TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani Kopi di Kawasan Danau Toba Dilatih Usaha Jasa Pariwisata 

Pelatihan dilakukan berbasis agriwisata kopi 

Pelatihan Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Agriwisata Kopi (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Medan, IDN Times- Program pelatihan usaha jasa pariwisata berbasis agriwisata kopi digelar di Desa Parbuluan IV, Kecamatan Parbuluan, Kabupaten Dairi pada 24 Januari lalu. Program pengabdian masyarakat ini digelar Dr. Agus Mariani Saragih, sebagai ketua dan didampingi Netty didampingi Dra. Iriance, sebagai anggota, serta dibantu oleh dua orang mahasiswa.

Pemilihan lokasi dan program PKM ini berlatar belakang realisasi pelaksanaan salah satu Tridharma Perguruan Tinggi Politeknik Negeri Medan yaitu pengabdian pada masyarakat dan juga program pengembangan daerah wisata berbasis hasil pertanian. 

1. Memilih Desa Parbuluan IV Kabupaten Dairi sebagai lokasi pelatihan dikarenakan berada pada kawasan Danau Toba yang menjadi perhatian khusus bagi pemerintah

Pelatihan Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Agriwisata Kopi (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Adapun alasan memilih Desa Parbuluan IV Kabupaten Dairi sebagai lokasi pelatihan dikarenakan berada pada kawasan Danau Toba yang menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah. Kawasan ini masuk dalam pengembangan daerah wisata unggulan di Indonesia.

Mereka juga melihat bahwa pengunjung yang sedang melakukan perjalanan akan istirahat untuk menikmati kopi sambil menikmati pemandangan Danau Toba.

Namun, mereka melihat belum ada tempat usaha makanan atau minuman yang layak untuk disinggahi, belum lagi masyarakatnya belum sadar dengan potensi wisata kopi. Padahal, daerah ini merupakan sumber bahan minuman kopi yang sudah terkenal enak.

Baca Juga: Sudah Berusia Puluhan Tahun, 5 Kedai Kopi Legendaris di Sumatera Utara

2. Belum lagi, melihat masyarakat yang bekerja sebagai petani kopi tapi tidak sejahtera dengan hasil pendapatannya

Pelatihan Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Agriwisata Kopi (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Belum lagi, melihat masyarakat yang bekerja sebagai petani kopi tapi tidak sejahtera dengan hasil pendapatannya dari pertanian kopi. Biasanya, pendapatan para petani bersumber dari hasil penjualan biji kopi yang masih utuh dan hasil penjualan digunakan untuk kebutuhan hidup. 

Hal ini, tentu saja bahwa masyarakat belum memahami potensi daerahnya sebagai daerah yang dapat dijadikan sebagai tempat wisata kuliner atau wisata agribisnis kopi.

"Jika masyarakat sudah paham, wisata ini bisa menghasilkan destinasi wisata internasional sebagai usaha bidang jasa pariwisata yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dalam jangka waktu tertentu," kata Agus Saragih kepada IDN Times, Jumat (24/1).

Selain itu, mereka juga menilai bahwa kurangnya kemampuan masyarakat untuk dapat berkomunikasi dalam Bahasa Inggris adalah kendala dalam melayani pengunjung Internasional yang berkunjung.

3. Berangkat dari permasalahan itu, tim PKM membuat program berupa pelatihan usaha jasa pariwisata kepada masyarakat petani kopi

Pelatihan Usaha Jasa Pariwisata Berbasis Agriwisata Kopi (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Berangkat dari permasalahan itu, tim PKM membuat program berupa pelatihan usaha jasa pariwisata kepada masyarakat petani kopi. Pelatihan juga diberikan kepada anak putus sekolah yang berpendidikan Sekolah Dasar atau Sekolah Menengah Atas.

Tim PKM memberikan pelatihan berupa pengajaran singkat untuk menambah pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang potensi wisata agribisnis. 

Tak hanya itu,  tim PKM juga memberikan pelatihan dasar berkomunikasi Bahasa Inggris untuk menunjang usaha jasa pariwisata berbasis kopi di daerah.

Baca Juga: Gayo Emang Juara! Ini 7 Jenis Kopi Indonesia yang Sukses Mendunia

Berita Terkini Lainnya