Progres pembangunan Stadion Madya Atletik Sport Centre Desa Sena Deli Serdang yang dipotret dari udara pada Mei 2024. (IDN Times/Arifin Al Alamudi)
Menyoroti soal peralatan, dengan waktu yang mepet menurutnya akan riskan jika tidak ada koordinasi dengan pengurus pusat. Apalagi jika alat yang dipesan harus didatangkan dari luar negeri.
"Saya berharap masing-masing sudah masuk finalisasi termasuk kaitannya dengan peralatan. Peralatan ini waktunya mepet dan diadakan dengan cara lelang untuk Sumut. Mesti akan ada koordinasi. Kalau lelangnya jalan, tapi kedatangannya dari luar negeri, maka harus bicara dengan induk cabor, apakah mau pinjam atau sewa dulu atau seperti apa," ungkapnya.
Jika waktu mepet dengan venue yang belum tuntas, panpel juga terancam tak bisa menggelar tes event. Namun menurutnya hal itu bisa disiasati. Yang terpenting bagaimana kesiapan panitia.
"Tes even memersiapkan panitia, bukan pertandingannya. Agar saat nanti sebagai penyelenggara pertandingan mereka siap. Bisa ditempuh denn banyak hal. Seperti saat kami buat venue exercise di Papua. Substansinya memadukan semuanya termasuk panpel di lapangan. Di mana tempat kesehatan, doping, ruang ganti, dan sebagainya. Di sini bisa saja dilakukan dengan penataran bagi pelaku. Kita serahkan semua ke TD dan bidang pertandingan yang ada di PB PON. Baik itu tes even, penataran, venue exercise, yang terpenting tidak boleh tidak disiapkan," katanya.
Suwarno kembali mengingatkan PB PON Sumut untuk memenuhi tanggung jawabnya. Dia yakin bisa dituntaskan dengan kerja sama berbagai pihak.
"Saya tahu PB PON sudah bergerak sedemikian komperenhesif, bukan hanya venue. Harapannya percepatan yang dilakukan sesuai bidang di sini difinalisasi. Kalau ada kendala segera diatasi. Saya ingatkan, PON ini Sumut dan Aceh mengajukan diri. Semua ini menjadi tanggung jawab Sumut, Aceh dan kita bersama," pungkasnya.