Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan 

Habiskan Rp500 juta untuk biaya operasi tahap akhir

Medan, IDN Times - Ratu Talisha, atau akrab disapa Ratu Entok, berhasil melakukan tindakan operasi mengganti organ vital dari laki-laki ke perempuan di Medan, pada 30 Mei lalu. 

Ia disebut-sebut satu-satunya transgender yang berhasil melakukan operasi di Indonesia, tepatnya di Medan. Operasi yang dilakukannya, ditangani oleh dokter spesialis bedah plastik, Dr. Andy Tan, SpBP-RE di salah RS swasta di Medan.

Kepada IDN Times, ia bercerita menjadi transgender di Indonesia, khususnya di Kota Medan bukan hal yang mudah. Perjalanan panjang dilaluinya, hingga bertekad mengganti identitasnya.

"Ratu Entok kok bisa di titik ini sekarang, aku rasa ini 'kun fayakun' dari Allah. Kalau dulu diingat-ingat ya, cari Rp2 juta aja susah banget. Tapi sekarang dimudahkan," ceritanya kepada IDN Times, saat ditemui di rumah detox Ratu Entok, Kecamatan Medan Marelan, Selasa (6/7/2021).

1. Semenjak menjalani hidup jadi transgender, ia terbiasa dengan hidup tunggal dan berjuang sendiri

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan IDN Times/Masdalena Napitupulu

Ia bercerita, semenjak menjalani hidup jadi transgender, ia terbiasa dengan hidup tunggal dan berjuang sendiri. Pada 2005, dirinya dibawa untuk merantau ke Medan. Untuk pertama kali menginjak kaki di Medan, ia berprofesi menjadi sales marketing furniture, yang di mana gajinya berdasarkan barang yang laku dijual.

"Seperti trans ini, hidupnya tunggal, perjuangan pribadi. Dulu pertama kali menginjak Medan ini, aku jadi sales marketing furniture, dulu dapat duit kalau ada yang laku dijual, jadi pas closing baru ketahuan dapat berapa. Dulu itu paling banyak Rp45 ribu udah syukur. Bahkan, aku jadi pekerja seks kalau di hari Sabtu dan Minggu," ceritanya. 

"Aku punya sahabat namanya Sarah. Pas momen gak punya duit, mamanya buatkan makan untuk berdua. Tapi ada momen, dulu waktu mau kerja tapi gak punya duit buat makan. Jadi gak pergi kerja. Kemudian, pertama kali ngekos Rp300 ribu, di kos-kosan seadanya," tuturnya seraya tertawa.

Baca Juga: Dilaporkan ke Polisi, Ratu Entok: Yang Saya Sampaikan itu Suara Hati

2. Berawal menjadi sales marketing, ia pun dapat tawaran dari para pelanggannya untuk mengisi acara pernikahan

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan IDN Times/Masdalena Napitupulu

Ia bercerita, berawal menjadi sales marketing, ia pun dapat tawaran dari para pelanggannya untuk mengisi acara di pernikahan, ya, ia melakoni pekerjaan baru sebagai penyanyi. 

"Nah, berawal dari sana, jadi sales dapat undangan jadi penyanyi di acara pesta nikahan. Dari sana, hidup udah lumayan. Dulu sekali ngaji Rp25 ribu-Rp100 ribu, mau makan apa. Jadi itulah pintar-pintar cari duit," kenangnya.

Kemudian, sambungnya, beberapa tahun lalu, ia mencoba peruntungan jualan secara online. "Aku coba-coba untuk menyambung hidup dari sana. Kebetulan saat itu juga aku adopsi anak, aku ambil dari hari dia pertama lahir. Jadi aku berjuang melanjutkan hidup karena dia," kata Ratu Entok.

3. "Hidup menjadi transgender sudah biasa dengan penolakan"

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan Dok.pribadi/IDN Times

Ia bilang, hidup menjadi transgender sudah biasa dengan penolakan. Ia sudah terpisah dari keluarga sejak remaja. Namun, penolakan itu dijadikannya sebagai semangat untuk berjuang.

