Djarot Singgung Lem Aibon dan Stempel Palsu Modus Lolos Audit
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times - Anggota DPR RI fraksi PDIP Djarot Saiful Hidayat mengingatkan soal penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Hal itu diungkapkannya di hadapan anggota DPRD Sumut dari partai besutan Megawati Soekarnoputri itu di Kota Medan, Selasa (26/11).
Dia menegaskan, para wakil rakyat harus menjadi garda terdepan dalam menjalankan fungsi legislasi, budgeting dan controlling.
"Kita harus mengawal penggunaan uang rakyat, mulai dari penghitungan, penyusunan hingga penggunaanya. Itulah amanat Pancasila," ungkap Djarot.
1. Anggaran yang baik berbasis pada kinerja
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu juga mengatakan, anggaran yang baik disusun berbasis kinerja atau performance base budgeting. Tidak bisa anggaran disusun berdasarkan prinsip 'money follow the function' atau anggaran mengikuti fungsi SKPD.
"Tapi anggran harus disusun berdasarkan skala prioritas program. Jangan ada lagi 'gelondongan' anggaran,” katanya.
Karena, imbuh Djarot, anggaran juga harus disusun berdasarkan kepentingan masyarakat.
Baca Juga: Rekam Jejak Ahok, Dari Wakil Rakyat hingga Jadi Komut Pertamina
2. Pendidikan harus diberikan skala prioritas dalam anggaran
Dia juga mewanti-wanti soal anggaran pendidikan. Kata Djarot, pendidikan harus masuk dalam skala prioritas.
"Kalau kami di Jakarta kemarin, fokus kami pada pendidikan makanya ada Kartu Jakarta Pintar dengan sistem cashless," jelasnya.
Djarot juga mendorong digunakannya sistem e-budgeting dan e-planning dalam penyusunan anggaran.
"Dengan sistem e-budgeting ini dan e-planning itu makanya ada kejanggalan lem aibon itu," katanya.
3. Singgung soal lem hingga stempel palsu untuk loloskan audit
Saat ini, sambung Djarot, banyak modus yang dilakukan untuk lolos audit anggaran. Biasanya, mata anggaran digunakan untuk membeli barang habis pakai.
"Beli barang habis pakai seperti lem, kertas agar tidak bisa diaudit hanya ada kuitansinya saja. Makanya saat ini banyak yang menjual stempel toko untuk kuitansi-kuitansi palsu itu," katanya.
4. Ada daerah yang belanja barang itu-itu saja setiap tahun
Djarot pun menjelaskan soal temuan dirinya. Dia menemukan ada daerah di Indonesia anggarannya digunakan untuk membeli barang yang itu-itu saja.
"Ada yang beli laptop tiap tahun, gordin jendela tiap tahun, itu kan tidak logika," imbuhnya.
5. Program dari pemerintah tidak boleh berorientasi hanya menghabiskan anggaran
Djarot kembali melontar kritik pedas. Dia ingin pemerintah tidak hanya membuat program yang tidak berguna.
Para wakil rakyat kembali diingatkan untuk melakukan pengawasan sosialisasi yang diadakan setiap instansi.
"Karena banyak digunakan hanya untuk menghabiskan anggaran saja,"pungkasnya.
Baca Juga: Soal SKB 11 Menteri, Menko Mahfud MD Bantah Kembali ke Orde Baru