Medan, IDN Times - Kantor Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Sumut mendadak dikepung massa dari Solidaritas Rakyat Anti Makar (Seram), Jumat (10/5). Massa berjumlah ribuan dan menyemut di seputaran Bawaslu.

Pantauan di lapangan massa terdiri dari banyak golongan. Mulai dewasa hingga remaja berbondong-berbondong memadati lokasi.

Bahkan ratusan ibu-ibu berpakaian putih pun ikut datang. Mereka menumpangi kendaraan umum.

Sejumlah angkutan umum dari berbagai rute juga sudah terparkir. Entah siapa yang memobilisir massa hingga bisa seramai itu.

Massa SERAM diberi tanda pita merah putih yang diikatkan ke kepala atau pun tangan.Kedatangan massa adalah untuk menjaga Bawaslu. Sebagian massa yang datang juga sempat berunjuk rasa di depan Hotel JW Marriot Kota Medan. Mereka mengklaim, tujuan unjuk rasa adalah untuk mengawal proses rekapitulasi suara Pemilu 2019.

Lebih jauh lagi, massa yang datang ke Bawaslu Sumut sampai naik ke Tugu Adipura di persimpangan jalan Adam Malik-Amir Hamzah. Mereka juga menutupi tugu Adipura dengan poster yang berisi penolakan terhadap gerakan people power.

“Mari kita kawal KPU dan Bawaslu,” ucap Junhaidal, salah satu koprdinator aksi.

Yang cukup mengherankan, mayoritas massa SERAM juga menenteng kayu. Saat massa ditanyai, sebagian besar juga tidak mengetahui apa tujuan aksi yang dilakukan.

“Cuma ikut aja kami bang. Kami dari Brayan Bengkel diajak demo ke sini,” ujar remaja laki-laki berambut pirang sambil mengisap dalam rokoknya.

Sementara itu, aparat kepplisian juga tampak bersiaga di lokasi. Bahkan sejumlah kendaraan taktis sudah terparkir di depan Bawaslu. Mulai dari Mobil meriam air, mobil barrier yang mengangkut kawat berduri dan sejumlah mobil patroli.

Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto yang ditemui di lokasi mengatakan pihaknya menyiapkan 1.500 personel yang di sebar ke sejumlah titik.

"Ada tiga titik yang menjadi pengamanan yakni Bawaslu Sumut, KPU dan Hotel JW Marriott," pungkas Dadang.

Baca Juga: Rekapitulasi Diskors, KPU Sumut Sisakan 3 Kabupaten Kota