Medan, IDN Times- Kontingen karate Sumatra Utara sudah memenuhi targetnya mendapatkan tiga medali emas di Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 Aceh-Sumut. Adalah Faisal Halomoan Siahaan yang meraih emas dari nomor kumite -60 kg.
Di final dia mengalahkan Reynal Martahan Naibaho dari Jawa Barat dengan skor tipis 5-4 pada laga yang berlangsung di Gedung Serbaguna Universitas Negeri Medan (Unimed), Rabu (18/9/2024).
Faisal, yang tampak sangat emosional usai pertandingan, menyampaikan rasa syukur dan kebahagiaan atas pencapaiannya
.
“Rasa kebahagiaan saya sama pelatih, berkah Tuhan hari ini sangat melimpah. Kemenangan di podium tertinggi ini sangat mengharukan. Semangat pelatih luar biasa untuk memotivasi saya dalam bertanding," ujar Faisal.
Ia juga mengenang masa kecilnya bersama Reynal, lawannya di final, yang ternyata berasal dari kampung yang sama di Balige.
“Satu perguruan, satu dojo dulu waktu kecil, tapi beda provinsi. Kita bareng latihan selama ini, apalagi kita satu pelatih juga. Jadi, karakter masing-masing sudah pasti tahu,” tambahnya.
Faisal mengaku sempat merasa gugup di awal pertandingan, namun ia segera menemukan ritme dan meningkatkan kepercayaan dirinya.
"Di menit pertama agak nervous sedikit, tapi lama-kelamaan tingkat kepercayaan saya makin tinggi," ungkapnya.
Kunci keberhasilan Faisal tidak lepas dari latihan intensif selama hampir tiga tahun terakhir. “Kami latihan dua kali sehari, bahkan di sesi terakhir sampai tiga kali. Mungkin inilah berkat Tuhan buat tim karate Sumut. Kalau satu hari, pagi dua jam, sore dua jam. Kalau kita mau, kita tambahi sendiri jam latihan,” ujarnya.
Kemenangan ini juga disambut dengan sukacita oleh Ketua Federasi Olahraga Karate-Do Indonesia (FORKI) Sumut, Rahmat Shah. Ia memuji perjuangan para atlet yang berhasil melampaui target awal dua medali emas.
“Alhamdulillah, berkat keyakinan atlet dan dukungan para sahabat yang berdoa, kami berhasil meraih tiga emas dan dua perak empat perunggu,” kata Rahmat.
Rahmat juga mengingatkan bahwa meskipun Sumut tampil cemerlang, tetap penting untuk rendah hati dalam menyikapi setiap kemenangan.
"Pertandingan karate ini adalah pertandingan yang tidak terukur. Kita jangan takabur. Besok masih ada hari, kita coba lagi,” ucapnya.
Sementara Ketua Harian FORKI Sumut Hasrul Benny Harahap mengatakan karena olahraga tak terukur kejutan bisa muncul. Seperti Leica Lubis yang mampu mengalahkan juara dunia Cheyco hingga akhirnya menyabet medali emas.
Benny yakin Sumut bisa meraih satu emas lagi di nomor beregu yang dipertandingkan di hari terakhir ini. "Ini olahraga tak terukur, jadi ya ada kejutannya. Yang kita harapkan dapat medal emas malah gak dapat, tapi yang gak kita sangka dapat. Saya pikir peluang kita dapat medali di nomor beregu terbuka. Baik putra dan putri peluangnya sama," pungkasnya.