"Dulu aku gak diterima keluarga, orangtua. Kalau seperti saya ini (trans) hidupnya memang sendiri. Pasti jika menjadi transeksual, keluarga menolak. Keluarga malu, apalagi abang-abangku. "Ya malu lah, namanya gak punya duit". Tapi sekarang aku buktikan, ketika aku sudah bisa menjadi sekarang, semua mengakui. Semua menerima," katanya. 

Bahkan, katanya, orang yang dulunya menghujat dirinya berdatangan kembali. "Sekarang aku buktikan, aku bawa mama dan bapakku ke rumah. Aku rawat mereka di masa tuanya. Hingga saat ini orang yang menghujat saya dulu berdatangan kembali mengenal," tuturnya.

4. Sejak kecil ia sudah merasa dirinya adalah perempuan

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan Dok.pribadi/IDN Times

Ia bercerita, sejak kecil ia sudah merasa dirinya adalah perempuan. Ia lebih nyaman berteman di lingkungan perempuan. Kemudian, saat beranjak remaja, ia memberanikan diri berekpresi feminin.

"Aku merasa, roh ku sejak kecil itu bahwa aku perempuan. Aku lebih nyaman berteman dengan lingkungan perempuan. Dulu waktu sekolah, ada yang suka perempuan tapi aku gak suka. Tapi aku lebih nyaman bermanja sama laki-laki," katanya.

"Dulu itu kan gak ngerti apa-apa. Mau cari informasi gak tau apa-apa, jadi lihat laki-laki, ya senang aja. Fisik ku juga tidak memaksa. Dari dulu aku di sekolah jadi anak yang menghindari kantor BP. Sewaktu ada kelas berenang, aku gak nyaman cuma pakai celana aja ketika berenang," cerita perempuan kelahiran 1984 ini. 

"Aku berani pakai baju perempuan itu setelah hijrah ke Sibolga, aku coba-coba beli baju dalaman perempuan dan rasanya pertama kali pakai baju perempuan itu "aku cantik sekali," tambahnya.

5. Menjadi transeksual adalah pilihan

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan Dok.pribadi/IDN Times

Menjadi transeksual adalah pilihannya. Keinginan itu diutarakannya pada Dr. Andy Tan, SpBP-RE. Namun, menjadi transeksual bukan hal mudah. Prosesnya panjang. Ada beberapa tes yang harus dijalani.

"Enam tahun lalu, aku sudah melakukan operasi tahap pertama, membuang organ vital laki-laki. Beberapa waktu lalu aku mengutarakan keinginanku ke dokter Andi, dan dia menyiapkan untuk melakukan operasi," ucapnya.

Sebelum melakukan operasi, Ratu Entok mendapat dukungan dari suami dan anaknya.

"Anak ku tahu aku bukan mama yang melahirkan dia. Anakku tahu aku seorang transeksual. Dia yang meminta aku untuk menjadi perempuan," ucapnya.

6. Pada Mei lalu, tahap penyempurnaan dilakukan. Untuk biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp500 juta

Pengakuan Ratu Entok, Transgender Pertama yang Operasi di Medan Dok.pribadi/IDN Times

Kemudian, pada Mei lalu tahap penyempurnaan dilakukan. Untuk biaya yang dihabiskan kurang lebih Rp500 juta. 

"Jadi transeksual itu gak mudah, tes psikologis, tes kejiwaan dan tahapannya sangat banyak. Aku hanya ingin bisa salat pakai mukenah dan menjadi seorang ibu untuk anakku. Itu aja motivasiku menjadi transeksual," katanya.

Saat ini, Ratu Entok aktif di sosial media. Ia membuka bisnis usaha rumah kecantikan. Lewat sosial media, ia kini mendapat omzet puluhan juta per bulan.

Baca Juga: Medan dan Sibolga Masuk Perketatan PPKM Mikro, Mal Tutup Jam 5 Sore

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya