TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fakta Unik Honeycreeper Kaki Merah, Bisa Bernyanyi Selama 20 Menit

Burung ini bahkan mempunyai lagu khusus pacaran

burung honeycreeper kaki merah (Instagram.com/chinowongcr)

Burung honeycreeper kaki merah adalah burung dengan warna bulu yang sangat cantik. Dimana pejantan dari burung jenis ini memiiki warna dominan biru yang terlihat sangat mengkilap. Sedangkan untuk betina, warna bulunya adalah dominan hijau dengan perpaduan hitam di beberapa bagian bulunya. Pada sayap kedua burung ini juga terdapat warna kuning cerah yang hanya bisa dilihat saat burung tersebut terbang di udara.

Burung satu ini memiliki panjang kira-kira hanya 12 cm dan berat sekitar 11-18 gram. Karena ukuran tersebut, burung ini dapat dikatakan burung yang kecil. Namun siapa sangka, burung satu ini memiliki beberapa fakta unik yang bisa bikin kamu takjub! Penasaran apa saja faktanya? Yuk simak bacaan ini sampai akhir!

1. Memiliki paruh yang melengkung

paruh melengkung burung honeycreeper (Instagram.com/cjehaimi)

Honeycreeper adalah salah satu dari banyaknya spesies burung yang menyukai nektar. Di kebun Binatang, hewan ini bahkan juga diberi minuman yang bahannya mirip seperti nektar bunga. Meski memiliki paruh yang tipis dan melengkung, burung satu ini juga terkadang suka memakan buah beri dan serangga kecil yang ada di pepohonan.

Bahkan beberapa spesies burung kolibri dikatakan mirip dengan honeycreeper karena paruhnya yang sama-sama melengkung. Namun, berbeda dengan burung kolibri, honeycreeper tidak dapat menghisap nektar sambil terbang sehingga burung satu ini harus bertengger terlebih dahulu agar ia bisa dengan nyaman menghisap nektarnya.

Saat mencari makan, burung ini biasanya terbang dari ketinggian sedang hingga pucuk pohon dan jarang terbang ke bawah.

2. Dimorfisme seksual

dimorfisme seksual (Instagram.com/gazfoto_uk)

Dimorfisme adalah adanya suatu perbedaan antara betina dan pejantan yang masih dalam satu spesies. Dimana untuk burung honeycreeper betina, warna dominannya adalah hijau zaitun dan pejantannya memiliki warna biru keunguan yang cerah dengan sedikit terlihat dasar hijau. Namun, warna biru dari pejantan ini hanya akan ditunjukkan pada musim kawin saja dan akan berwarna hijau polos saat di musim biasa.

Apabila ingin membedakan burung satu ini diluar masa kawinnya, kamu dapat melihat dari warna kakinya saja. Dimana untuk pejantan, warna kaki yang dimiliki adalah merah cerah dengan cakarnya yang berwarna hitam. Sedangkan untuk betina, kamu dapat membedakannya dari garis putih di atas matanya dan dari kaki si betina yang berwarna ungu.

3. Merupakan burung penyanyi

ilustrasi burung menyanyi (Instagram.com/jeffreypatrickkarnes)

Burung ini memiliki 2 jenis suara, yang pertama bernada tinggi, dan yang satunya bernada sedang seperti mengeong. Saat fajar burung ini akan menyanyikan lagu yang monoton hingga 20 menit lamanya. Saking Sukanya bernyanyi, burung ini bahkan memiliki lagu pacaran yang akan dinyanyikan oleh pejantan di depan burung betina. Karena nyanyiannya yang cantik dan mirip burung goldfinch, Honeycreeper sudah dibudidayakan sejak dulu.

Pada siang hari, burung-burung yang berkumpul di pepohonan akan mengeluarkan serangkaian suara. Suara burung tersebut adalah seperti berbunyi ‘srrip’ dan sedikit terdengar seperti sedang pilek dengan suara ‘shree’ yang bernada tinggi. Pada saat terbang, kurang lebih suaranya terdengar seperti ‘ssit ssit’ dengan nada yang tajam, tipis dan tinggi.

4. Orang tua yang bertanggung jawab

ilustrasi induk burung yang merawat anaknya (instagram.com/cgwildlifephotography)

Untuk tempat tinggalnya, burung ini membangun sarang yang terbuat dari kumpulan akar dan batang ramping yang tersedia di alam. Dalam pembentukan sarangnya, burung ini menggunakan jaring laba-laba untuk melekatkan semua bagian sarangnya hingga terbentuk seperti cangkir. Burung honeycreeper biasanya akan bertelur 2 butir dengan warna telur yang putih kebiruan serta ditambah dengan bitnik-bintik coklat.

Saat pengeraman yang terjadi selama 12-22 hari, sang pejantan akan mencari makanan dan betina berdiam sendiri disarang mengerami telurnya. Saat telurnya sudah menetas, anak burung akan terlahir buta sehingga harus bergantung pada kedua orang tuanya. Oleh sebab itu, baik pejantan maupun betinya akan saling membantu memberi makan anak-anaknya. Selain memberi makan, para orang tua juga tentu akan menjaga sarangnya dari para predator.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya