya.

Mendoakan orang yang sudah meninggal adalah bentuk sensitifitas sebagai orang yang masih hidup. Apalagi kita meyakini bahwa doa anak yang soleh itu sampai kepada orangtua yang sudah meninggal.

Baca Juga: H-1 Ramadan, Pemakaman Mandailing Masih Dipadati Peziarah

Berita Terkini Lainnya