6 Seni Meromantisasi Diri saat Kehidupan Tidak Sesuai Ekspektasi

Mungkin kita pernah memiliki ekspektasi tinggi mengenai kehidupan yang akan dijalani. Ekspektasi ini bahkan menguasai seluruh pikiran seperti sebuah realita. Tapi apa yang terjadi? Kita justru dihadapkan dengan ekspektasi yang tidak sesuai dengan harapan.
Merasa sedih dan kecewa adalah hal yang wajar. Manusiawi jika kita merasakan gejolak emosi tersebut. Tapi dalam hal ini, juga penting untuk tetap meromantisasi diri. Kehidupan terus berjalan, dan kita tidak boleh terpuruk dalam waktu lama.
Berikut merupakan tujuh seni meromantisasi diri yang bisa diterapkan.
1. Menciptakan rutinitas sehari-hari yang sederhana namun bermanfaat

Wajar jika kita merasa kecewa saat sadar kehidupan tidak sesuai ekspektasi. Baik dalam hal karier dan pekerjaan, maupun relasi dengan orang-orang sekitar. Tapi apapun yang terjadi, jangan sampai relasi dengan diri sendiri justru terganggu. Karena ini yang akan merusak keteraturan hidup.
Terdapat seni meromantisasi diri meskipun kehidupan tidak berjalan sesuai dengan ekspektasi. Kita bisa mulai menciptakan rutinitas sehari-hari yang sederhana namun bermanfaat. Meskipun berupa kegiatan kecil, setidaknya menunjukkan bahwa kehidupan tidak sepenuhnya buruk dan sia-sia.
2. Saatnya berhenti mengukur pencapaian berdasarkan standar orang lain

Kebiasaan buruk yang masih sering dilakukan adalah mengukur pencapaian berdasarkan standar orang lain. Jika tidak bisa mengikuti standar ideal yang ditetapkan oleh mereka, menghakimi diri sebagai manusia gagal. Tapi sampai kapan kita mau terjebak gaya hidup yang membebani mental dan pikiran?
Padahal bisa saja memulai meromantisasi diri saat kehidupan tidak sesuai ekspektasi. Saatnya kita berhenti mengukur pencapaian berdasarkan standar orang lain. Ingat bahwa setiap orang memiliki batas kemampuan masing-masing yang tidak dapat disamaratakan.
3. Fokus pada pembelajaran dari setiap proses yang dilewati

Setiap orang pasti merasakan kekecewaan saat mendapati kehidupan tidak sesuai yang direncanakan. Apalagi sudah berharap pada pencapaian yang menjadi gambaran awal. Sebenarnya ini menjadi situasi yang wajar dan pasti dihadapi oleh setiap individu.
Tapi yang paling penting, terletak dari cara kita dalam meromantisasi diri saat kehidupan tidak sesuai ekspektasi. Fokus saja pada pembelajaran dari setiap proses yang dilewati. Dengan cara ini, kita dapat memaknai setiap perjalanan hidup dengan bijaksana. Tidak sekadar mengedepankan rasa sakit hati dan kekecewaan.
4. Mengapresiasi keindahan kecil yang terdapat di lingkungan sekitar

Kehidupan yang tidak sesuai ekspektasi tentu jauh dari keinginan. Bahkan jika diperbolehkan memilih, tidak seorangpun yang bersedia dengan pilihan tersebut. Tapi kehidupan juga memiliki caranya tersendiri untuk menampilkan perjalanannya yang indah.
Kita hanya perlu meromatisasi diri saat kehidupan tidak sesuai dengan ekspektasi. Kuncinya dengan mengapresiasi keindahan kecil yang terdapat di lingkungan sekitar. Seperti melihat pemandangan langit yang mengingatkan kita akan keindahan semesta. Atau mengambil foto untuk hal-hal kecil dan membahagiakan.
5. Memperlakukan diri sendiri selayaknya sahabat

Meromantisasi diri saat kehidupan tidak sesuai ekspektasi tentu menjadi situasi yang tidak mudah. Di satu sisi, kita masih bertarung dengan patah hati dan kekecewaan. Sementara di sisi yang lain, kehidupan tetap berjalan dengan situasinya yang semakin kompleks.
Untuk mengatasi situasi demikian, kita perlu memperlakukan diri sendiri selayaknya sahabat. Saat kehidupan tidak berjalan sesuai ekspektasi, beri waktu istirahat sejenak. Bukan menghakimi dan memaksa. Memberlakukan diri sendiri selayaknya sahabat, kita akan sadar kehidupan tetap berharga.
6. Mengekspresikan diri melalui karya seni

Bolehkah kita merasa bersedih saat mendapati kehidupan tidak sesuai ekspektasi? Tentu saja boleh. Tapi juga terdapat catatan penting yang harus diingat. Meskipun tidak sesuai dengan gambaran dan rencana awal, kita harus tetap berusaha untuk meromantisasi diri sendiri.
Kehidupan berjalan tidak sesuai ekspektasi, tidak ada salahnya meluapkan emosi. Contohnya mengekspresikan diri melalui karya seni. Entah dengan lukisan, karya tulis yang menginspirasi untuk bangkit, atau mungkin dengan karya sastra melalui novel dan puisi.
Meromantisasi diri saat kehidupan tidak sesuai ekspektasi terkadang menjadi beban. Padahal ini tidak susah dilakukan asal kita mengetahui seni meromantisasi diri yang tepat. Seni meromantisasi diri adalah bentuk keberanian untuk tetap melihat cahaya, bahkan dalam hal yang tampaknya biasa atau menyakitkan.