TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Masjid di Sumut Ini tak Pernah Sepi Dikunjungi Wisatawan

Ada dua masjid raya di kota medan

Youtube

Medan, IDN Times -  Banyak masjid indah di Sumatera Utara. Tak sedikit pula yang popular di dunia maya karena keindahan arsitektur maupun keunikannya.

Bagi millenials, masjid pun bukan hanya sekadar tempat ibadah, namun juga tempat wisata yang sering dikunjungi.

Tak hanya wisatawan lokal, namun juga mancanegara.

Berikut masjid-masjid di Sumatera Utara yang paling ramai dikunjungi wisatawan. 

Baca Juga: 9 Meme Perbedaan Drama Korea Vs Sinetron Indonesia, Bikin Cekikikan!

1. Masjid Agung Kisaran

Deskgram

Masjid Agung H. Ahmad Bakrie merupakan masjid agung yang berada di Kabupaten Asahan, tepatnya di Jalan Lintas Sumatera, Desa Sidomukti, Kecamatan Kisaran Barat, Kabupaten Asahan.

Masjid ini berdiri di tanah seluas 4 hektar, diatas tanah milik PT. Bakri Sumatera Plantation (BSP).

Pada saat itu tanah ini merupakan tanah Hak Guna Usaha (HGU) yang dimiliki PT tersebut kemudian di wakafkan untuk pembangunan masjid.

Adopsi nama dari masjid ini merupakan suatu bentuk penghormatan dari mendiang H. Ahmad Bakri, ayah dari Abu Rizal Bakri. Pembangunan Masjid Agung H. Ahmad Bakrie menghabiskan dana sekitar Rp. 68 miliar, dan didanai oleh pemerintah Asahan dari dana APBD (Anggaran Pembangunan Daerah).

Pembangunannya memerlukan waktu sekitar 4 tahun, dari tahun 2011 hingga tahun 2015.

2. Masjid Azizi Tanjung Pura Langkat

Travelling Yuk

Letaknya sekitar 75 KM dari Medan, ibukota propinsi Sumatera Utara, tepatnya di kecamatan Tanjung Pura, Langkat, terdapat sebuah bangunan bersejarah dari peninggalan Kesultanan Melayu Langkat.

Bukti fisik dari kebesaran Kesultanan Melayu Langkat ini adalah berupa bangunan masjid yang memiliki arsitektur bernilai tinggi, yaitu masjid Azizi Tanjung Pura.

Masjid Azizi Tanjung Pura ini didirikan pada dua generasi kesultanan Langkat.

Pembangunan masjid yang pertama dilakukan pada tahun 1899 Masehi atau 1320 Hijriah oleh sultan Langkat pertama Sultan H Musa Almahadamsyah (1840 – 1893).

Setelah Sultan Musa wafat pembangunan masjid diteruskan oleh anaknya yaitu Sultan Tengku Abdul Aziz Jalik Rakhmatsyah (1893 – 1912), dan selesai pada 13 Juni 1902 atau 12 Rabiulawal 1320 H, yang kemudian masjid ini dinamai oleh nama sang sultan Abdul Aziz.

3. Masjid Raya Al Osmani Labuhan Deli Medan

Armansyah Putra

Masjid Raya Al Osmani berada di Jalan K L Yos Sudarso, Kelurahan Pekanlabuhan, Kecamatan Medanlabuhan, Kota Medan, Sumatera Utara.

Masjid cantik yang terkenal dengan nama Masjid Labuhan ini berada di tepi jalan yang padat kendaraan, sekitar 21 kilometer jaraknya dari pusat Kota Medan. Para pengguna jalan yang melintas pasti akan menoleh sebab warna kuningnya begitu mencolok, khas Melayu.

Usia yang sudah menginjak 164 tahun tak memudarkan keelokan masjid di kawasan Medan Utara ini. Masjid Al Osmani adalah rumah ibadah Islam tertua di Kota Medan, buah tangan arsitek Jerman GD Langereis.

Saat itu, Sultan Deli Mahmud Perkasa Alam yang tak lain putra kandung Sultan Osman Perkasa Alam meminta Langereis merenovasi masjid yang masih berbentuk bangunan sederhana dari kayu dalam tempo tiga bulan.

Permintaan sultan terpenuhi dengan lahirnya bangunan megah yang kuat unsur arsitektur India, Tiongkok, Timur Tengah, Eropa dan Melayu.

"Masjid dibangun Sultan Deli ke tujuh, Sultan Osman Perkasa Alam. Awalnya hanya rumah panggung dari kayu seukuran 16 kali 16 meter. Tujuan didirikan masjid untuk mengumpulkan umat Islam, suku Melayu, dan sebagai tempat pertemuan sultan dengan rakyatnya,” kata Ketua Pengurus Masjid Ahmad Fahruni.

4. Masjid Raya Al Mashun Medan

KSMtour.com

Masjid Raya Al Mashun atau Masjid Raya merupakan satu dari beberapa ikon kebanggaan masyarakat Kota Medan.

Masjid yang berlokasi di inti Kota Medan atau tepatnya di Jalan Sisingamangaraja Medan ini memiliki konsep arsitektur perpaduan dari tiga negara.

Salah satu keistimewaan Masjid Raya Al Mashun memang terletak pada desain arsitekturnya. Arsitektur masjid ini merupakan perpaduan dari Asia, Eropa dan juga Timur Tengah.

Masjid Raya Al Mashun dibuat oleh arsitek asal Belanda dan pertama kali dibangun pada tahun 1906 dan selesai di tahun 1909.

Masjid Raya Al Mashun dibangun 1906 oleh Sulan Deli yang kesembilan yaitu Sultan Makhmud AL Rasyid dan selesai tahun 1909 dan diresmikan pada hari Jumat di tahun yang sama.

Masjid ini bukanlah masjid pertama yang dibangun oleh Sultan Deli di Medan, masjid pertama yang dibangun adalah Masjid Al Osmani yang berada di Medan Labuhan.

Baca Juga: Selain Danau Toba, Ini 10 Danau Terbesar di Indonesia

Berita Terkini Lainnya