5 Album Metal yang Bikin Kamu Melek Sejarah, Ada dari Indonesia
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa bilang musik metal hanya sekedar membunyikan alat musik secara bising tanpa makna? Di balik sayatan distorsi gitar, dentuman drum yang cepat, cabikan bass bertenaga, dan suara vokal menggelegar, tersembunyi lirik-lirik yang menginspirasi dan pesan yang mendalam. Namun, tahukah kamu bahwa musik metal juga bisa membawa melintasi lorong waktu?
Beberapa band metal ternyata mengangkat tema sejarah yang memikat. Mereka tidak hanya sekedar menghidupkan kembali peristiwa penting, tetapi juga meningkatkan pemahaman dan literasi mengenai peristiwa penting yang terjadi di masa lalu.
Jadi, jika kamu ingin lebih "melek" sejarah sambil berada dalam semangat yang menggebu, silahkan baca dan dengarkan rekomendasi 5 album metal berikut ini. Ayo kita mulai!
1. 1914 - The Blind Leading The Blind
1914 merupakan band blackened death metal asal Ukraina yang baru terbentuk pada tahun 2014 lalu. Meski tergolong baru, band yang digawangi oleh Armen Ohanesian (bass), Oleksa Fisyuk (gitar), Dmytro Ternushchak (vokal), Rostyslav Potoplyak (drum), dan (Vitaliy Vygovskyy) ini telah merilis 3 album studio dan dikontrak oleh salah satu label metal ternama asal Austria, Napalm Records.
Album ke-2 mereka yang berjudul “The Blind Leading The Blind” dianggap sebagai salah satu karya terbaik mereka, karena mampu menceritakan secara detail dan gamblang mengenai peristiwa perang dunia pertama.
1914 mampu memvisualkan secara akurat beberapa momen krusial peristiwa perang dunia pertama, seperti menjabarkan peristiwa agresi Meuse-Argonne, pada lagu berjudul “Arrival. The Meuse-Argonne”, menceritakan peristiwa perang parit pada lagu berjudul “Hanging on the Old Barbed Wire”, dan mengisahkan agresi Villers-Bretonneux yang dilancarkan oleh Jerman melalui lagu berjudul “A7V Mephisto”.
Mereka mampu mendramatisasi atmosfer dan kekelaman nuansa peperangan yang terjadi, melalui pemilihan suara melodi dan riffing gitar yang minor dan gelap, gesekan violin mencekam, tarikan vokal membara, serta banyak memasukan cuplikan-cuplikan naskah pidato.
1914 menceritakan dengan menggunakan berbagai sudut pandang, mengisyaratkan bahwa mereka tidak mendukung pihak manapun, melainkan menyampaikan pesan dan kritik mengenai dampak yang ditimbulkan peperangan hanya akan membawa penderitaan dan kehancuran bagi seluruh pihak.
2. Paydretz - Chroniques de l'insurrection
Salah satu peristiwa paling bersejarah di Negara Perancis adalah gerakan Revolusi Perancis yang berlangsung sekitar abad-17. Gerakan tersebut muncul akibat kekecewaan masyarakat kelas pekerja terhadap kebijakan pemerintahan di Perancis yang semakin membebani mereka, sehingga terjadi pemberontakan secara internal di Perancis antara kaum kelas pekerja melawan fraksi pemerintahan.
Nah, untuk menghormati pejuang para leluhurnya, Paydretz mengisahkan kembali peristiwa Revolusi Perancis melalui album semata wayangnya yang berjudul “Chroniques de l'insurrection”. Dalam album tersebut, Paydretz secara spesifik mengisahkan perlawanan yang terjadi di sebuah wilayah pesisir di Perancis bernama Vendee.
Selain memainkan musik black metal yang agresif, Paydretz turut menyisipkan unsur musik folk untuk memberikan nilai keotentikan dan membuat atmosfir musik semakin relevan dengan apa yang mereka ceritakan.
Baca Juga: Sudah 21 Tahun, 10 Lagu Rocket Rockers Paling Populer
3. Ade - Spartacus
Buat kamu yang seneng banget baca-baca mengenai sejarah, tentunya sudah tahu betul bahwa bangsa Romawi dianggap sebagai salah satu bangsa terbesar dan terkuat dalam sejarah peradaban manusia.
