Kota Padang bisa menjadi salah satu tempat untuk berwisata religi. Salah satu tempat wisata religi yang juga ditetapkan sebagai cagar budaya oleh pemerintah adalah Masjid Raya Ganting (dibaca 'Gantiang' dalam bahasa setempat). Bangunan masjid yang menjadi peninggalan abad 19 M ini terletak di Kelurahan Ganting, Padang Timur, Kota Padang.
Menurut laman padang.co.id, arsitektur Masjid Raya Ganting adalah hasil akulturasi etnis-etnis yang ada di Kota Padang, termasuk Tionghoa, Eropa, India, dan Arab. Hal tersebut bisa dilihat pada bentuk atap masjid yang berundak khas arsitektur nusantara, sedangkan bagian fasad dipengaruhi gaya Neoklasik dari Eropa. Adapun hiasan berbentuk kubah yang kemungkinan merupakan pengaruh dari arsitektur Mughal.
Masjid ini pernah menjadi masjid terbesar di Minangkabau pada awal abad 20 M. Masjid Raya Ganting pernah menjadi arena perdebatan dan perebutan pengaruh ulama Minangkabau yang terbagi menjadi Kaum Tua dan Kaum Muda. Lalu pada masa kependudukan Jepang, Masjid Raya Ganting dijadikan markas wilayah Sumatera Barat dan Tengah sekaligus menjadi tempat pembinaan prajurit yang merupakan tentara kesatuan pribumi yang dibentuk oleh Jepang.
Setelah Indonesia merdeka tahun 1945, Masjid Raya Ginting banyak dikunjungi tokoh-tokoh nasional seperti Muhammad Hatta, Sri Sultan Hamengku Buwono IX, dan Abdul Haris Nasution.