Aksi Soal Kriminalitas di Medan, Mahasiswa Bentrok dengan Polisi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Medan, IDN Times – Kericuhan pecah di depan Mapolrestabes Medan, Senin (25/3/2024). Kericuhan ini adalah buntut aksi saling dorong antara polisi dan kelompok mahasiswa yang tergabung di dalam Cipayung Plus.
Massa aksi Cipayung plus berunjuk rasa menyuarakan berbagai macam persoalan kriminalitas yang terjadi di Kota Medan. Termasuk keluhan soal tempat hiburan malam yang buka di bulan Ramadan.
1. Massa hendak bertemu dengan Kapolrestabes Medan
Massa mulanya berorasi di depan gerbang masuk Mapolrestabes Medan. Mereka meminta Kapolrestabes Medan Kombes Teddy Jhon Sahala Marbun menjawab aspirasi massa.
Namun Teddy tidak datang. Sehingga massa membakar ban bekas di tengah jalan.
Massa kemudian memaksa masuk ke dalam Mapolrestabes Medan. Aksi saling dorong tidak terelakkan.
2. Dua orang sempat ditangkap polisi
Di tengah aksi saling dorong, polisi menangkap dua orang mahasiswa. Mereka dibawa masuk ke dalam kantor polisi.
Namun selang beberapa saat, massa dikembalikan ke luar. Selanjutnya karena massa terus berorasi, Teddy mendatangi massa aksi, lalu mereka berdialog mendengarkan aspirasi massa.
"(Tadi) Mereka menyampaikan aspirasi, salah satunya, soal banyaknya hiburan malam buka di bulan Ramadan, curanmor, asrama subuh dan lainnya," ujar Teddy usai menemui massa aksi.
Kata Teddy bentrokan yang terjadi diduga kesalahpahaman. Namun persoalan tersebut telah diselesaikan. "Ya mungkin tadi ada sedikit ini (bentrok). Sudah kita selesaikan, ya mungkin ada kesilapan dari anggota mau pun mahasiswa," tutupnya.
3. Massa sebut polisi yang memancing keributan
Sementara itu Kordinator Aksi Andreas Silalahi, mengatakan tujuan massa berunjuk rasa untuk mengkritisi pihak kepolisian dalam mengatasi persoalan kriminal di Medan.
"Hari ini kita menuntut Kamtibmas di kota Medan curanmor, tempat hiburan malam yang jadi sarang narkoba masih marak terus kinerja kepolisian yang tidak becus," ujar Andreas saat diwawancarai wartawan.
Kata dia penyebab kericuhan lantaran ada oknum polisi yang memancing mereka. "Kita ingin berdialog langsung dengan pihak kepolisan Polrestabes Medan, namun di bulan puasa ini ada yang gak makan, gak minum di pancing emosi, cuaca panas juga," kata Andreas
Andreas juga mengultimatum bila ke depan kriminalitas semakin merajalela, mereka akan kembali melakukan aksi. "Kita lihat bagaimana kinerja Polrestabes, kalau tidak kita akan turun lagi," tutupnya.
Baca Juga: Sorbatua Ditangkap, Masyarakat Adat Ancam Nginap di Polda Sumut