Isu Penolakan Pengungsi Rohingya jadi Bahasan Ratas Pemprov Sumut

Pemerintah juga membahas langkah penanganan lanjutan

Medan, IDN Times – Pemerintah Provinsi Sumatra Utara menggelar rapat terbatas membahas soal keadatangan pengungsi etnis Rohingya ke Desa Karang Gading, Kecamatan Labuhan Deli, Kabupaten Deliserdang, lewat laut beberapa waktu lalu. Rapat yang digelar Pemprov Sumut di kantor gubernur, Jumat (5/1/2023) pagi dihadiri Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) dan Pemkab Deliserdang.

Dalam rapat itu, mereka membahas isu berkembang ihwal pengungsi Rohingya hingga proses penanganannya di Sumut. Termasuk langkah-langkah taktis yang akan dilakukan.

"Kita sudah rapat mengambil suatu langkah-langkah, pertama menghimpun informasi, semua instansi, baik instansi pemerintah maupun NGO, badan-badan dibentuk PBB, yakni UHNCR untuk penanganan Rohingya ini," kata Basarin kepada wartawan, usai rapat tersebut.

1. Langkah penanganan kedaruratan sudah dilakukan

Isu Penolakan Pengungsi Rohingya jadi Bahasan Ratas Pemprov SumutSejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Kata Basarin, sebagai langkah cepat, pihaknya berkoordinasi dengan IOM dan Baznas. Khususnya untuk pemenuhan kebutuhan para pengungsi. Di antaranya adalah konsumsi mereka selama tinggal di tenda sementara.

"Kita tahu bahwa, pengungsi sudah 5 atau 6 hari. Untuk kedaruratan ada IOM, BAZNAS untuk menyuplai makanan dan minuman. Sekarang ditangani IOM. Pemkab Deli Serdang sudah meninjau ke sana, untuk melihat kondisi," sebut Basarin.

Baca Juga: Debat Capres Ketiga, Isu Rohingya-Palestina Diprediksi Muncul

2. Penanganan lanjutan baru akan diputuskan pada 14 Januari 2024

Isu Penolakan Pengungsi Rohingya jadi Bahasan Ratas Pemprov SumutSejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Kata Basarin yang mendapat informasi dari Pemkab Deli Serdang, para pengungsi di Karanggading akan berada  di sana hingga 14 Januari 2024. Mereka kemudian akan memutuskan langkah apa yang dilakukan untuk menangani para pengungsi.

“Apa tindak lanjut, didorong ke negara tujuan, atau bagaimana nanti diputuskan," jelas Basarin.

3. Isu penolakan jadi konsentrasi utama

Isu Penolakan Pengungsi Rohingya jadi Bahasan Ratas Pemprov SumutSejumlah imigran Rohingya dikumpulkan di tenda darurat usai terdampar di Desa Karang Gading, Labuhan Deli, Deli Serdang, Sumatera Utara, Senin (1/1/2024). (ANTARA FOTO/Fransisco Carolio)

Kehadiran pengungsi menuai pro kontra di tengah masyarakat. Segelintir masyarakat menolak kehadiran mereka. Meski tidak sedikit juga yang memiliki empati.

Soal pro kontra ini, Pemprov Sumut  sudah membuat langkah antisipasi. Sementara waktu, para pengungsi mendapat pengawalan aparat TNI dan Polri.

"Isu-isu (penolakan) ini, sudah masuk ke kita, dari awal. Untuk mengantisipasi, jangan sampai ada gesek-gesekan dengan masyarakat lokal, Dengan pengungsi. Ada Babinsa, Koramil, stand by disana, ada pihak kecamatan. Apa informasi disana menjadi pertimbangan kita, untuk bisa menangani selanjutnya," kata Basarin.

Basarin menambahkan pihak bersama stekholder terkait akan menggelar rapat lanjutan, untuk menyikapi situasi dan informasi berkembang dalam penanganan ratusan pengungsi Rohingya tersebut.

"Nanti ada rapat lanjutan, hari ini kita gelar rapat terbatas," katanya. 

Protection Associate United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) Oktina Hafanti mengatakan, pihaknya akan terus mendukung apa yang dilakukan pemerintah kabupaten dan provinsi. Pihaknya juga telah menyalurkan makanan dan lainnya.

Oktina menjelaskan, dalam penanganan pengungsi, UNHCR biasanya memberikan solusi panjang seperti makanan dan minuman. Dia juga mengaku pihaknya tidak bisa sendiri mengatasi pengungsi.

“Tentu saja kita tidak bisa sendiri, mesti didukung Pemerintah Indonesia,” kata Oktina.

Berdasarkan data UNHCR, jumlah pengungsi yang mendarat di Deliserdang berjumlah sebanyak 157. Pengungsi tersebut terdiri dari orang dewasa, anak-anak, bayi dan balita.

Baca Juga: Polisi di Riau Gagalkan Pengiriman 11 Pengungsi Rohingya ke Malaysia

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya