TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Socialpreneur ala Hanna Keraf: Live In di Daerah Sangat Penting

Kaum muda harus peka dengan sekelilingnya

Sociopreneur Hanna Keraf menjadi pembicara dalam OPPO Creativepreneur Corner 2023: Powered by BNI di Medan Internasional Convention Centre, Sabtu (4/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Medan, IDN Times- Dialah Hanna Keraf. Perempuan berdarah Nusa Tenggara Timur (NTT) yang kini sukses dengan kewirausahaan sosialnya. Istilah kewirausahaan sosial atau socialenterpreneur masih begitu asing di Indonesia. Bahkan tidak memiliki rujukan apa – apa. Tapi dengan keberaniannya, Hanna memulainya.

Putri mantan Menteri Lingkungan Hidup Sonny Keraf ini menjadi inisiator kebangkitan tradisi menganyam di Flores Timur, NTT. Bermula dari kegundahannya melihat masalah sosial ekonomi dan angka malnutrisi di NTT, Hanna langsung memikirkan strategi. Bagaimana meningkatkan pendapatan masyarakat dengan kembali menghidupkan kearifan lokal.

Jadilah Du Anyam yang berarti Ibu Menganyam. Hanna memperkenalkan anyaman ke dunia luas. Produknya dimodernisasi sesuai kebutuhan pasar.

Perekonomian para kaum ibu perajin perlahan bertumbuh. “Yang saya mulai ini kewirausahaan sosial. Modalnya dua. Social capital dan Financial Capital,” ujar Hanna membuka obrolan dengan awak media di OPPO Creativepreneur Corner 2023: Powered by BNI di Medan Internasional Convention Centre, Sabtu (4/3/2023).

Hanna berbagi motivasi bagi kaum muda. Bagaimana membangkitkan berbagai kerajinan lokal, menjadi peluang bisnis, sekaligus memecahkan masalah perekonomian yang kerap muncul di daerah.

Baca Juga: 3 Hal Penting untuk Anak Muda Membangun Bisnis dari Winston Utomo 

1. Pentingnya mendapatkan trust jadi modal memulai socialpreneur

Sociopreneur Hanna Keraf menjadi pembicara dalam OPPO Creativepreneur Corner 2023: Powered by BNI di Medan Internasional Convention Centre, Sabtu (4/3/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Bukan perkara mulus Hanna bisa sukses hingga kini. Sudah banyak dinamika yang dijalaninya membangun Du Anyam sejak 2014. Melakukan pemberdayaan kaum perempuan di daerah.

Kata Hanna, yang penting dalam membangun socialpreneur adalah mendapatkan kepercayaan masyarakat.

“Modal sosial atau social capital ini paling penting adalah mendapatkan kepercayaan atau trust. Kepercayaan itu justru kekuatannya ada pada teman-teman muda di daerah,” katanya.

2. Live in dengan masyarakat jadi cara mendapatkan trust

Du Anyam telah memberikan dampak positif kepada para perempuan penganyam di NTT. (sumber: duanyam.com)

Menggabungkan sosial dengan bisnis, memang menjadi tantangan. Bagaimana bisa meyakinkan masyarakat bisa bertumbuh dengan alternatif ekonomi, yang selama ini belum dirasakan manfaatnya oleh masyarakat karena tidak memiliki pengetahuan mapan untuk memperkenalkan kearifan lokal.

Hanna bukanlah orang yang pandai menganyam. Namun dia lihai menganyam kata-kata, membangun narasi untuk menghidupkan potensi dari kearifan lokal.

Untuk mendapatkan trust, Hanna lantas kembali ke daerahnya. Meninggalkan Jakarta, tempat selama ini dia tinggal dan mendapatkan pendidikan. Bagi Hanna, live in atau tinggal di daerah menjadi kunci penting membangun socialpreneur.

“Kalau kita ada di daerah, kita bisa lebih kuat mendapat rasa percaya itu dari masyarakat. Jadi bibit bisnis sosial itu memulainya kuat dari daerah,” kata perempuan lulusan Sarjana Bisnis International Universitas Ritsumeikan itu.

Memang Hanna mengakui, sebagai keturunan asli NTT, dia lebih mudah mendapatkan trust itu. Namun, tidak menutup kemungkinan, orang yang berbeda etnis bisa masuk ke dalam komunitas lokal dan membangun kepercayaan itu. Saat ini bahkan Hanna sudah masuk ke lebih dari 192 kabupaten/kota di Indonesia. Membangkitkan kerajinan lokal dan berinovasi menjadikannya produk yang dikenal banyak orang.

Baca Juga: Mau Jadi Entrepreneur? Pahami Lebih Dulu Pengertiannya Menurut Ahli

Berita Terkini Lainnya