Samosir Music International, Panggung Kelas Dunia Karya Anak Toba
Berlangsung tanggal 23-24 Agustus 2019
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Samosir, IDN Times - Samosir Music International atau SMI sampai tahun 2019, terhitung telah berjalan selama 5 tahun. Tahun ini digelar tanggal 23-24 Agustus 2019
Event musik yang menampilkan musisi luar negeri dan lokal ini menjadi acara tahunan yang banyak ditunggu-tunggu masyarakat kawasan Danau Toba, terkhusus Kabupaten Samosir.
Konsisten diadakan tiap tahun medio Agustus membuat Samosir Musik Internasional salah satu daya tarik wisatawan mancanegara maupun lokal.
Tiap tahunnya, SMI mampu mendatangkan ribuan penonton, yang otomatis menjadi penunjang perputaran roda ekonomi di kawasan Danau Toba.
Jika dilihat hasilnya, ada proses panjang yang luar biasa dari para musisi lokal, event organizer, termaksud Henry Manik selaku manejer project untuk mensukseskan Samosir Music International berjalan sampai 5 tahun.
Sejumlah nama-nama menjadi bintang di SMI yang juga merupakan 'anak pinggiran danau'. Mereka yakni, Henry Manik, Tongam, Alex Rudiart Hutajulu, Gok Parasian Malau dll.
Kepada IDN Times, pada Sabtu (24/9), di Samosir Cottage, Henry Manik menjelaskan bercerita perjalanan SMI.
Baca Juga: 7 Musisi Ini Bakal Manggung di Acara Samosir Music International
1. SMI merupakan ide dari sejumlah musisi Batak untuk Danau Toba
Samosir Music International menurut pengakuan Henry Manik, bukan mutlak buah dari pemikirannya sendiri. Campur tangan musisi batak yang cinta dengan Danau Toba, seperti Herman Delago dan Vicky Sianipar menjadi kunci sukses acara tahunan yang berlokasi di Tuk-tuk Siadong, Kabupaten Samosir itu.
"Saya kenal dengan Herman sudah 15 tahun. Saya sangat tertarik dengan apa yang ditampilkannya. Setiap konser dia selalu membawakan batak. Terus kami membuka komunikasi dengan intens," kata pria yang berkedudukan di Belanda ini membuka pembicaraan.
"Terus dia kasih ide mambuat sebuah project yang melibatkan Vicky Sianipar dan Dewi Marpaung," lanjutnya.
Herman Delago adalah musisi Austria yang menikah dengan perempuan berkebangsaan Indonesia. Istrinya yang berdarah batak itu menjadi awal Herman Delago cinta dengan batak keseluruhan.
Dalam project album yang diberi nama Tobatak itu, Herman menyatakan bahwa ia berkeinginan membawa musik orkestra ke Samosir. Pada tahun 2014 cita-cita itu terlaksana dan yang terakhir diberi nama Samosir Music International.
Baca Juga: Traveling Ke Tapanuli Tengah, 5 Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi