Kisah Orangtua Utang hingga Jual Tanah untuk Sembuhkan Penyakit Ismail

Ismail derita penyakit langka 

Medan, IDN Times – Suasana ruangan IGD Rumah Sakit Umum Haji Medan pada Minggu (18/6/2023) siang tampak ramai. Sejumlah orang berlalu lalang, keluar dan masuk ruang IGD untuk menjumpai dokter dan staf medis. Sekitar tujuh orang tampak berbaring lemah dan sedang mendapatkan perawatan intensif. Satu di antaranya adalah balita bernama Ismail, usia 2 tahun 6 bulan, yang berasal dari Stabat, Kabupaten Langkat.

Ismail sedang ditangani di tempat tidur yang berada di sisi kanan IGD. Seorang perawat terlihat sedang memasangkan infus ke pembuluh darahnya. Suaranya merintih kesakitan karena jarum infus belum tepat mengenai pembuluh darah. Perawat menghentikan kegiatan dan akan mengulang memasang infus nantinya.

Sejak lahir pada 27 November 2020, Ismail terus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit. Nanda Aprilia (28 tahun), Ibu Ismail, bercerita, saat lahir berat badan Ismail hanya 1 kg 8 ons dengan tinggi 48 cm, sehingga Ismail harus dirawat intensif di inkubator. Padahal, lanjut Nanda, Ismail yang lahir lahir dengan cara operasi caesar, mempunyai usia kandungan yang cukup, yakni 9 bulan.

“Waktu dalam kandungan selama hamil memang udah sakit-sakitan, tapi saat lahir dokter mengatakan tidak ada kelainan. Hanya berat badannya yang turun atau tidak memadai. Sehingga dipilih untuk melahirkan caesar. Padahal saya nekat ingin normal,” ucap Nanda yang bersuamikan Suyatno, seorang pria yang bekerja mengikat sapu lidi di Stabat, dengan upah Rp20 ribu hingga Rp40 ribu dalam sehari.

Saat lahir, Nanda bercerita, kondisi Ismail sempat menguning kemudian membiru dan sesak napas. Selama dua bulan pertumbuhannya cenderung lambat. Nanda yang merasa cemas kemudian berkonsultasi dengan dokter, bagaimana cara agar berat badan anaknya bisa naik. Dokter menyarankan Nanda untuk memberi susu formula kepada anaknya. Meski harga susu itu cukup mahal bagi Nanda, yaitu Rp250 ribu satu kaleng, mereka berusaha membelinya.

“Tapi setelah minum susu, BAB (buang air besar-red) Ismail jadi berdarah. Saya berhentikan susunya. Kata dokter BAB berdarah karena disentri. Waktu itu usia Ismail dua bulan,” kata Nanda.

Setelah diberi obat oleh dokter, pencernaan Ismail mulai membaik. Lalu Nanda kembali memberikan susu tersebut kepada anaknya. “Tapi mencret lagi sampai seminggu, kelihatan matanya cekung dan berat badan sudah mulai turun,” ujar Nanda.

Karena kondisinya makin menurun, Nanda membawa Ismail ke rumah sakit di Langkat. Ismail dirawat selama 10 hari dan sempat menerima transfusi darah. Kondisinya mulai membaik. Tapi tidak berlangsung lama. Ismail harus tetap bolak balik rumah sakit karena kondisi kesehatannya naik turun. Nanda pun telah berutang ke sana-sini hingga menjual setapak tanahnya demi memenuhi kebutuhan perawatan anaknya.

1. Ismail didiagnosa menderita penyakit yang langka, yaitu colitis esophagitis kronik atau jamur perut dan luka usus

Kisah Orangtua Utang hingga Jual Tanah untuk Sembuhkan Penyakit IsmailTim Dinkes Sumut dan Forwakes Medan saat mendatangi Ismail (Dok. Istimewa)

Pada saat Ismail berusia satu tahun, dokter merujuknya ke Rumah Sakit Murni Teguh di Medan. Dari sini dia didiagnosa menderita penyakit yang langka, yaitu colitis esophagitis kronik atau jamur perut dan luka usus. Penyakit ini membuat peradangan usus besar hingga mengakibatkan luka dilambung. Nanda menjelaskan bahwa karena penyakitnya ini, saat makan, Ismail sering muntah dan mencret dengan BAB berwarna hitam dan berdarah.

