Awetan Satwa Perdagangan Ilegal Dimusnahkan, Harimau Mendominasi

Edukasi terus diberikan tekan angka perdagangan

Medan, IDN Times – Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumut melakukan pemusnahan barang bukti kasus perdagangan satwa ilegal. Mulai dari awetan (offset) hingga beberapa bagian tubuh satwa dilindungi hasil perdagangan ilegal.

Pemusnahan itu dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) 2023. HKAN diperingati pada 10 Agustus setiap tahunnya.

“Kita tidak akan berhenti menyuarakan konservasi bagian dari kehidupan kita. Konservasi menyokong kehidupan kita bermasyarakat dan bernegara. Kita tahu, dalam hal nasional dan strategis kita banyak diserang isu konservasi. Baik Biodiversity dan deforestasi,” kata Rudianto dalam  

1. Harimau jadi barang bukti paling mendominasi

Awetan Satwa Perdagangan Ilegal Dimusnahkan, Harimau MendominasiBBKSDA Sumut memusnahkan barang bukti awetan satwa hasil perdagangan ilegal dan penyerahan masyarakat, Kamis (10/8/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Barang bukti yang dimusnahkan berasal dari perkara yang sudah incracht atau berkekuatan hukum tetap di pengadilan. Selain itu mereka juga memusnahkan barang bukti hasil serah terima dari masyarakat.

Barang bukti yang dimusnahkan antara lain; dua lembar kulit harimau utuh, 1 awetan harimau hasil penyerahan dari Ditkrimsus Polda Sumut, 1 awetan burung Rangkong, lima awetan tanduk rusa, lima awetan penyu sisik

Kemudian 44 lembar kulit harimau berbagai ukuran, sejumlah kuku harimau, 317 lembar kulit ular gendang (python brongersmai), 224 lembar kulit sanca batik, dan 1 Bungkus Kulit Harimau Potongan Kecil.

Kata Rudianto, barang bukti yang dimusnahkan berasal dari perkara mulai dari 2015, 2016, 2021 dan 2022. “Yang paling dominan adalah, secara kuantiti adalah harimau,” kata Rudianto.

 

2. Penindakan kejahatan kehutanan terus digeber

Awetan Satwa Perdagangan Ilegal Dimusnahkan, Harimau MendominasiBBKSDA Sumut memusnahkan barang bukti awetan satwa hasil perdagangan ilegal dan penyerahan masyarakat, Kamis (10/8/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Bagi Rudianto, pihaknya terus melakukan upaya penindakan. Menekan angka tindak pidana kehutanan.

Mereka juga terus melakukan upaya pencegahan dengan melakukan sosialisasi ke masyarakat hingga tingkat sekolah. Upaya ini pun, kata dia dilakukan dengan berkolaborasi lintas sektor. Khsusunya dengan para pegiat lingkungan.

“Kita tidak akan berhenti berjuang untuk daya dukung lingkungan yang sehat. Untuk manusia dan satwanya juga.

3. Angka konflik harimau dengan manusia masih naik turun

Awetan Satwa Perdagangan Ilegal Dimusnahkan, Harimau MendominasiBBKSDA Sumut memusnahkan barang bukti awetan satwa hasil perdagangan ilegal dan penyerahan masyarakat, Kamis (10/8/2023). (IDN Times/Prayugo Utomo)

Harimau masih menjadi satwa yang paling terancam eksistensinya. Perdagangan ilegal, kehilangan habitat karena deforestasi, perburuan, konflik dengan manusia masih menjadi ancaman serius bagi predator puncak ini.

Data dari BBKSDA Sumut menunjukkan, angka konflik antara harimau dengan manusia masih fluktuatif. Sepanjang 2023 mereka mencatat, ada lima konflik yang terjadi di Sumatra Utara. Sementara, sepanjang 2022, ada 20 konflik terjadi.

Rudianto berharap bisa terus menekan angka ini. Masyarakat harus bisa berbagi ruang dengan harimau sebagai satwa terancam punah.

“Berdasarkan series waktu, sebenarnya kasus ini juga sama. Pada 2018, tinggi. Pada 2019, 2020 konflik turun. Pada 2021 naik, 2022 puncaknya sampai 59 konflik. Saya khawatir ini terjadi lagi. Turun lagi, turun lagi, baru naik Kembali,” pungkasnya.

Baca Juga: Selain dari Jepang, PSMS Medan juga akan Datangkan Pemain Brasil

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya