TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Tips Memasak Nasi yang Empuk dan Tidak Lengket

Setelah matang jangan langsung diangkat

ilustrasi nasi (freepik.com/ jcomp)

Bagi banyak orang, nasi adalah makanan pokok sehari-hari yang menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai hidangan. Namun, sering kali, masalah utama yang dihadapi saat memasak nasi adalah terlalu keras ataupun lengket. Nasi yang lengket bisa mengurangi kenikmatan makanan dan menjadikan hidangan kurang enak.

Untungnya, ada beberapa tips penting yang dapat membantu kita memasak nasi yang empuk dan tidak lengket, sehingga kita dapat menikmati hidangan yang sempurna. Berikut 5 tips memasak nasi yang empuk dan tidak lengket.

1. Merendam beras sebelum memasak

ilustrasi merendam beras (freepik.com/ user20119892)

Merendam beras dalam air dingin sebelum dimasak memiliki dampak signifikan pada hasil nasi. Proses perendaman ini memungkinkan butiran-butiran beras menyerap air secara merata sebelum dimasak. Hal ini sangat penting karena beras memiliki lapisan pelindung alami yang disebut "perikarp". Perikarp perlu dihidrasi sebelum nasi dapat dimasak dengan baik. Saat merendam nasi dalam air dingin, perikarp akan menyerap air dan menjadi lebih lembut, sehingga nasi dapat dimasak dengan lebih baik dan menghasilkan tekstur yang lebih empuk.

Selain itu, perendaman juga membantu menghilangkan kelembaban pada beras yang mungkin ada. Air dingin yang digunakan untuk merendam beras akan menyerap kelembaban tersebut dan memastikan nasi tidak terlalu lembek atau lengket saat dimasak. Merendam beras juga membantu menghilangkan sebagian pati  yang ada di permukaan beras, yang mencegah nasi menjadi terlalu kering saat dimasak.

2. Memilih jenis beras yang tepat

ilustrasi jenis beras (freepik.com/ freepik)

Pemilihan jenis beras menjadi faktor yang memengaruhi hasil akhir dari nasi, termasuk apakah nasi tersebut akan menjadi lengket atau tidak. Jenis beras yang umumnya digunakan untuk nasi adalah beras putih dan beras ketan. Beras putih, yang lebih umum digunakan, memiliki biji yang lebih panjang dan lebih rendah kadar pati daripada beras ketan. Kadar pati yang rendah membuat beras putih menghasilkan nasi yang lebih longgar dan butiran nasi yang terpisah satu sama lain. Sebaliknya, beras ketan memiliki kadar pati yang lebih tinggi, sehingga menghasilkan nasi yang lebih lengket.

Selain dari kedua jenis beras tersebut, ada juga berbagai jenis beras lain yang dapat digunakan untuk nasi, seperti beras basmati, beras jasmin, atau beras merah. Masing-masing dari jenis beras ini memiliki karakteristik yang berbeda dalam hal tekstur dan rasa nasi yang dihasilkannya. Misalnya, beras basmati dikenal memiliki butiran panjang dan aromatik, sementara beras jasmin memiliki aroma harum yang khas.

3. Rasio air yang tepat

ilustrasi air jumlah yang tepat (freepik.com/ pixel-shot.com)

Mengukur air dengan tepat bertujuan untuk memastikan kalau beras akan mendapatkan hidrasi yang cukup dan menghasilkan tekstur yang sempurna. Biasanya perbandingannya 1:1,5 antara beras dan air. Artinya, untuk setiap cangkir beras yang digunakan, kita harus menambahkan sekitar 1,5 cangkir air. Rasio ini memberikan cukup air untuk beras agar dapat menyerap dengan baik selama proses memasak tanpa menjadi terlalu lengket atau terlalu kering.

Namun, untuk jenis beras tertentu mungkin memerlukan perbandingan yang sedikit berbeda. Oleh karena itu, selalu membaca petunjuk pada kemasan beras yang akan digunakan. Beberapa beras mungkin memerlukan lebih sedikit air, sementara yang lain mungkin memerlukan lebih banyak. Petunjuk pada kemasan beras akan memberikan panduan yang lebih akurat tentang berapa banyak air yang harus digunakan untuk jenis beras tertentu.

4. Jangan sering membuka tutup panci

ilustrasi sering membuka tutup panci (freepik.com/ senivpetro)

Selama proses memasak nasi, perlu untuk selalu menjaga tutup panci tetap tertutup. Membuka tutup panci berulang-ulang selama proses memasak mengakibatkan terjadinya fluktuasi suhu dan tekanan dalam panci. Hal ini dapat mengganggu proses pemasakan nasi yang seharusnya berjalan dengan lancar.

Dalam keadaan normal, nasi memerlukan waktu tertentu untuk menyerap air dan mengembang, serta untuk memasak hingga matang sempurna. Dengan membuka tutup panci, akan membiarkan uap panasnya keluar dari panci. Akibatnya, nasi mungkin tidak akan mendapatkan suhu dan tekanan yang konsisten yang diperlukan untuk memasak dengan baik. Hasilnya bisa berupa nasi yang tidak matang secara merata, tekstur yang kurang memuaskan, atau bahkan nasi yang lengket dan tidak pulen.

Baca Juga: 5 Tips Memilih Sosis yang Masih Bagus Kualitasnya, Hati-hati!

Baca Juga: Resep Asam Udeung khas Aceh, Pedasnya Menyegarkan

Verified Writer

Auliasari Citra Syamsura

Member IDN Times Community ini masih malu-malu menulis tentang dirinya

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya