TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Seni Mozaik Lidi dari Sumut Bisa Raup Untung Puluhan Juta

Berharap tembus internasional

IDN Times/Indah Permata Sari

Medan, IDN Times - Lidi yang biasanya digunakan sebagai alat untuk membersihkan halaman. Namun, di tangan seseorang ini lidi digunakan sebagai bahan baku yang dapat diubah menjadi berbagai macam kerajinan seperti jam dinding, jam duduk, miniatur rumah, bingkai sketsa wajah dan lainnya di Jalan Tirta Deli Tanjung Morawa, Sumatera Utara.

Dalam pembuatannya, alat-alat tersebut cukup sederhana, seperti triplek, lem kayu, penggaris dan tang ini untuk memotong lidi sebagai bahan lain yang digunakan untuk membuat kerajinan tangan ini.

Untuk membuat satu produk kerajinan tangan dari lidi ini membutuhkan waktu 2 hari hingga satu minggu tergantung dari desain dan ukurannya.

Usaha yang dikenal dengan nama Mozaik lidi Art ini sudah berdiri sejak tahun 2016. Produk Mozaik Lidi Art sudah mampu menggebrak pasar Nasional dan saat ini sedang berupaya menembus pasar mancanegara.

Baca Juga: String Art Karya Seni Anak Medan Unik dengan Paku dan Benang 

1. Makna kreativitas dari lidi

Ide kreatif ini diprakarsai oleh pria kelahiran Tanjung Morawa bernama Wahyu Trihartanto. Hal ini untuk membuat lidi menjadi kerajinan tangan yang unik dimulai dari keinginannya untuk menghasilkan karya yang belum pernah dibuat oleh orang lain.

“Jadi sebetulnya Mozaik Lidi Art seni menyusun lidi itu secara umum, tapi punya satu makna yang lebih dari itu. Saya memaknainya adalah lidi itu kecil, lemah, lidi itu tidak kuat. Tapi ketika dia disatukan, dibentuk maka dia akan menjadi sesuatu yang lebih bernilai,”tuturnya

2. Wahyu berbagi ilmu dengan membuka pelatihan

IDN Times/Indah Permata Sari

Saat ini Mozaik Lidi Art juga sudah dipercaya untuk melakukan pelatihan-pelatihan kerajinan kreatif di desa-desa di seluruh kabupaten Deli Serdang.

Pelatihan ini diberikan Wahyu agar warga desa dapat berkarya dan menuangkan ide kreatif mereka. Baginya, sebuah seni akan lebih bermanfaat jika ilmunya di bagi ke masyarakat.

Angga merupakan seorang peserta pelatihan mengaku mencari ilmu dari kerajinan yang unik ini menjadi minat utamanya. Baginya untuk membuat satu produk juga memiliki kesulitan tersendiri.

“Kesulitannya sih gak begitu kali, cuman membutuhkan kesabaran aja untuk mengerjakan ini,”ungkapnya.

Baca Juga: Yuk Lihat Keseruan Road To WWIM 2019 di Kota Medan

Berita Terkini Lainnya