TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Kisah Eko Rore, Pernah Jadi Kuli Bangunan Kini Jurnalis dan MC Hits 

Eko juga kini tengah menjalani bisnis Wedding Organizer

Kisah Eko Rore, Jajal Dunia Jurnalistik Hingga Jadi MC di Medan (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times- "Ketika kamu menginginkan sesuatu, alam semesta berkonspirasi untuk membantu kamu mencapainya". Itulah sepenggal kata perjuangan dari Paulo Coelho, yang menggambarkan kisah Eko Kurniawan. Ia adalah seorang pemuda yang menemukan semangatnya untuk menjajal dunia jurnalistik dan pemandu acara atau Master of Ceremony.

Menggunakan nama panggung Eko Rore atau yang juga sering disapa Pak Eko, pemuda berusia 29 tahun ini juga mengasah bakatnya di dunia komunikasi. Kegiatan itu, dijalaninya sejak 2012. Berawal dari mimpinya yang mengidolakan sosok pembawa acara tanah air, Adi Nugroho dan Choky Sitohang, Eko pun berkeinginan mengikuti jejak dua pribadi tersebut.

Selain itu, ketertarikannya di dunia komunikasi akhirnya mengantarkan Eko mengemban pendidikan Ilmu Komunikasi di Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan. 

“Jadi dulu, sejak kecil suka tampil depan umum dan berlanjut ketika masuk Sekolah Menengah Pertama. Kalau ada acara pentas seni, aktif beranikan diri untuk jadi MC, sampai ke jenjang Sekolah Menengah Atas, sangat punya ketertarikan untuk jadi pembawa acara sekolah,” ujar Eko mengawali ceritanya, Rabu (10/5/2023).

1. Eko melanjutkan pendidikan dengan biaya sendiri di swasta

Kisah Eko Rore, Jajal Dunia Jurnalistik Hingga Jadi MC di Medan (IDN Times/Istimewa)

Eko menyebutkan setelah lulus dari SMA, dirinya ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi di dunia komunikasi. Ia memiliki keinginan untuk terus belajar dan mengembangkan bakat di dunia pemandu acara. 

“Terus mencoba peruntungan ikut jalur undangan sekolah dengan ambil jurusan Ilmu Komunikasi di Jakarta dan Bandung. Namun tidak lulus, hingga akhirnya ketemu sama Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Pembangunan Medan (STIK-P), ada jurusan Jurnalistik dan Public Relation. Tanpa berfikir panjang langsung daftar dan akhirnya menjalani kuliah di sana,” ucapnya.

Eko juga menceritakan, perjalanan kuliah tak seindah yang dibayangkan, karena pada saat itu, ia harus mencari biaya sendiri karena kondisi ekonomi pada kala itu yang tidak mencukupi. “Ya, optimis dan Bismillah, memutuskan untuk kuliah dengan biaya sendiri, namun sambil bekerja agar dapat uang masuk untuk bayar kuliah," tuturnya.

Baca Juga: Profil Dara Latifah, Atlet Sepeda Sumut yang Raih 2 Emas SEA Games

2. Pernah menjadi buruh di awal masa kuliah

Kisah Eko Rore, Jajal Dunia Jurnalistik Hingga Jadi MC di Medan (IDN Times/Istimewa)

Eko pun pernah menjadi buruh di awal masa kuliah dengan gaji Rp45 ribu per hari. "Kalau diingat sangat lelah pekerjaan pada saat itu, tapi saya yakin dan percaya kerja keras seseorang akan ada hikmahnya,” ungkap Eko.

Kemudian, pada tahun 2013 awal, mencoba peruntungan cari kerja, pada saat itu melamar di salah satu perusahaan otomotif sepeda motor sebagai sales dan dituntut untuk jualan produk sepeda motor sebanyak-banyaknya. Tak sampai setahun, memilih untuk resign atau berhenti bekerja karena peghasilan tidak cukup untuk biaya kuliah. 

Eko menyamapikan di tengah perjalanan karir yang tidak mulus. Dirinya harus dihadapkan dengan masalah besar keluarga. Yang di mana, kedua orangtuanya harus berpisah. Belum lagi dirinya telilit hutan. 

"Sempat kuliah berantakan karena pernah terlilit utang dan dijauhi sama teman-teman di masa kuliah, hancur sehancur hancurnya, bahkan sampai tidak bekerja lagi tapi status kuliah masih aktif,” ungkapnya. 

Dari semua itu, ia merasa berada di titik terendah kehidupan. Ia bahkan pernah ingin mengakhiri hidupnya karena merasa tidak menjadi anak yang baik. "Aku merasa menjadi manusia yang tidak berguna, putus asa dan merasa tidak punya masa depan," ucapnya.

3. Menjajal dunia jurnalistik di salah satu media online di Medan

Kisah Eko Rore, Jajal Dunia Jurnalistik Hingga Jadi MC di Medan (IDN Times/Istimewa)

Meskipun berat, Eko harus melangkah kembali. Ia akhirnya menjajal dunia jurnalistik. Ya menjadi jurnalis di salah satu media online ternama di Kota Medan. Sejak 2014, ia bergabung di media sampai saat ini. 

"Sejak menjadi jurnalis, saya benar-benar serius untuk mengubah hidup saya, Alhamdulllilah dapat gaji dan bisa nabung dan membayar uang kuliah, karena saya berpikir bahwa kuliah ini harus selesai,” ucapnya.

Tahun 2015, semangat untuk bangkit dari keterpurukan terus menggebu. Ia kemudian memilih aktif berkegiatan menjadi pemandu acara. "Job MC yang mulai berdatangan, sambil menjalani kuliah yang tinggal beberapa semester lagi," tuturnya.

“Alhamdulillah tahun demi tahun berjalan, aku merasa ada perubahan dalam hidup, bisa nabung, bisa kasih orang tua, bisa bayar kuliah, bisa membeli sesuatu yang dinginkan tanpa ada utang sana sini," tambahnya. Menjadi jurnalis, Eko bahkan bisa merasakan keliling Indonesia karena dinas kerja. Ia juga  merasakan bertemu orang-orang hebat.

4. Eko memulai menjalani bisnis Wedding Organizer

Kisah Eko Rore, Jajal Dunia Jurnalistik Hingga Jadi MC di Medan (IDN Times/Istimewa)

Perjalanan tidak berhenti di sana. Eko kemudian mendapat buah dari hasil kerja kerasnya. Eko bisa menyelesaikan kuliahnya sampai wisuda dengan membawa kedua orangtuanya pada 2017. Namun, tantangan berlanjut setelah wisuda.

Eko memulai menjalani bisnis Wedding Organizer. Eko bercerita, selama menjalankan profesi menjadi jurnalis dan MC serta memiliki bisnis wedding, ia memiliki tantangan yang semakin besar.

"Harus mengatur waktu dengan baik dan berusaha untuk terus belajar mengasah ilmu agar dapat menjadikan diri menjadi lebih baik. Jurnalis adalah pekerjaan yang tak kenal waktu, kapan kita ditugaskan kita harus siap, sebagai pelopor informasi jurnalis bagi saya adalah pekerjaan yang mulia," tuturnya.

Baca Juga: Penantian Emas Abdul Hafiz Terjawab di SEA Games Keempatnya di Kamboja

Berita Terkini Lainnya