Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta Benyamin

Benyamin melecehkan pakai modus ajarkan kayang

Medan, IDN Times – Sidang kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan Benyamin Sitepu, pendeta sekaligus kepala Sekolah Dasar Swasta Galilea Hosana, Kota Medan bergulir di Pengadilan Negeri Medan. Namun, persidangan dengan agenda vonis pada Kamis (23/12/2021) ditunda lantaran ada hakim yang tidak hadir.

Dalam kasus dugaan pelecehan ini, Benyamin dituntut 15 tahun penjara. Dia dijerat pasal dalam Pasal 82 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2016 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak menjadi Undang-Undang.

Kasus ini menjadi sorotan publik. Tidak sedikit yang menghujat Benyamin. Banyak yang menilai, sebagai tokoh agama, Benyamin harusnya memberikan contoh yang baik. Bukan malah berbuat asusila.

Belakangan bermunculan cerita baru soal kasus itu. Bahkan ada korban yang berhasil selamat dari tindakan asusila sang pendeta.

1. Benyamin memakai modus mengobrol hingga tawarkan ajari gerakan kayang

Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta BenyaminIlustrasi pelecehan seksual (IDN Times/Mardya Shakti)

Keluarga salah satu murid di sekolah itu bercerita soal modus yang diduga digunakan Benyamin untuk membujuk para calon korbannya. EP menceritakan apa yang dialami cucunya.

Cucu EP mengaku dipanggil Benyamin ke ruangatnnya sekitar Maret 2021. Saat itu cucunya kelas VI SD. Sang cucu mengaku diajak mengobrol. Hingga akhrinya Benyamin menawarkannya untuk mengajari gerakan kayang.

“Dia dipanggil di kantor, ditanyain cita cita apa, cucu saya bilang mau jadi Polwan. “Kalau mau jadi polwan harus banyak olahraga (kata Benyamin). Mau saya ajari kayang ?. Cucu saya bilang tidak, sir. Mau saya ajari music ? Tidak sir,”ujar EP menirukan ucapan cucunya dan Benyamin, Jum’at (24/12).

Beuntungnya saat itu J tidak mejadi korban. Dia lalu dipersilahkan meninggalkan ruangan Benyamin. Namun anehnya, J tidak diperbolahkan menceritakan pemanggilan itu kepada neneknya.

“Awal pertemuan itu, dia (Benyamin) bilang jangan kasih tau sama opung (nenek) ya. Pelaku minta jangan kasi tahu ke orang lain,” ujar EP.

Baca Juga: Pengendara Mobil Aniaya Remaja, Polisi Minta Pelaku Menyerahkan Diri

2. Benyamin juga bertanya kepada korban soal adegan seksual

Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta BenyaminIlustrasi Pelecehan (IDN Times/Mardya Shakti)

Pertemuan cucu EP baru diceritakan empat hari setelah pemanggilan itu. Sang cucu sempat menyembunyikannya karena diduga takut.

Sang cucu kemudian bercerita kalau ad  juga temannya yang dipanggil ke ruangan Benjamin. EP kian curiga. Kemudian dia menyuruh cucunya menanyakan soal pemanggilan itu kepada temannya.

“Jadi temannya cerita ke cucu saya, chatingan. ‘Tadi aku diajari kayang,  ditanyai, apakah sudah pernah, melihat adegan seks. Anak itu menjawab uda pernah sekali, Bagaimana reaksimu melihat itu ? Dia sempat diraba. Disuruh kayang dia, (Benyamin) enak megangin itu,” tutur EP.

3. Setelah berbuat asusila, Benyamin sempat minta maaf pada keluarga

Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta BenyaminIlustrasi kekerasan seksual (IDN Times/Arief Rahmat)

Perbuatan Benyamin membuat EP geram. Dia kemudian memberitahu pengakuan korban kepada wali kelas dan ketua komite.

Benyamin kemudian meminta maaf. “Waktu perdamian kita buat surat menyurat, kita buat apa saja yang dilakukannya. Dia minta maaf, kita tidak ada minta apa apa,”ujarnya

EP mengaku berdamai karena mengira korbanya hanya satu. Namun peristiwa itu ternyata  terdengar ke orang tua siswa lainnya. Orangtua siswa lain lalu menelponnya. Dia pun menceritakan kejadiannya. Orangtua siswa lalu menanyai anak-anak mereka.

Setelah itu terbongkarlah tindak pidana pencabulan yang dilakukan Benyamin. “Ternyata terbongkar lah semuanya. Anak si A anak si B, anak si C, dari situ terbongkarnya. Jadi ada (korban) yang sudah kelas satu SMA.  Jadi sudah berturut turut 4 tahun anak-anak di sana diduga dicabuli,”ujar EP.

4. Ada korban yang setiap hari dipanggil hingga dibawa ke hotel

Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta BenyaminIlustrasi pelecehan wanita (ANTARAnews)

Kasus itu terus membesar. Terungkap juga ada murid yang setiap hari dipanggil ke ruangan Benyamin.

“Anak itu bahkan dibawa ke Hotel tiga kali dan dibawa ke rumahnya buat dikerjain. Luar biasa bejatnya, binatang pun nggak kayak, gitu,”ujar ES.

Di hotel, korban diminta melakukan oral sex. Menolak, Benyamin kemudian memaksanya.

5. Banyak korban takut membuka cerita karena diancam tidak diluluskan

Korban Pelecehan Diancam Tidak Diluluskan oleh Pendeta BenyaminInfografis pelecehan seksual. IDN Times/Arief Rahmat

Para murid yang menjadi korban sempat tidak mau buka suara soal tindakan asusila Sang Pendeta. Lantaran Benyamin mengancam mereka tidak akan diluluskan dari SD.

“Makanya itu (korban) yang diambilnya, kelas V dan VI,” ungkap EP.

Para orangtua korban kemudian melapor ke polisi. Sementara, orangtua lainnya menjadi saksi.

“Kami yang lain ikut menjadi saksi,”kata EP

EP pun menduga masih ada korban lainnya. Namun mereka  takut melapor karena menilai itu adalah aib.

Baca Juga: Lecehkan 6 Murid SD, Pendeta Benyamin Dituntut 15 Tahun

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya