KPU Sumut: Suara Milenial Penting untuk Demokrasi Sehat

Jumlah pemilih muda di Indonesia mencapai 70-80 juta jiwa

Medan, IDN Times - Indonesia akan melaksanakan pemilu serentak pada April mendatang. Pemilu kali ini akan menjadi sejarah pemilu di Indonesia.

Dalam kesempatan ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumatera Utara mengajak kaum milenial untuk meningkatkan partisipasi pada pemilu nantinya.

Hal ini diungkapkan Yulhasi saat menjadi pembicara pada diskusi publik bertema "Memaksimalkan Partisipasi Generasi Milenial pada Pemilu 2019" yang diselenggarakan Perum LKBN Antara Biro Sumatera Utara, Selasa (29/1).

Bagaimana milenial berdiskusi? Simak yuk!

Baca Juga: Jokowi Sebut Gerindra Usung Caleg Eks Napi Korupsi, Ternyata PDIP Juga

1. Milenial menjadi target sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih

KPU Sumut: Suara Milenial Penting untuk Demokrasi SehatIDN Times/ Masdalena Napitupulu

Ketua KPU Sumut, Yulhasni mengatakan untuk pemilih muda yang berusia 17-30 tahun nantinya diperkirakan mencapai 35-40 persen. Tentu saja angka tersebut sangat berpengaruh dalam menentukan hasil pemilu.

"Data KPU jumlah pemilih muda mencapai 70-80 juta jiwa dari 193 juta pemilih yang nantinya berpengaruh besar menentukan siapa pemimpin," ujarnya.

Yulhasni menyampaikan bahwa para milenial adalah hal penting untuk menjadi target sosialisasi dalam upaya meningkatkan partisipasi pemilih.

Lanjutnya, hal tersebut melihat dari kebiasaan anak muda yang aktif di berbagai media sosial.

2. Kontribusi pemuda dalam pemilu nantinya sangat dibutuhkan untuk demokrasi sehat

KPU Sumut: Suara Milenial Penting untuk Demokrasi SehatIDN Times/ Masdalena Napitupulu

Kata Yulhasni, kontribusi pemuda dalam pemilu nantinya sangat dibutuhkan untuk demokrasi sehat.

"Faktanya meskipun cukup besar kontribusi pemuda dalam pesta demokrasi ini, mereka sangat acuh dalam urusan politik," ujarnya.

Apa yang menjadi penyebabnya?

Sebab, banyak anak muda yang cenderung memandang politik dengan stigma buruk dan kecewa dengan oknum-oknum politik yang melakukan penyelewengan.

Belum lagi, lanjutnya, banyak calon pemilih yang tidak mengenal calon serta proses pemilu yang dianggap membingungkan.

"Nah, banyak anak muda yang terdogma bahwa politik cenderung berstigma buruk. Banyaknya berita di media yang menyebutkan kasus penyelewengan wewenang oleh oknum-oknum politik apalagi Sumatera Utara," tuturnya.

3. Semua pihak ikut serta dalam memberikan pemahaman untuk pemilu

KPU Sumut: Suara Milenial Penting untuk Demokrasi SehatIDN Times/ Masdalena Napitupulu

Yulhasni berharap agar semua pihak ikut serta dalam memberikan pemahaman untuk pemilu April mendatang. 

Hal untuk mendukung itu juga dilakukan KPU diantaranya merekrut relawan demokrasi untuk melakukan sosialisasi kepada pemilih pemula dan pemilih muda.

Kepala Perum LKBN ANTARA Biro Sumut, Riza Mulyadi mengatakan dengan membuat diskusi seperti ini adalah upaya untuk menyukseskan pemilu 2019.

Pengamat Politik Sumut, Fernanda Putra Adela menyampaikan contoh bahwa di Amerika Serikat generasi milenial memiliki peran penting sebagai penentu untuk kedudukan seseorang menjadi presiden. 

Melihat hal tersebut, bahwa generasi milenial di Indonesia menginginkan perubahan kebijakan, maka dia harus berperan dalam pesta demokrasi walaupun hanya sebagai pemilih.

"Ruang diskusi ini adalah salah satu satu sarana pendidikan politik bagi masyarakat termasuk milenial," ujarnya.

Baca Juga: Coret OSO dari Calon DPD, Komisioner KPU Diperiksa Polisi

Topik:

  • Arifin Al Alamudi

Berita Terkini Lainnya