Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Tips Melatih Otak untuk Senang Belajar, Ampuh Banget!

ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Julia M Cameron)
Intinya sih...
  • Hubungkan belajar dengan hal yang menyenangkan, seperti mendengarkan lagu favorit atau ngemil sehat, untuk meningkatkan motivasi belajar.
  • Uji ingatan dengan retrieval practice dan atur ulang jadwal belajar dengan spaced repetition untuk memperkuat memori jangka panjang.
  • Variasikan aktivitas belajar, pilih tantangan yang pas, libatkan indra, dan gunakan gaya belajar aktif untuk meningkatkan daya serap otak.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Belajar sering terasa seperti beban, apalagi kalau materinya sulit atau suasananya gak mendukung. Tapi sebenarnya, otak kita bisa dilatih supaya justru menikmati proses belajar.

Nah, ini dia 5 cara praktis dan seru supaya otak lebih semangat saat belajar. Dengan teknik yang tepat, belajar bisa berubah jadi kegiatan yang bikin nagih dan penuh kepuasan. Yuk simak!

1. Hubungkan belajar dengan hal yang menyenangkan

ilustrasi belajar (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi belajar (pexels.com/Julia M Cameron)

Otak punya cara unik dalam membentuk kebiasaan. Kalau kita sering mengaitkan kegiatan belajar dengan sesuatu yang bikin senang, seperti mendengarkan lagu favorit atau ngemil sehat, lama-kelamaan otak mulai menganggap belajar itu menyenangkan. Ini karena munculnya dopamin, zat kimia yang bikin kita merasa senang saat melakukan sesuatu yang kita suka.

Contohnya, coba pasang lagu instrumental setiap kali kamu mulai belajar. Setelah beberapa kali, otak akan otomatis terpicu untuk masuk ke mode belajar saat mendengar lagu itu. Teknik ini disebut “dopamine anchoring”, dan terbukti bisa meningkatkan motivasi belajar. Tapi jangan sampai bergantung total pada hadiah eksternal. Yang paling penting adalah membangun rasa senang dari dalam diri sendiri lewat kebiasaan yang konsisten.

2. Uji ingatan dan atur ulang jadwal belajar

ilustrasi belajar (pexels.com/lil artsy)
ilustrasi belajar (pexels.com/lil artsy)

Daripada membaca ulang catatan terus-menerus, lebih efektif kalau kamu coba mengingat kembali informasi yang sudah dipelajari. Teknik ini disebut “retrieval practice” dan terbukti bisa memperkuat ingatan jangka panjang. Jadi, setelah belajar, langsung tes dirimu sendiri, bisa lewat kuis kecil, menjelaskan ulang ke teman, atau bikin pertanyaan sendiri.

Lalu padukan dengan “spaced repetition”, yaitu mengulang materi secara berkala dengan jarak waktu yang makin panjang. Misalnya, ulang hari ini, lalu dua hari lagi, lalu seminggu kemudian. Cara ini bikin otak terus menyegarkan ingatan, bukan sekadar menyimpannya sebentar lalu lupa. Penelitian menunjukkan kombinasi 2 teknik ini sangat efektif untuk memperkuat memori, bahkan untuk materi yang rumit.

3. Variasikan aktivitas dan pilih tantangan yang pas

ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Julia M Cameron)
ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Julia M Cameron)

Otak itu cepat bosan. Kalau kamu melakukan hal yang sama berulang-ulang, performanya bisa menurun. Coba ubah rutinitas belajar, misalnya belajar di tempat berbeda, menggunakan metode baru, atau selipkan permainan edukatif. Hal-hal baru ini bisa membantu otak tetap aktif dan meningkatkan kreativitas.

Pilih juga tantangan yang gak terlalu mudah, tapi juga gak bikin stres. Ada istilah “desirable difficulty” yang artinya kesulitan yang cukup menantang, tapi tetap bisa diatasi. Belajar dengan level kesulitan yang tepat akan memperkuat daya serap dan ingatan otak. Gak masalah kalau awalnya terasa lambat, karena proses ini justru membuat pelajaran menempel lebih lama di kepala.

4. Libatkan indra dan gunakan gaya belajar aktif

ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Diva Plavalaguna)
ilustrasi belajar dari Youtube (pexels.com/Diva Plavalaguna)

Semakin banyak bagian otak yang terlibat saat belajar, semakin mudah juga materi dipahami. Makanya, jangan cuma baca atau dengarkan. Coba menulis ulang, menggambar skema, mengajarkan materi ke orang lain, atau berdiskusi. Cara ini disebut multisensory learning, yang berarti melibatkan lebih dari satu indra sekaligus.

Kegiatan belajar aktif seperti berdiskusi, praktik langsung, atau mempresentasikan sesuatu akan membuatmu lebih fokus dan tertarik. Penelitian menunjukkan bahwa aktivitas aktif jauh lebih efektif dibanding hanya menyimak pasif seperti mendengarkan atau membaca. Dengan cara ini, materi gak cuma tersimpan di otak, tapi juga bisa diakses dan dipakai dengan lancar.

5. Jaga pola hidup sehat

ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)
ilustrasi tidur (pexels.com/Andrea Piacquadio)

Kualitas tidur sangat berpengaruh pada kemampuan belajar. Saat tidur, otak menyusun ulang dan menyimpan informasi yang sudah kamu pelajari. Tidur malam 7-9 jam sangat disarankan agar kemampuan otak tetap tajam. Jangan lupa, rutinitas tidur yang tenang juga membantu menjaga konsentrasi keesokan harinya.

Olahraga rutin, khususnya yang meningkatkan detak jantung seperti jalan cepat atau bersepeda, membantu pelepasan BDNF (brain-derived neurotrophic factor), zat yang berperan dalam pertumbuhan koneksi antar sel otak. Ditambah dengan mindfulness atau meditasi singkat setiap hari, kamu bisa lebih tenang, fokus, dan punya stamina mental lebih kuat. Semua hal ini saling mendukung agar belajar jadi lebih mudah dan menyenangkan.

Lima tips di atas bukan sekadar teori, tapi strategi nyata yang bisa bantu kamu bikin otak lebih semangat saat belajar. Mulai dari membentuk kebiasaan dengan hal-hal menyenangkan, mencoba cara belajar aktif, sampai menjaga gaya hidup sehat. Semua itu punya efek yang saling memperkuat. Cobain satu per satu, sesuaikan dengan kebutuhanmu, dan biarkan rasa penasaran berkembang jadi kebiasaan belajar yang bikin nagih.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Doni Hermawan
EditorDoni Hermawan
Follow Us