UMKM Berbasis Daur Ulang di Danau Toba Berpotensi Masuk Pasar Ekspor

BPODT gandeng millennial melek potensi UMKM

Tapanuli Utara, IDN Times – Sektor pariwisata lumpuh akibat pandemik COVID-19 yang belum juga mereda. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi potensi yang harus dikembangkan untuk memperbaiki perekonomian masyarakat.

Danau Toba menjadi daerah yang kaya akan potensi UMKM. Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyasar pengembangan UMKM di destinasi superprioritas tersebut.

Teranyar, melalui Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT), Kemenparekraf menggelar pelatihan pengambangan UMKM kepada para kaum millenial di Perkampungan Pemuda HKBP Jetun Silangit-Siborong-borong, Tapanuli Utara (Taput), Sumatera Utara (Sumut), Jumat (6/8/2021). Pelatihan ini akan digelar selama dua bulan.

1. Produk daur ulang berpotensi masuk pasar ekspor

UMKM Berbasis Daur Ulang di Danau Toba Berpotensi Masuk Pasar EksporMenteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Salahuddin Uno meninjau gerai cinderamata di Pantai Lumbanbulbul, Kecamatan Balige, Kabupaten Toba, Sumatra Utara, Rabu (30/12/2020). (Istimewa)

Pelatihan yang diberikan adalah tentang memanfaatkan bahan-bahan yang bisa didaur ulang dan dijadikan produk kesenian atau kriya. Menparekraf Sandiaga Salahuddin Uno menarget produk UMKM dari Danau Toba bisa masuk bersaing di pasar ekspor.

"Saya dukung adanya pelatihan berbasis daur ulang ini dengan memanfaatkan bahan yang tidak dipakai jadi layak jual,” kata Sandi.

BPODT menggandeng HKBP sebagai mitra untuk pelatihan pengembangan UMKM itu. Peserta pelatihan pun dilibatkan dari 9 distrik yang ada di kawasan Danau Toba.

Dijelaskan Sandi, saat ini Kemenparekraf sudah memiliki program Beli Kreatif Danau Toba. Program ini juga dinilai efektif untuk mendongkrak daya jual produk dari Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) itu.

"Produk UMKM bisa dipasarkan secara offline maupun online. Apalagi sekarang kita sudah punya strategi pemasaran secara marketplace dan tentunya didorong adanya media sosial. Seperti yang mengalami peningkatan penjualan ulos dan penjualan sambal andaliman serta produk kriya lainnya," jelasnya.

Baca Juga: 5 Alasan Utamasia Cocok Jadi Tempat Latihan Sepakbola Anak-anak

2. Danau Toba punya potensi besar untuk produk kriya

UMKM Berbasis Daur Ulang di Danau Toba Berpotensi Masuk Pasar EksporKayu bekas bisa dimanfaatkan menjadi produk UMKM yang bernilai ekspor jika dikemas dengan baik. (DOK BPODT)

Sementara itu, Tenaga Ahli Bidang Ekonomi Kreatif BPODT Sabam Siahaan menjelaskan, pelatihan ini akan membuat para pemuda memiliki kesadaran akan potensi barang-barang daur ulang di sekitarnya.

“Saya mau kasih tau bahwa di sekeliling kita ini banyak potensi yang bisa menghasilkan uang. Barang-barang bekas ini bisa menjadi produk bernilai tinggi. Misalnya limbah kayu ini akan dijadikan hiasan yang bisa bernilai ekspor. Karena, saat ini di seluruh dunia sedang tren akan barang daur ulang,” ungkap Sabam.

Nantinya, BPODT akan mengawal para millennial untuk mengembangkan kemampuan mengemas barang daur ulang hingga memiliki nilai jual yang tinggi. Bahkan pihaknya juga akan memberikan pemahaman dari sisi pengembangan bisnis hingga ke pasar ekspor.

“Pengambangan UMKM ini menjadi salah satu program unggulan yang dicanangkan oleh Dirut BPODT pada 2021 ini. Saya sudah mempelajari. Kawasan Danau Toba punya potensi yang tinggi untuk pengembangan UMKM,” katanya.

3. HKBP Digandeng menjadi mitra strategis pengembangan UMKM

UMKM Berbasis Daur Ulang di Danau Toba Berpotensi Masuk Pasar EksporKayu bekas bisa dimanfaatkan menjadi produk UMKM yang bernilai ekspor jika dikemas dengan baik. (DOK BPODT)

Sementara, Ephorus HKBP Pendeta Robinson Butarbutar menuturkan bahwa workshop pengembangan ekonomi kreatif kriya berbasis daur ulang yang akan dilangsungkan selama dua bulan pada 6 Agustus hingga 6 Oktober 2021, dapat meningkatkan skill dan keterampilan SDM yang ada di Perkampungan Pemuda HKBP.

“Semoga program ini dapat menjadi program berkelanjutan, sehingga kaum muda di kampung ini tidak hanya mampu mengasah kreativitas mereka, tetapi juga mampu menghasilkan keuntungan dari produk yang dihasilkan,” tuturnya.

Robinson mengatakan, kemitraan HKBP dengan BPODT dilakukan dalam bentuk upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif, kata dia, adalah salah satu aktivitas usaha industri yang dilakukan dengan memanfaatkan dan mengembangkan kondisi sumber daya alam di sekitar lingkungan masyarakat dengan ciri khasnya tersendiri.

Baca Juga: Tanpa Satgas, Keluarga Harus Makamkan Sendiri Pasien COVID-19 di Aceh

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya