Gubernur Edy Tak Mau Gegabah Berlakukan Sekolah Tatap Muka di Sumut

Fokus pada keselamatan anak-anak

Medan, IDN Times – Pemerintah pusat akan memulai belajar tatap muka pada Juli mendatang. Gubernur Sumatra Utara Edy Rahmayadi tidak mau gegabah mengambil kebijakan itu. Menyusul angka COVID-19 di provinsi itu mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.

Data yang dihimpun dari laman resmi Instagram @pusatkrisiskesehatan_sumut, akumulasi kasus COVID-19 di provinsi itu sudah mencapai angka 30.910 orang per Rabu (19/5/2021). Bertambah 92 kasus dari hari sebelumnya.

Pada angka kematian, jumlahnya mencapai 1.012 orang. Sedangkan pasien sembuh mencapai 27.515 orang.Berdasarkan data yang dirilis Pusat Krisis Kesehatan Regional Sumut pada Selasa (18/5/2021) pukul 16.00 WIB tercatat ada pertambahan sebanyak 95 kasus di Sumut terkonfirmasi positif covid-19 atau total menjadi 30.818 kasus.

1. Edy prioritaskan kesehatan anak-anak

Gubernur Edy Tak Mau Gegabah Berlakukan Sekolah Tatap Muka di SumutGubernur Sumut Edy Rahmayadi menemui para Nakes yang selama ini bertugas menangani pasien COVID-19 di RS Martha Friska, Selasa (4/5/2021). (Humas Sumut/Veri Ardian)

Edy sampai saat ini belum mau memutuskan kapan belajar tatap muka akan diberlakukan. Dia memprioritaskan kesehatan anak-anak peserta didik.

"Kita belum ada bicara sekolah. Kita merencanakan, tapi pelaksanaannya tergantung kondisi COVID. Kalau COVID-19 seperti ini, saya tidak izinkan anak anak kita melakukan sekolah tatap muka," ucap Edy, Rabu (19/5/2021).

Baca Juga: Soal PPKM, Gubernur Edy: Sanksinya Ya Bisa Dihantam COVID-19!

2. Disdik Sumut akan berdayakan UKS

Gubernur Edy Tak Mau Gegabah Berlakukan Sekolah Tatap Muka di SumutIlustrasi sekolah tatap muka (ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra)

Sebelumnya, Dinas Pendidikan Sumut saat ini tengah mematangkan persiapan pembukaan sekolah tatap muka di Sumut. Di antaranya adalah menyempurnakan Unit Kesehatan Sekolah (UKS).

Nantinya Dinas Pendidikan Sumut akan terjun langsung ke sekolah untuk melakukan pengecekan.

"Pertama, setiap sekolah kita hidupkan kembali UKS. Kita sempurnakan UKS. Kedua, kami tambah dengan perawat honorer, dananya berasal dari BOS, demi melengkapi UKS dalam menghadapi penyebaran covid-19, sehingga dapat dilakukan tatap muka. Tapi ingat sekarang kita masih ikut dengan kebijakan Pak Gubernur," jelas Syaifuddin, 23 Maret 2021 lalu.

3. Menteri Nadiem: Orangtua tidak wajib mengirimkan anaknya ke sekolah

Gubernur Edy Tak Mau Gegabah Berlakukan Sekolah Tatap Muka di SumutMendikbud Nadiem Anwar Makarim dalam acara kerjasama Kemendikbud dengan Netflix (Dok.IDN Times/Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim mengatakan sekolah memiliki opsi untuk kembali membuka belajar tatap muka di tengah pandemik. Namun, kata dia, orang tua tidak wajib mengirim anaknya ke sekolah jika tak nyaman.

"Sekolah itu wajib membuka opsi tatap muka, tetapi orang tua tidak wajib mengirimkan anaknya ke sekolah kalau orang tuanya tidak nyaman," ujar Nadiem seperti dalam video yang diunggah di channel YouTube Sekretariat Presiden, 2 Mei 2021. 

Menurut Nadiem, kebijakan pemerintah untuk melakukan vaksinasi tenaga pendidik dan kependidikan sudah tepat. Sehingga, pembelajaran tatap muka terbatas bisa dilakukan kembali.

"Tatap muka terbatas bukan seperti sekolah normal ya, Pak, gak ada ekskul, gak ada. Kapasitasnya cuma 50 persen harus rotasi," tutur Jokowi.

Meskipun pemerintah menargetkan pembelajaran tatap muka pada Juli mendatang, ucap Nadiem, segala keputusan tetap ada di tangan orang tua.

"Tapi kalau saat ini, pilihan saja mereka tidak punya di beberapa sekolah dan mereka mengalami banyak kesulitan. Jadi kami bekerja sama dengan Kemenkes untuk pastikan, mendorong Pemda melakukan vaksinasi dan melakukan tatap muka," jelas Nadiem.

Baca Juga: BOR Meningkat, Gubernur Edy Minta Kota Medan Tambah Kapasitas 

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya