TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Gak Bosenin! Begini Nih Cara Berdakwah di Era Milenial ala Mashara 

Diskusi keislaman jadi makin mudah guys

IDN Times/Prayugo Utomo

Medan, IDN Times - Sejak diluncurkan menjadi aplikasi berbasis android awal Desember 2017, Mashara terus mengalami perkembangan. Mashara sudah diunduh oleh lebih dari 70 ribu pengguna dari seluruh Indonesia hingga luar negeri.

Rony Fhebrian sang Chief Executife Officer (CEO) tak pernah menyangka jika aplikasi bikinan bersama para koleganya akan menuai kesuksesan yang cukup besar. Mereka pun lebih semangat lagi untuk melakukan pembaharuan fitur-fitur  pada Mashara.

Baca Juga: Resmi, PSMS Kontrak Aldino Herdianto dan Eks Pemain PON Sumut

1. Awal Mashara yang cuma jadi aplikasi pengingat jadwal salat

IDN Times/Prayugo Utomo

Roni pun berbagi cerita, bagaimana aplikasi yang digawangi para milenial jebolan Universitas Sumatera Utara (USU) tersebut dimulai.

Mashara dibuat atas dasar kegelisahan Roni Cs, melihat kaum milenial yang bingung mencari tempat berbagi pengetahuan akan keislaman. Apalagi saat budaya hijrah semakin populer di kalangan anak muda. Mashara pun hadir dan dianggap sebagai salah satu solusi yang membantu para milenial.

“Awalnya, Mashara hanyalah aplikasi yang mengingatkan penggunanya untuk melaksanakan salat. Namun kini perkembangannya cukup masif,” kata Roni, Rabu (24/4).

Roni Cs pun ingin Mashara bisa memberikan dampak positif. Tak penting seberapa besar dampaknya, namun bisa memberikan manfaat.  

“Mashara ingin menjadikan setiap orang dapat saling memberikan dampak bagi yang lainnya melalui semangat berbagi kebaikan. Melalui Mashara kami bermimpi dapat menjadi sebuah rumah yang ramah untuk semua muslim di Indonesia bahkan dunia,” ungkap laki-laki ramah senyum itu.

2. Fitur Mashara beda dengan aplikasi serupa lainnya

IDN Times/Prayugo Utomo

Mashara sudah bisa diunduh di Playstore. Namun untuk pengguna telepon pintar berlambang ‘apel tergigit’ harap bersabar yah guys. Karena Mashara belum tersedia di App Store.

Di Playstore, rating Mashara cukup baik. Mashara disematkan dengan rating  4,7. Sepadan dengan aplikasi serupa lainnya. Dalam aplikasinya juga tidak ada iklan. Ini  bagian dari komitmen Mashara kepada para penggunanya.

“Posisi iklan kan sangat mengganggu. Jangan sampai nanti, aplikasi religi iklannya malah vulgar dan bernada pornografi. Ini sangat tidak sesuai,” kata Public Relation Mashara Rizki Ramadhani Nasution,

Di dalam  fiturnya, Mashara menawarkan hal yang berbeda. Ada jadwal salat, kalender hijriya, info cuaca. Khusus pengingat salat, pengguna bisa mendengar lantunan azan nan merdu dari Muzammil Hasballah. Sala satu Hafiz yang populer di kalangan milenial.  “Kalau untuk azannya,  Muzammil memang hanya bekerja sama dengan Mashara. Sebuah kehormatan bagi kami. Sehingga ini jadi salah satu fitur istimewa di Mashara,” ujar perempuan lulusan Ilmu Komunikasi FISIP USU itu.

3. Fitur diskursus keislaman jadi tempat diskusi untuk milenial berbagi pengetahuan

IDN Times/Dok. Mashara

Pengguna Mashara, kata Roni didominasi oleh para milenial. Rentang usianya mulai dari 18-24 tahun. Pada usia ini juga, biasanya orang akan mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya. Tentang apapun itu, tak terkecuali soal agama.

Bagi Mashara, ini adalah peluang untuk berbuat kebaikan. Maka mereka meluncurkan fitur diskursus keislaman di Mashara. Di dalamnya, pengguna bisa berbagi pengetahuan tentang Islam.

Pengguna juga bisa melontarkan pertanyaan seputar Islam. Nantinya, pertanyaan itu akan dijawab oleh para ulama dan akademisi Islam.

“Jadi forum diskusi itu tidak kaku. Misalnya hanya tentang hukum halal dan haram. Kita membuka diskusi seluas-luasnya. Karena semakin banyak pertanyaan yang didiskusikan, bisa semakin memperkaya ilmu pengetahuan. Kalau bukan anak muda, siapa lagi yang akan menyimpan pengetahuan-pengetahuan itu. Masa kita cuma andalin dari Google,” ujar Rony.

4. Inklusi, Kolaborasi dan Tabayyun jadi prinsip diskursus keislaman dan dakwah di era milenial

IDN Times/Prayugo Utomo

Di-era milenial pengetahuan terkait keislaman sering kali hanya terbatas bagi kalangan tertentu. Mashara hadir untuk menjembatani orang-orang yang memiliki pengetahuan dengan yang membutuhkannya. Prinsip utama yang dihadirkan Mashara dalam fitur terbaru ini adalah inklusi, kolaborasi, dan tabayyun.

“Ketiga prinsip tersebut sebenarnya adalah ajaran pokok dalam islam bagi siapapun yang menuntut ilmu, namun prinsip itu kerap terlupakan. Harapannya, melalui Mashara kita dapat mengaplikasinnya dalam konteks kekinian,” ujar Rony.

Mashara ingin, mengumpulkan dan membagikan pengetahuan tentang dunia keislaman ke seluruh Indonesia bahkan dunia. Karena perintah mempelajari ilmu agama adalah wajib bagi seluruh umat Islam.

 “Mashara ingin menjadi medium atau tempat bersatunya seluruh umat islam di Indonesia, awalnya kita mulai dengan membangun aplikasi shalat, kemudian kita kembangkan fitur diskursus keislaman, sampai nantinya seluruh siklus perputaran hidup umat islam di Indonesia dilakukan di Mashara” ujar Rony.

Baca Juga: [BREAKING] Bupati Asahan Taufan Gama Meninggal Dunia di Medan

Berita Terkini Lainnya