Keperkasaan dari bangsa romawi ini dikisahkan secara epik, oleh band death metal asal Italia, Ade. Meski mereka hanya beranggotakan 5 orang, tetapi mereka lebih dari sanggup untuk menciptakan campuran musik death metal dan folk menjadi terdengar lebih megah dan sangat kuat beraroma unsur musik tradisional khas Romawi.
Sepanjang karirnya, Ade telah merilis 4 album studio dan album ke-2 mereka, yang berjudul “Spartacus” bisa dibilang mahakarya terbaik yang pernah mereka buat. Pemilihan temanya jauh lebih berdarah-darah dan memicu adrenalin, dimana album tersebut mengisahkan peperangan budak jilid ketiga atau bisa juga disebut dengan Perang Gladiator yang berlangsung antara 73 SM - 71 SM.
Kaum budak melakukan aksi pemberontakan terhadap kekaisaran Romawi dan ini menjadi peristiwa paling mengerikan, karena 6000 pemberontak yang ditawan oleh pasukan Jendral Crassus, semuanya dibunuh dengan cara disalib.
4. Serenity - Lionheart
Dibanding band-band metal di atas, Serenity punya jenis musik yang lebih melodius dan manis. Band symphonic power metal kelahiran Austria ini, lebih menggunakan vokal catchy dengan pelafalan yang bersih, dan melodi-melodi gitar yang dijamin membuat kamu semangat dan berjingkrak-jingkrak.
Nah, untuk mendukung nuansa musiknya yang dramatis dan epik seperti ini, Serenity seringkali membuat album konsep bertemakan peperangan, salah satunya album yang berjudul “Lionheart”.
Dalam album studio ke-6 ini, Serenity mengisahkan tentang seorang pejuang terkenal dengan sebutan Richard the Lionheart selama masa perang salib ke-3 berlangsung. Pada album tersebut, Serenity tidak menceritakan secara jelas urutan kronologis peristiwa tersebut, melainkan lebih mengeksplorasi sisi emosional Richard ketika menghadapi peperangan. Simak salah satu penggalan liriknya dari lagu “Lionheart”.
Like a lion we fight
Together we will die
For the glory of our god
Justice on our side
This cross will lead the light
Singkatnya, Serenity lebih tertarik untuk mengajak pendengar menyaksikan peristiwa tersebut menggunakan sudut pandang sebagai seorang Richard the Lionheart yang mengalami langsung peperangan tersebut.
5. Pure Wrath - Hymn The Woeful Hearts
Kalo ngomongin band metal yang mengangkat tema sejarah, di Indonesia sendiri ada band asal Bekasi bernama Pure Wrath. Band black metal yang hanya dimotori oleh Januaryo Hardy seorang, pada awal perjalanannya hanya mengisahkan seputar alam dan kerinduan akan tanah air.
Namun ketika merilis album berjudul “Hymn The Woeful Hearts” tahun lalu, Pure Wrath memutuskan pindah haluan untuk lebih membahas mengenai sejarah. Tema pembahasan yang diangkat oleh Pure Wrath adalah mengenai peristiwa genosida yang terjadi di Indonesia pada tahun 1965 pasca pemberontakan PKI berakhir.
Dengan sengatan melodi gitar yang murung dan teriakan penuh kesakitan, Ryo mengisahkan tragedi memilukan yang memakan korban jiwa sekitar 2 juta orang itu melalui musiknya.
Menurut Ryo alasan dirinya mengangkat peristiwa genosida yang terjadi dikarenakan itu merupakan sejarah terkelam Negeri ini yang telah merenggut hidup beberapa saudaranya dan merasa banyak fakta yang diputar-balik dan tidak pernah diberitakan kepada generasi-generasi muda.
Gimana, setelah membaca rekomendasi 5 album metal di atas? Sekarang percaya kan, bahwa kamu juga tetap bisa menambah wawasan mengenai sejarah, sembari mendengarkan lantunan musik-musik metal yang cadas dan bersemangat. Dari ke-5 album di atas, album apa yang menjadi favorit kamu?
Baca Juga: Band Hardcore Medan Fingerprint, Menghentak Lagi dengan Dongan Sahuta
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.