5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal Insektisida

Kecoak termasuk hewan paling pintar beradaptasi

Pasti pernah melihat kecoak terbang. Kalau orang bilang, damagenya nambah. Banyak yang jijik dengan serangga satu ini.

Ternyata, kecoak punya banyak fakta menarik. Melansir artikel Robby Jannatan di The Conversation Indonesia, kecoak adalah hewan yang punya daya tahan tinggi terhadap berbagai kondisi. Bahkan, pengajar di Universitas Andalas ini menyebut jika kecoak mampu hidup setelah terkena sinar radiasi.

Meski menjadi hewan yang dianggap hama, ada hal lain yang harus diketahui faktanya. Simak ulasannya.

1. Kecoak pernah lolos dari kepunahan pada zaman karbon

5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal InsektisidaIlustrasi kecoak. (Pexels/Erik Karits)

Kecoak diprediksi akan menjadi hewan yang bertahan jika terjadi perubahan iklim ekstrem di muka bumi. Hewan ini adalah serangga yang pernah punya pengalaman lolos dari kepunahan minor pada zaman karbon sekitar 305 juta tahun lalu.

Hewan ini unik karena dianggap paling sukses bisa bertahan hidup hingga saat ini. Kecoak teridentifikasi sejak zaman karbon.  Saat itu bumi masih menjadi satu benua besar yang disebut dengan Pangaea dan kemudian terbagi menjadi Amerika utara dan selatan, Afrika, Eropa, dan Asia.

Spesies kecoak diidentifikasi dari fosil yang ditemukan dari Zaman Karbon. Mereka merupakan grup serangga utama yang fosilnya paling banyak ditemukan di Amerika Utara, Eropa, dan Pegunungan Ural (kini Rusia dan Kazakhstan). Itu mengapa Zaman Karbon disebut sebagai “The Age of Cockroaches” atau Era Kecoak.

Saat itu kondisi bumi memiliki temperatur tinggi dan berubah drastis menjadi dingin dan kering. Perubahan iklim seperti itu telah menyebabkan kepunahan banyak flora dan fauna, namun kecoak mampu bertahan hidup hingga saat ini.

Kecoak mampu hidup pada suhu ekstrem. Pada fase instar kecoak (fase sebelum dewasa) jenis Blaptica dubia, misalnya, menurut sebuah riset, dapat bertahan hidup dari suhu -3,1 hingga 49,9 derajat Celcius

Kecoak mampu bertahan hidup dari Zaman Karbon karena mereka telah mencapai bentuk tubuh optimum. Bentuk tubuhnya dinilai memungkinkan untuk lolos dari semua bahaya pada awal sejarah evolusi mereka.

Bentuk tubuh kecoak yang optimum dan sayap yang bisa dilipat di sepanjang tubuh membuat mereka mampu lepas dari kepunahan minor pada Zaman Karbon dan bersembunyi dari predator yang akan memangsa. Kecoak menjadi salah satu makhluk tertua yang mendiami bumi.

2. Ada 3.500 spesies kecoak di muka bumi

5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal Insektisidailustrasi kecoak (pexels.com/Erik Karits)

Ternyata ada 3.500 spesies kecoak yang hidup di muka bumi. Termasuk yang ada di sekitar kita.

Karena hidup berdampingan dengan manusia, membuat kecoa punya pasokan makanan yang cukup. Membuat populasinya terus meningkat hingga menjadi hama.

Sebanyak 25-30 spesies kecoak telah menjadi hama bagi manusia dan 4 spesies merupakan hama pemukiman yang sangat mendominasi secara global. Spesies kecoak hama tersebut adalah Supella longipalpa (kecoak bergaris coklat), Periplaneta americana (kecoak amerika), Blatta orientalis (kecoak asia) dan Blattella germanica (kecoak jerman).

Di Indonesia, kecoak jenis Blattella germanica dan Periplaneta americana tersebar mendominasi di pemukiman masyarakat.

