5 Tanda Kamu Mengalami Ambivalensi dalam Pengambilan Keputusan

Ambivalensi adalah kondisi pikiran yang dipenuhi kebingungan dan perasaan cambur aduk terhadap suatu pilihan, situasi, atau seseorang. Kondisi ini muncul karena adanya perpecahan antara dua atau lebih pilihan yang membuat ragu dan sulit menetapkan hati.
Ambivalensi sebenarnya sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hanya saja, banyak orang yang tidak menyadarinya, sehingga dianggap hal biasa.
Padahal, ambivalensi dapat menciptakan ketegangan untuk diri sendiri, seperti kebingungan, stres, dan ketidaknyamanan emosional. Maka dari itu, berikut adalah beberapa tanda yang harus kamu ketahui ketika mengalami ambivalensi.
1. Merasa bingung atau terpecah antara dua pilihan

Kebingungan antara dua pilian sering kali jadi masalah utama ambivalensi. Kebingungan ini pun ada banyak sebabnya. Di antaranya bisa seperti pilihan perasaan terhadap seseorang, pengambilan keputusan kerja, dan lain sebagainya.
Perasaan bingung dan terpecah ini akan membuatmu merasa bimbang dan sulit memutuskan. Alhasil, ini akan mendesakmu untuk segera menyelesaikannya. Jika tidak, kamu akan semakin tertekan dalam dua atau lebih pilihan tersebut. Akan tetapi, setidaknya sadari terlebih dahulu tanda ini agar bisa mengantisipasinya dengan cepat dan tepat.
2. Cenderung menunda keputusan

Kebingungan antara banyak pilihan akan mendesakmu untuk membuat pilihan. Namun, ketidakpastian cenderung membuatmu menunda keputusan. Untuk itu, jika kamu sering melakukan ini, maka kamu sekarang ada di kondisi ambivalensi.
Kecenderungan menunda ini terjadi karena rasa berharap pada waktu atau faktor lain dapat membuat pilihan menjadi lebih jelas. Sayangnya, hal ini justru membuat proses menjadi lebih lama dan bisa berujung stres. Jadi, ada baiknya segera mengambil keputusan, sehingga tidak semakin membebani pikiran.
3. Berubah pikiran terus-menerus

Perasaan campur aduk dalam mengambil keputusan sering kali membuatmu mengalami perubahan keputusan. Alhasil, ketika ingin memutuskan sesuatu, kamu masih merasa ragu dan terus mempertimbangkan pilihan lain.
Pikiran yang terus mengalami perubahan itu adalah tanda ambivalensi. Tekanan untuk mengambil keputusan membuatmu tidak percaya diri dalam pengambilan keputusan. Berbagai pertanyaan di kepala tentang keputusan yang diambil membuatmu bingung tentang kebenarannya. Alhasil, stres dan rasa tidak nyaman pun akan semakin memganggu.
4. Mengalami kecemasan atau stres berlebih

Terkadang, tekanan ketika mengalami ambivalensi tidak bisa diremehkan. Sebab, perasaan terpecah ini bisa saja membuatmu mengalami kecemasan hingga stres berlebih. Kondisi seperti ini biasanya terjadi jika tekanannya sudah terlalu berat.
Maka dari itu, perhatikan kondisi mental jika dihadapkan kondisi seperti ini. Tidak semua orang mampu menghadapi tekanan dalam memutuskan suatu pilihan. Bisa saja tekanan yang kamu miliki memang lebih besar dari yang dibayangkan.
5. Memerlukan banyak validasi dari orang lain

Menentukan suatu pilihan pasti tidak jauh dari perasaan ragu. Katika sudah mengalami keraguan, besar kemungkinan kamu akan semakin membutuhkan banyak validasi orang. Kamu merasa perlu keyakinan lebih, sehingga memutuskan untuk bertanya kepada orang lain.
Masalahnya, meskipun mendapat masukan, kamu tetap merasa belum puas dan sulit untuk mantap pada satu keputusan. Kamu tetap tidak yakin, bahkan semakin ragu dan sulit menetapkan keputusan. Hingga akhirnya, kamu tetap terjebak pada proses pengambilan keputusan yang membingungkan dan melelahkan.
Beberapa tanda di atas mungkin akan atau sudah kamu alami saat dihadapi suatu pilihan. Penting untuk memahaminya dengan baik, agar nantinya bisa mengantisipasi masalah dalam pengambilan keputusan.