Penyakit yang dialami Ismail selama dua tahun ini, membuatnya sering mengeluh sakit kepala dan sesak nafas. Ismail juga kerap diberikan antibiotik untuk mencegah mencretnya.

Usai berobat di RS Murni Teguh, Ismail kembali dirujuk ke RSUP H Adam Malik Medan selama 4 bulan dan dinyatakan tidak bisa diobati dan harus ke Jakarta. Saat itu adalah momen yang berat bagi Nanda karena ayah Ismail, Suyatno, juga baru didiagnosa menderita tumor jinak dan harus dioperasi.

Baca Juga: Kisah Ismail, Balita yang Alami Bocor Usus dan Jantung karena Jamur 

2. Ismail pernah mendapatkan penanganan di RS Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta

Kisah Orangtua Utang hingga Jual Tanah untuk Sembuhkan Penyakit IsmailIsmail bersama kedua orangtuanya saat berada di Rumah Sakit Umum Haji Medan (IDN Times/Indah Permata Sari)

Usai Suyatno dioperasi, suami isteri ini kembali mengupayakan pengobatan untuk kesembuhan buah hatinya. Pada 9 Desember 2022, dengan bantuan keluarga, tetangga, sejumlah orang yang bersimpati dan pemerintah setempat, Nanda dan Suyatno membawa Ismail untuk mendapatkan penanganan di RS Rumah Sakit Cipto Mangunkusomo (RSCM) Jakarta. Ismail dirawat selama satu bulan. Nanda sudah menghabiskan dana sekitar Rp40 jutaan, untuk biaya pemeriksaan, makan, tempat tinggal dan kebutuhan Ismail.

Pada bulan Januari 2023, dana menipis dan Nanda kembali membawa Ismail ke Medan. Dokter menyarankan agar Ismail kembali dibawa berobat pada bulan Maret 2023. Selain itu, ia juga harus diberi susu yang khusus dan dijaga pola makannya. Namun, keterbatasan ekonomi yang melingkupi keluarganya membuat hingga kini, Ismail tidak dapat kembali ke RSCM untuk pengobatan intensif.

Nanda mengaku, rumahnya sudah digadaikan ke keluarga, namun ia bersyukur masih diperbolehkan tetap tinggal di sana. Ia dan Ismail juga sempat menumpang di rumah keluarga di Medan, agar tidak terlalu jauh jika ingin membawa Ismail berobat.

3. Saat ini Nanda dan Suyatno memilih membawa Ismail berobat di RSU Haji Medan

Kisah Orangtua Utang hingga Jual Tanah untuk Sembuhkan Penyakit IsmailTim Dinkes Sumut dan Forwakes Medan saat mendatangi Ismail (Dok. Istimewa)

Saat ini Nanda dan Suyatno memilih membawa Ismail berobat di RSU Haji Medan, berdasarkan rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Sumut. Nanda mengatakan bahwa, tim dokter di RSU Haji Medan berjanji akan melakukan tindakan penanganan kepada Ismail terkait ususnya yang luka. Sehingga, tidak perlu lagi untuk pergi ke Jakarta.

Nanda mengakui sempat putus asa dengan kondisi anaknya dan memilih untuk merawat anaknya di rumah saja. Namun, wajah Ismail yang selalu ceria menyemangatinya, untuk memberikan yang terbaik bagi anaknya, bagaimanapun keadaannya.

Baca Juga: Cerita Wahyu Si Polisi Sayur yang Bantu Kesejahteraan Petani

Topik:

  • Doni Hermawan

Berita Terkini Lainnya