Baca Juga: Kenali Bahaya Kecoak bagi Kesehatan, Jangan Diremehkan

3. Punya usia cuma sampai 6 bulan

5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal InsektisidaIlustrasi Kecoak . (Pexels/Jari Lobo)

Kecoak mengalami proses metamorfosis tidak sempurna karena tidak adanya fase kepompong. Proses metamorfosis tersebut dimulai dari fase telur, fase nimfa (fase sebelum dewasa), dan fase dewasa.

Sebuah riset menunjukkan nimfa kecoak jerman mengganti kulit sebanyak 5-7 kali. Umur fase nimfa kecoak jerman jantan rata-rata berkisar antara 42-123 hari dan kecoak jerman betina rata-rata berkisar 55-154 hari.

Kecoak berganti kulit sebagai media metamorfosis untuk menjadi kecoak dewasa. Setelah kecoak jerman menjadi dewasa, biasanya betina dan jantan akan kawin. Kecoak betina akan menghasilkan telur dalam satu ooteka (kantong telur) sebanyak 36-48 butir. Setiap butir telur akan menetas menjadi seekor kecoak.

Kecoak betina mampu melahirkan keturunan (ooteka) sebanyak 6-8 kali selama hidupnya. Kecoak jerman dewasa biasanya hidup selama 120-180 hari (6 bulan).

4. Punya peran pengurai dan pembawa bakteri

5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal Insektisidailustrasi kecoa (inaturalist.org/Sean McCann)

Tidak ada mahluk di atas bumi yang diciptakan tidak memiliki fungsi. Kecoak sekali pun memiliki fungsi. Bahkan fungsinya cukup baik meski dianggap hama.

Salah satu fungsi kecoak di alam adalah sebagai pengurai (dekomposer). Mereka memakan hewan dan tumbuhan yang telah mati.

Namun di sisi lain, sebaran kecoak di pemukiman manusia perlu menjadi perhatian. Karena mereka adalah vektor penyakit dan pembawa banyak bakteri patogen.

Kecoak bisa menularkan bakteri yang meracuni makanan seperti Salmonella spp. dan Shigella spp. dan juga menularkan penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti Staphylococcus spp., Streptococcus spp., virus hepatitis dan bakteri koliform.

Kecoak juga vektor (pembawa bakteri) dalam penyebaran diare, disentri, dan lepra. Dalam kasus diare, misalnya, kecoak dapat membawa bakteri E.coli, lalu hewan ini menempelkan bakteri ke makanan. Hal ini bisa menyebabkan diare.

5. Kemampuan beradaptasi bisa bikin kecoak kebal insektisida

5 Fakta Kecoak, Lolos dari Kepunahan Hingga Kebal Insektisidailustrasi kecoa (inaturalist.org/Sean McCann)

Salah satu cara mengatasi hama kecoak adalah menggunakan insektisida. Ternyata penggunaan insektisida yang tak terkontrol secara terus-menerus akan berdampak kepada kebalnya kecoak terhadap insektisida.

Penyemprotan insektisida secara terus menerus membuat kecoak memodifikasi gennya untuk dapat bertahan diri dari paparan insektisida. Gen yang membuat kecoak kebal terhadap insektifida akan terus diturunkan pada keturunan selanjutnya.

Kecoak yang mati karena insektisida adalah kecoak-kecoak yang lemah, sedangkan kecoak yang kuat akan terus bertahan hidup dan menghasilkan keturunan kecoak-kecoak yang kuat. Efek dari hal ini adalah insektisida kurang ampuh dalam mengendalikan kecoak dan menimbulkan ledakan populasi kecoak di pemukiman.

Untuk menghindari kehadiran kecoak di pemukiman, lingkungan harus selalu dijaga kebersihannya sepanjang tahun karena kecoak menyukai tempat-tempat yang lembab dan banyak sisa makanan.

Baca Juga: 5 Cara Efektif Kurangi Populasi Kecoak di Rumah

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya