TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

7 Fakta Candi Bahal Portibi, Peninggalan Kerajaan Sriwijaya di Sumut

Bukti peninggalan sejarah yang masih berdiri kokoh

Candi Bahal (instagram.com/suwandicphoto)

Medan, IDN Times- Candi Bahal yang terletak di Padang Lawas Utara, Sumatra Utara memiliki nilai sejarah yang tinggi. Candi Bahal ini merupakan salah satu peninggalan, dan bukti jejak kejayaan kerajaan Sriwijaya.

Namun sayangnya keberadaan Candi Bahal ini kurang mendapat perhatian pemerintah setempat. Pada Candi Bahal ini terdapat hal menarik yang perlu diketahui. Berikut ini adalah 7 fakta tentang Candi Bahal. Di antaranya adalah :

1. Latar belakang Candi Bahal

Candi Bahal, Sumatra Utara (instagram.com/jayarajgr)

Banyak orang menyebut candi ini dengan beragam sebutan, dengan Candi Bahal, BIaro Bahal, atau Candi Portibi. Candi Bahal diperkirakan sudah ada selama ribuan tahun dan diperkirakan dibangun pada abad kesebelas.

Tepatnya pada kerajaan pannai, yang merupakan eksistensi dari kejayaan kerajaan Sriwijaya. Nama bahal sendiri di ambil dari nama desa setempat. Sedangkan portibi dalam bahasa etnis batak berarti dunia atau bumi. 

Baca Juga: Sejarah Masjid Raya Al Mashun, Bukti Eksistensi Kesultanan Deli

2. Candi terluas di Sumatra Utara

ilustrasi Candi Bahal (kendhil.com)

Candi ini merupakan kompleks candi yang terluas di provinsi Sumatra Utara. Karena candi ini melingkupi komplek Candi Bahal I, Candi Bahal II, Candi Bahal III yang masing - masing berjarak sekitar 500 meter.

Lokasinya yang terdapat di tengah lapangan luas. Masyarakat setempat sering juga menyebutnya dengan Candi Padang Lawas atau Candi di Lapangan yang Luas.

3. Karakteristik bangunan candi

Candi Bahal, Sumatra Utara (instagram.com/jayarajgr)

Candi Bahal ini dibangun dengan menggunakan batu bata merah. Sementara, untuk patung - patung diukir pada batu pasir. Candi bahal ini masing-masing dikelilingi dengan tembok bata. Setebal satu meter dan tinggi satu meter.

Untuk pintu gerbang candi, terletak di sisi timur, memanjang ke luar dengan tinggi dinding 60 cm di kedua sisinya. Diperkirakan kompleks candi ini berpusat di sekitar Candi Bahal I. Karena candi ini memiliki bangunan yang lebih besar dari kedua candi lainnya.

4. Museum Bahal

ilustrasi Candi Bahal (kendhil.com)

Terdapat pula museum yang terdapat di seberang pos penjagaan Candi Bahal I. Fungsi dari museum ini adalah, untuk melakukan rekonstruksi dari potongan dan susunan batu bata.

Guna menemukan kembali bentuk, susunan, dan letak semulanya, karena potongan batu yang ditemukan di ketiga situs candi. Umumnya merupakan bagian dari arca atau hiasan. Bukan dari reruntuhan bangunan yang terbuat dari batu bata.

5. Kesimpangsiuran Candi Hindu atau Budha

Candi Bahal (instagram.com/suwandicphoto)

Belum diketahui apakah candi Bahal ini merupakan candi Hindu atau Candi Budha. Karena jika dihat dari atap Candi Bahal I, mirip dengan bentuk atap Candi Mahligai di Riau. Yang diduga merupakan candi Budha. Namun jika melihat dari arca - arca, seperti arca Makara, arca ganesha dan lain sebagainya. Diperkirakan merupakan dari candi Hindu.

6. Bentuk atap candi

ilustrasi Candi Bahal (harun harahap/flickr)

Pada bangun candi Bahal I terdapat keunikan yang berbeda dengan candi - candi di daerah Jawa Timur. Tetapi tidak juga mirip stupa seperti atap Candi Maura Takus. Bentuk atas Candi Bahal I ini berbentuk silinder. Dengan tinggi sekitar 2,5 meter. Berbentuk seperti kue yang diletakkan di atas tatakan persegi empat. Dengan dihiasi pahatan untaian bunga melingkar tepian atap.

Berita Terkini Lainnya