TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times
© 2024 idntimes.com by IDN Media
Home Business Economy

Jual Baju Impor Bekas Dilarang, Bisa Menambah Pengangguran

Sumut salah satu sumber masuknya barang bekas impor

Tengah People and Place menghadirkan puluhan thrif yang berasal dari Kota Medan. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)
Verified
Masdalena Napitupulu

Medan, IDN Times- Pemerintah mulai melarang aktivitas bisnis baju bekas impor atau yang di Medan dikenal dengan monza karena dinilai mulai mengganggu tumbuh kembang produk lokal, industri tekstil dalam negeri, serta usaha mikro kecil, dan menengah (UMKM).

Larangan ini menjadi ancaman bagi pedagang monza di Sumatra Utara dan sekitarnya. Yang di mana, jual beli barang bekas ini banyak bertebaran di Sumatra Utara, termasuk di penjualan secara online. 

Sementara, jika dihat secara langsung, sejumlah barang bekas dapat ditemui di beberapa tempat, di antaranya adalah Pasar Melati, Pasar Sambu, Pasar Simalingkar, Pasar Martubung, Pajus dan Pasar Sukaramai.

Lantas, bagaimana nasib para pedagang pakaian bekas di Sumut, khususnya Kota Medan apabila aktivitas bisnis ini dilarang? 

Baca Juga: Pejuang Thrifting di Medan, Ada yang Sekedar Hobi Hingga Raup Cuan

1. Sumut salah satu sumber masuknya pakaian impor nekas

Tengah People and Place menghadirkan puluhan thrif yang berasal dari Kota Medan. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Menganggapi hal tersebut, Pengamat Ekonomi Sumatra Utara, Wahyu Ario Pratomo mengatakan, Sumatra Utara merupakan salah satu sumber masuknya barang bekas impor tersebut.

Ia mengatakan perdagangan barang bekas impor seperti pakaian dan sepatu bekas cukup banyak ditemukan di Sumut. Aktivitas ini dinilai dapat melibatkan banyak tenaga kerja.

2. Wacana ini dinilai dapat menambah pengangguran

Tengah People and Place menghadirkan puluhan thrif yang berasal dari Kota Medan. (IDN Times/Masdalena Napitupulu)

Oleh karena itu, ia mengatakan bahwa jika aktivitas ini diberhentikan, maka akan banyak mengurangi pendapatan masyarakat, bahkan dapat menambah pengangguran.

"Untuk perekonomian di Sumut dan Tanjung Balai pun tentunya akan terpengaruh ketika larangan ini diberlakukan," ujarnya, Senin (20/3/2023). 

Katanya, aktivitas jual beli barang bekas impor ini ada banyak di Sumatera. Pajak Melati misalnya kalau di Kota Medan, demikian pula di Batam dan Tanjung Balai.

"Maka apabila ini distop akan banyak mengurangi pendapatan masyarakat dan perekonomian pun akan terpengaruh," ucapnya. 

Baca Juga: Fenomena Thrift Shop, Bisnis Fashion Bekas yang Kini Naik Kelas

Topik:
baju bekas
Update me
sumatra utara
medan
pengangguran
Thrift Shop
Thrifting
Berita Terkini Lainnya

Lidah Buaya Jadi Produk Unggulan dalam Program UMKM di Sei Agul

Undian Simpedes BRI Gatot Subroto, Nasabah Dapat Hadiah Mobil

BRI dan SRC Sumut Perkuat Layanan Perbankan Digital Toko Kelontong 

Mak Ganjar Latih Emak-emak di Sergai Cara Membuat Opak dari Ubi Kayu

Jelang Masuk Sekolah, Pedagang Buku Tulis Musiman Marak di Medan

Dukung Industri Kopi, Pemko Medan Janji Berikan Kemudahan Izin

Kopi Fest Digelar di 4 Kota, Ada Kompetisi AeroPress hingga Barista

Perjuangan Circle Concordia Coffee Eksis Melawan Kenaikan Bahan Baku

Kisah Perempuan Batak Jualan Sate Padang hingga Dapat Bantuan Gerobak

Kekeluargaan, Resep Awet Uis Karya Bunda Bikin Usaha dengan Tetangga